LIPUTAN KHUSUS:

GeNose UGM Masuki Tahap Uji Akademik, Siap Produksi Desember


Penulis : Betahita.id

Genose deteksi cepat gejala Covid-19 hanya dengan embusan nafas. tengah memasuki tahap uji diagnostik sebelum diproduksi pada akhir tahun.

Covid-19

Selasa, 03 November 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Alat tes Covis-19 yang dikembangkan UGM, GeNose, C19 atau Gadjah Mada Electronic Nose memasuki tahap uji diagnostik sebelum diproduksi pada akhir tahun.

“Kita ingin nantinya harganya bisa lebih murah mungkin agar niat sosialnya untuk bantu (penanggulangan) Covid ini bisa sampai,” kata Profesor Kuwat Triyana kepada wartawan usai penandatanganan nota kesepahaman kerja sama uji diagnostik GeNose C19 antara UGM dengan RS Sardjito, Senin (26/10) di ruang Diklat RS Sardjito.

Baca juga: GeNose, Alat Tes Covid-19 UGM Diklaim Akurasi Uji 97 Persen

GeNose adalah inovasi untuk deteksi cepat gejala Covid-19 hanya dengan embusan nafas yang dikembangkan oleh Kuwat Triyana dan timnya, demikian dikabarkan laman UGM.

Ia menyampaikan alat ini sudah mendapatkan izin dari Kemenkes untuk segera menjalani uji diagnostik di 9 rumah sakit mitra, salah satunya adalah RSUP Dr. Sardjito. Desain uji diagnostik berupa cross sectional dan triple blinded. 

GeNose UGM alat yang bisa mendeteksi penderita positif Covid-19 dari hembusan nafas . (ugm.ac.id)

Rekrutmen subjeknya adalah multicenter consecutive sampling hingga tercapai jumlah sampel berimbang antara kelompok positif dan negatif Covid-19. Pada tahap awal penerapan GeNose C19 akan difungsikan sebagai alat screening Covid-19. Sambil dievaluasi akurasi, sensitivitas dan spesifisitasnya maka diharapkan dapat ditingkatkan menjadi alat diagnostik Covid-19 yang disetarakan dengan swab/PCR.

Anggota tim peneliti lainnya, dr. Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan dalam uji diagnostik ini setiap pasien akan diambil sampel nafas dan sampel swab nasofaring secara bersamaan. Ia menargetkan 1.500 sampel yang diuji selama tiga minggu di mana 10 persen dari sampel tersebut benar-benar merupakan pasien yang positif Covid-19.

“Kita tidak tahu sampel pasien yang diambil ini positif atau negatif supaya tidak terjadi penyimpangan pada penelitian uji diagnostik,” katanya.

Ia menambahkan pada akhir tahun alat ini sudah bisa dipasarkan secara komersial, di mana sudah proses pengujian, scaling up, pengembangan inovasi lanjutan dilanjutkan. “Saya kira ini hasil kerja sama gotong royong dan multidisiplin antar ilmuwan," katanya.

Rektor UGM Panut Mulyono menyampaikan apresiasi atas peran dan kontribusi RSUP Dr. Sardjito dalam pelaksanaan uji diagnostik GeNose C19. “Kami sangat berharap seluruh pihak mendukung pengembangan produk inovasi GeNose C19 ini agar dapat segera dimanfaatkan untuk mitigasi dan percepatan penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi Indonesia,” katanya.

GeNose C19 ini diharapkan dapat memutus penyebaran Covid-19 dengan keunggulan biaya per uji lebih murah, hasil tes lebih cepat diketahui sehingga keputusan tindakan isolasi lebih cepat. Alat yang berbasis elektronik ini mudah diproduksi secara massal karena menggunakan analisis data Artificial Intelligence (AI) secara paralel dan masif, dan spesifitas dan Sensitivitas yang tinggi.