Perundingan Plastik Global Tersandera Bahan Bakar Fosil

Penulis : Gilang Helindro

Sampah

Rabu, 01 Mei 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Greenpeace Afrika mengungkapkan kekecewaan atas hasil sesi keempat Komite Negosiasi Antar Pemerintah (INC4) untuk Perjanjian Plastik Global. Hellen Kahaso Dena, Project Lead Proyek Plastik Pan-Afrika di Greenpeace Afrika mengatakan, ada kemungkinan besar bahwa tidak ada perjanjian plastik yang kuat karena perundingan Ottawa menyerah pada kepentingan industri bahan bakar fosil dan petrokimia.

Hellen mengatakan, tandanya adalah kurangnya konsensus mengenai penyertaan pengurangan produksi plastik meskipun terdapat dukungan kuat dari berbagai negara anggota, kelompok masyarakat sipil, ilmuwan, dan masyarakat adat. Ini merupakan tanda yang jelas bahwa negara-negara siap untuk menyaksikan bencana yang terjadi di depan mata mereka. 

“Taruhannya sangat besar, tanpa pengurangan produksi, masyarakat di Afrika akan terus terkena dampak buruk polusi plastik terhadap kesehatan, mata pencaharian, dan lingkungan. Perjanjian pengelolaan sampah tidak akan mengatasi krisis plastik yang tak terkendali,” kata Hellen, dikutip Selasa, 30 April 2024.

Graham Forbes, Kepala Delegasi Greenpeace untuk negosiasi Perjanjian Plastik Global dan Pemimpin Kampanye Plastik Global di Greenpeace AS mengatakan, negara-negara anggota membuang waktu dan kesempatan dalam perundingan. “Kami melihat beberapa kemajuan, dibantu oleh upaya berkelanjutan dari negara-negara seperti Rwanda, Peru, dan negara-negara penandatangan deklarasi di Busan dalam mendorong pengurangan produksi plastik,” kata Graham.

Ilustrasi - Pertemuan Intergovernmental Negotiating Committee (INC) keempat di Ottawa, Kanada. Foto: webtv.un.org

Graham menyebut, perundingan yang dibuat adalah hasil yang mengabaikan pengurangan produksi plastik, sehingga semakin menjauhkan kita dari mencapai perjanjian yang disyaratkan oleh ilmu pengetahuan dan tuntutan keadilan. 

Masyarakat dirugikan oleh produksi plastik setiap hari, kata Graham, namun negara-negara lebih mendengarkan para pelobi petrokimia dibandingkan ilmuwan kesehatan. Setiap anak-anak dapat melihat bahwa kita tidak dapat menyelesaikan krisis plastik kecuali kita berhenti memproduksi begitu banyak plastik. 

Graham menekankan bahwa seluruh dunia sedang menyaksikan, khususnya negara yang tergabung dalam Koalisi, bahwa jika tidak mengambil tindakan saat ini dan INC5 di Busan, maka perjanjian yang kemungkinan besar akan mereka peroleh adalah perjanjian yang bisa saja dibuat oleh ExxonMobil dan pembantunya.

“Kita sedang menuju bencana dan seiring berjalannya waktu kita memerlukan Perjanjian Plastik Global yang mengurangi produksi plastik dan mengakhiri penggunaan plastik sekali pakai. Tidak ada waktu yang terbuang untuk melakukan pendekatan yang tidak akan menyelesaikan masalah,” kata Graham.