Selama Mudik Lebaran, Udara Jabodetabek Tetap Kotor

Penulis : Gilang Helindro

Polusi

Senin, 15 April 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Kualitas udara di Jabodetabek saat Lebaran, terhitung dari 10-14 April 2024 menurut pantauan platform IQAir berada pada kategori sedang dengan indeks kualitas udara rata-rata 97 sampai 99. Bahkan, pada Kamis (11/4), Jakarta bersama Medan juga menjadi kota di Indonesia yang masuk ke dalam daftar 25 udara terburuk di dunia, menduduki peringkat 23 dan 16,  dengan indeks kualitas udara 80 (moderate), dan 102 (tidak sehat bagi kelompok sensitif).

Padahal, menurut Jasa Marga, ada 1,3 juta pemudik Lebaran meninggalkan Jabodetabek via tol.

Menurut IQAir, polutan utama di Jabodetabel iyu berasal dari konsentrasi PM 2.5, yang merupakan salah satu polutan berbahaya, dengan konsentrasi di angka 35 mikrogram per meter kubik (µg/m³). 

PM 2.5 merupakan partikel halus dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan 2.5 µm. Pajanan partikel PM 2.5 yang terlalu lama dan intens dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), rhinitis, asma, penyakit kulit, dan berbagai gangguan pernapasan lainnya. Adapun konsentrasi PM 2.5 di Jakarta terpantau berada tujuh kali lipat di atas ambang batas aman yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Peta kualitas udara di Jabodetabek lebaran hari kedua melalui AQAir Earth, per pukul 12.00 WIB Kamis, 11 April 2024. Foto: Tangkapan layar/AQair.com

Mengutip dari Epa.gov, jika dilihat dengan mata telanjang, PM 2.5 terlihat gelap dan kabur. Partikel ini bisa dilihat jelas jika memakai mikroskop elektron. PM 2.5 sendiri terbentuk dan terdiri dari ratusan bahan kimia berbeda.

PM 2.5 dibentuk di atmosfer karena reaksi bahan kimia seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Polutan ini terbentuk dari pembuangan pembangkit listrik, industri, dan mobil. PM juga dipancarkan langsung dari ladang, cerobong asap, dan pembuatan jalan memakai aspal. 

Data IQAir menyebut, polusi udara menyebabkan 8.100 kematian di Jakarta selama 2023 dan membawa kerugian sekitar US$2,1 miliar di Jakarta selama periode yang sama. Nilai tersebut setara dengan Rp 32,09 triliun rupiah (US$1= Rp 15.280).

Dengan kualitas udara yang masuk dalam kategori sedang, kelompok sensitif diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan memakai masker ketika berada di luar ruangan. Tutup jendela untuk menghindari udara yang kotor juga disarankan. 

Sedangkan menurut pantauan beberapa stasiun yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dapat diakses melalui laman Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan kualitas udara sebagian besar wilayah Jabodetabek berada di kategori sedang. 

ISPU merupakan angka yang tidak memiliki satuan khusus yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kualitas udara di suatu lokasi tertentu, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan ekosistem lainnya. 

Ada lima kategori dalam ISPU yaitu baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Menurut ISPU, wilayah dengan kualitas udara berada di kategori tidak sehat meliputi Depok Pancoran Mas, Bantar Gebang, Bekasi Kayuringin, dan Kabupaten Karawang Wetan. Diharapkan masyarakat di wilayah ini lebih berhati-hati dan diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama yang termasuk ke dalam kelompok rentan atau sensitif.