Kanada Mengakui Ekspor Sampah Plastik Ilegal ke Indonesia

Penulis : Gilang Helindro

Sampah

Selasa, 23 April 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID - Steven Guilbeault, Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, menyatakan saat ini Pemerintah Kanada sedang menangani problem sampah plastik yang diekspor secara ilegal ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Steven juga menyatakan akan merespon surat protes sampah impor yang disampaikan Aeshnina Azzahra Aqilani, Koordinator River Warrior Indonesia (Riverin), kepada Perdana Menteri Kanada pada 2020 lalu.

"Atas nama Perdana Menteri saya akan menjawab surat Anda,” ujar Steven kepada Aeshnina, Minggu, 21 April 2024, di sela-sela pawai untuk mengakhiri Era Plastik, di Ottawa.

Aeshnina mengungkapkan dirinya memang masih menunggu balasan surat protes yang dikirim kepada Perdana Menteri Kanada agar Kanada berhenti mengirim sampah plastik ke negara berkembang, khususnya Indonesia. “Hingga kini di Indonesia masih banyak dijumpai sampah plastik dari Kanada yang ditemukan sebagai bahan bakar,” kata Aeshnina.

Aeshnina menambahkan, warga cemas akan dampak polusi akibat daur ulang sampah plastik dari Kanada yang dilakukan di pabrik-pabrik daur ulang kertas dan plastik di Gresik. "Daur ulang sampah plastik bukan solusi," ujar Aeshnina. Ia menambahkan, pihaknya masih menemukan industri daur ulang membuang limbah cair mencemari sungai-sungai yang menjadi bahan baku air minum dan mikroplastiknya mencemari rantai makanan.

Momen Aeshnina bertemu Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada, Minggu, 21 April 2024. Foto: Istimewa.

Sepanjang 2023, kata Aeshnina, Riverin masih menemukan:

  1. Timbunan sampah impor di desa-desa Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Malang (Jawa Timur) dan timbulan besar di dalam pabrik kertas PT Indah Kiat di Kragilan Serang, Banten. Timbunan ini berpotensi mencemari air bawah tanah dan mencemari udara dengan mikroplastik dan pencemaran dioksin.
  2. Aktivitas pembakaran sampah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu dan batu gamping.
  3. Buangan mikroplastik tinggi dari industri-industri kertas daur ulang di Jawa Timur, di mana lebih dari 11 industri kertas daur ulang berbahan baku sampah impor membuang limbah cair ke Sungai Brantas yang menjadi bahan baku air minum, irigasi sawah, dan tambak ikan.
  4. Kontaminasi mikroplastik pada air, sedimen, biota/seafood.

Steven mengatakan Pemerintah Kanada mengakui masih ada ekspor sampah plastik ilegal ke Indonesia dan Pemerintah Kanada sedang berupaya melakukan pembenahan. “Atas nama Perdana Menteri, surat Aeshnina akan segera saya balas,” ujar Steven.