Menanam Pohon di Tempat Salah Malah Memanaskan Bumi, Kenapa?

Penulis : Kennial Laia

Perubahan Iklim

Minggu, 07 April 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Menanam pohon di tempat yang salah justru dapat berkontribusi terhadap pemanasan global, kata para ilmuwan dalam studi terbaru yang diterbitkan pada Selasa, 2 April 2024. Namun mereka juga mengeluarkan peta baru yang mengidentifikasi lokasi terbaik untuk menumbuhkan kembali hutan dan mendinginkan planet ini.

Pepohonan menyerap karbon dioksida dan memulihkan area hutan yang terdegradasi. Karena itu lah menanam bibit pohon atau pohon muda untuk meningkatkan tutupan hutan adalah salah satu cara untuk melawan perubahan iklim.

Namun dalam beberapa kasus, lebih banyak pohon berarti lebih sedikit sinar matahari yang dipantulkan kembali dari permukaan bumi dan lebih banyak panas yang diserap oleh planet ini, menurut penelitian yang terbit di jurnal Nature Communications tersebut. 

“Ada beberapa tempat di mana penanaman pohon kembali menyebabkan dampak negatif terhadap iklim,” Susan Cook-Patton, ilmuwan senior restorasi hutan di The Nature Conservancy serta salah satu penulis studi tersebut, Selasa, 2 April 2024. 

Penanaman bibit mangrove di area pesisir seperti Pulau Pari, Indonesia, bermanfaat untuk memperlambat erosi akibat kenaikan permukaan air laut. Dok Phys.org

Cook-Patton mengatakan, para ilmuwan telah memahami bahwa memulihkan tutupan pohon menyebabkan perubahan albedo—jumlah radiasi matahari yang dipantulkan kembali dari permukaan planet—tetapi mereka tidak memiliki alat untuk menjelaskannya. 

Dengan menggunakan peta baru, para peneliti untuk pertama kalinya dapat mempertimbangkan efek pendinginan dari pepohonan dan pemanasan yang disebabkan oleh penurunan albedo.

Mereka menemukan bahwa proyek yang tidak memasukkan albedo ke dalam perhitungan akan melebih-lebihkan manfaat iklim dari penambahan pohon sebesar 20% hingga 80%.

Namun peta tersebut juga menyediakan alat untuk membantu pembuat kebijakan mengidentifikasi tempat terbaik untuk menyalurkan sumber daya yang langka untuk memaksimalkan dampak iklim, kata Cook-Patton. 

“Masih banyak tempat yang cocok untuk memulihkan tutupan pohon demi mengatasi perubahan iklim. Kami hanya mencoba membantu masyarakat menemukan tempat tersebut,” katanya.

Lokasi terbaik adalah lingkungan tropis 

Mengapa menanam pohon di wilayah tropis lebih penting? Karena Albedo.

Albedo tertinggi terdapat di wilayah beku di dunia, dan salju serta es bersih seperti cermin dengan tingkat albedo tinggi memantulkan hingga 90% energi matahari. Tempat ini merupakan salah satu agen pendingin utama di bumi, bersama dengan daratan dan lautan yang menyerap panas berlebih dan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Di sisi lain banyak negara telah berjanji untuk menanam miliaran pohon sebagai benteng melawan pemanasan global. Namun tidak semua upaya memberikan dampak yang sama bagi planet ini, menurut studi tersebut.

Riset tersebut menemukan bahwa lingkungan tropis yang lembap seperti Amazon dan Cekungan Kongo memiliki simpanan karbon yang tinggi dan perubahan albedo yang rendah, sehingga menjadikannya lokasi yang ideal untuk memulihkan tutupan hutan.

Hal sebaliknya terjadi di padang rumput dan sabana beriklim sedang, kata Cook-Patton.

Di lokasi-lokasi dengan karakteristik seperti ini, proyek di lokasi terbaik pun mungkin hanya menghasilkan pendinginan 20% lebih sedikit dari perkiraan jika perubahan pada albedo diperhitungkan, katanya.

Namun Cook-Patton menekankan bahwa restorasi hutan memberikan manfaat yang tidak dapat disangkal bagi manusia dan planet ini, seperti mendukung ekosistem dan menyediakan udara dan air bersih.

“Kami benar-benar tidak ingin riset kami menjadi kritik terhadap gerakan ini secara besar-besaran,” katanya.

“(Tetapi) kita tidak bisa menanam pohon di mana-mana. Kita tidak punya cukup uang, waktu, sumber daya, manusia, atau bibit. Jadi ini benar-benar tentang memaksimalkan investasi terbatas dan mendapatkan keuntungan iklim terbesar per hektare investasi,” ujar Cook-Patton.