Provinsi Riau Darurat Karhutla Hingga November 2024

Penulis : Gilang Helindro

Karhutla

Rabu, 27 Maret 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Provinsi Riau 2024. Penetapan status siaga darurat Karhutla Riau terhitung dari 13 Maret hingga 30 November 2024.

Penetapan status siaga darurat Karhutla Riau tersebut setelah dua daerah, yakni Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis, mendapat penetapan status yang sama melalui Surat Keputusan Gubernur tertanggal 13 Maret 2024.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal menyebut, penetapan dua daerah dalam status siaga Karhutla jadi syarat penetapan siaga darurat Karhutla tingkat provinsi.

Edy mengatakan berdasarkan SK tersebut, status siaga darurat Karhutla Riau ditetapkan selama 263 hari. “Dengan penetapan status ini maka penanganan dan penanggulangan bencana kebakaran di Riau bisa lebih maksimal. Sebab saat ini wilayah pesisir Riau sudah dilanda musim panas," kata Edy, dikutip Senin, 25 Maret 2024.

Satgas pemadaman Karhutla di Riau. Foto: Istimewa/mediacenter.riau.go.id

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi lonjakan jumlah titik panas di Provinsi Riau menjadi 124 titik. Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi lokasi terbanyak yakni 58 titik panas, berdasarkan data yang diperbarui, Minggu sore, 24 Maret 2024. 

Jumlah titik panas lainnya terdapat di Kota Dumai sebanyak 36 titik, Kabupaten Bengkalis 13 titik, Pelalawan 8 titik, Indragiri Hilir 4 titik, Siak 3 titik, dan masing-masing satu di Rokan Hilir dan Kuantan Singingi.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti, Muhlisin mengatakan, Karhutla di Kabupaten Kepulauan Meranti semakin meluas karena menjangkau lahan vegetasi semak belukar di sejumlah desa di Pulau Rangsang yang luasnya mencapai 40 hektare lebih.

“Karhutla yang terjadi di Pulau Rangsang ada lima titik yakni di Desa Telesung, Penyagun, Sungai Gayung Kiri, Renak Dungun dan perbatasan di Mantiasa,” kata Muhlisin.

Muhlisin mengaku belum bisa memastikan berapa luas kebakaran secara keseluruhan namun untuk dua titik yaitu di Desa Telesung dan Penyagun diperkirakan mencapai 40 hektare. "Luas karhutla yang mencapai 40 hektare pada dua titik ini menunjukkan bahwa situasinya cukup serius dan membutuhkan penanganan yang cepat dan efektif," ungkap Muhlisin.

Menurut Muhlisin, api yang menyala dari Karhutla yang membakar semak belukar juga tampak pada malam hari. Kondisi ini, kata Muhlisin, perlu penanganan segera untuk memadamkan api, karena saat ini sedang dalam cuaca panas ekstrem. 

“Kini masuk musim panas, kami tetap memantau lahan selama 24 jam pasca-terbakar, meskipun yang terbakar itu vegetasi semak belukar. Kami tak ingin tragedi kabut asap parah beberapa tahun silam kembali terulang," ungkap Muhlisin.