Tahu Isi ala Tropodo: Ada yang Mengandung Sampah Plastik Impor
Penulis : Gilang Helindro
Sampah
Kamis, 13 Juni 2024
Editor : Yosep Suprayogi
BETAHITA.ID - Aktivis lingkungan Ecoton mengadakan aksi teaterikal "Sampahmu Menenggelamkan Kami" di depan kantor Konjen Australia dan Jepang, Kota Surabaya. Aksi teaterikal ini untuk mendorong pemerintah Australia dan Jepang menghentikan pengiriman sampah plastik ke Indonesia yang telah memperburuk lingkungan Jawa Timur.
Alaika Rahmatullah, koordinator aksi menyebut, aksi menampilkan adegan yang menggambarkan dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat. Dalam kefiatan ini, mereka melakukan gowes sampai di depan kantor Konsulat Jenderal Australia yang dilanjutkan sampai di depan kantor Konsulat Jenderal Jepang, dengan membawa sampel sampah plastik impor dan manekin yang ditenggelamkan ke dalam tumpukan sampah.
Alaika bilang, setiap bulan ribuan ton sampah plastik dari Australia dan Jepang masuk ke Indonesia. Sampah ini tidak dikelola dengan baik sehingga menyebabkan pencemaran yang serius dan membahayakan kesehatan.
“Aksi teatrikal ini adalah gambaran bahwasanya manusia telah terpapar plastik dan tenggelam dalam racun plastik yang membawa dampak buruk bagi kehidupan,” ungkap Alaika, dikutip Selasa, 11 Juni 2024.
Alaika menjelaskan, Indonesia mengimpor 22.333 ton sampah plastik dari Australia antara 2023-2024, naik 27,9 persen dari tahun sebelumnya 16.100 ton (UN Comtrade, 2024). Jumlah sampah plastik yang diimpor dari Australia berfluktuasi, dan pengiriman telah dilakukan sejak 1988. Laporan Basel Action Network 2024 menyebutkan bahwa Australia telah mengirimkan sampah plastik ke Indonesia per bulan sekitar 1600 ton atau setara dengan 10 kontainer pengiriman TEU perhari.
Sementara itu, Indonesia mengimpor sampah dari Jepang rata-rata 1500 ton per bulannya (UN Comtrade, 2024). Data statistik mengungkap Jepang telah mengirimkan 12.460 ton pada tahun 2023, jumlah ini mengalami peningkatan 14,37 persen setara 10.670 ton sampah plastik pada tahun 2022. Impor sampah plastik dari Jepang dan Australia berkontribusi besar terhadap pencemaran lingkungan di Jawa Timur.
Sampah plastik yang diimpor dari Australia dan Jepang terutama jenis etilen (HDPE dan LDPE) termasuk PET telah menjadi ancaman serius bagi lingkungan Jawa Timur.
“Peningkatan jumlah impor sampah plastik dari kedua negara ini telah mengakibatkan pencemaran yang signifikan di beberapa daerah, termasuk di kecamatan Pagak, Malang, desa Gedangrowo, Sidoarjo, desa Bangun, dan desa Tanjangrono, Mojokerto,” ungkap Alaika.
Dalam penelitian Ecoton 2024 terungkap plastik daur ulang jenis high density polyethylene (HDPE) di Jawa Timur mengandung 346 bahan kimia berbahaya. Di antara bahan-bahan kimia berbahaya ditemukan 30 bahan kimia berbahaya dengan konsentrasi tinggi pada masing-masing sampel.
Rafika Aprilianti, Peneliti Ecoton mengatakan senyawa beracun yang terdapat dalam plastik memiliki potensi untuk mengganggu sistem endokrin pada organisme, baik manusia maupun hewan. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi hormonal normal, perkembangan reproduksi, serta peningkatan risiko terkena penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, obesitas, dan kondisi kesehatan lainnya.
Rafika menegaskan industri daur ulang di Jawa Timur masih jauh dari mencapai kapasitas optimalnya. Terbukti bahwa daur ulang melepas emisi karbon yang sangat besar karena plastik terbuat dari minyak bumi dan mengandung bahan aditif kimia yang sangat toksik dapat meracuni ekosistem di Indonesia.
Investigasi Ecoton terhadap sampah impor ini ternyata berakhir di pabrik pembuatan tahu, pembuatan krupuk, dan usus. Penelitian di akhir tahun 2023, air, udara, tahu di daerah Tropodo yang menggunakan scrap plastik impor dalam proses pembuatannya positif terkontaminasi mikroplastik sebanyak 56 partikel/5 gram.
Sampah impor yang dibakar dapat melepas racun dioksin yang sangat berbahaya bagi manusia, ditambah lagi pembakaran plastik dapat melepas mikroplastik. Penelitian Ecoton 2023 mengungkap udara di beberapa tempat di Jawa Timur terpapar mikroplastik, di tempat umum sebanyak 14,04 partikel/2 jam, insinerator 10,5 partikel/2jam, industri 225,33 partikel/2 jam, tungku terbuka 12,5 partikel/2 jam, pembakaran terbuka 30 partikel/2 jam.
Selain itu, terdapat kerusakan ekosistem sungai akibat mikroplastik yang salah satu kontributornya dari industri kertas sebagai celah masuknya sampah impor di Indonesia. Penelitian tim Ekspedisi Sungai Nusantara 2022 mengungkap provinsi Jawa Timur sebagai provinsi nomor satu yang menyumbang kontaminasi mikroplastik di Sungai Brantas sebanyak 636 partikel/100 liter.
“Catatan kami di DAS Brantas terdapat 2566 pohon plastik dan timbunan sampah liar sebanyak 2475 ketika melakukan susur sungai Brantas sepanjang 2022, kemudian di tahun 2024 sampah sachet telah banyak menyumbang polusi plastik di sungai terbanyak yaitu sebesar 65 persen kontaminasi, belum lagi masalah sampah impor yang kami temukan juga banyak sachetnya,” ungkap Alaika.
Dalam sebuah lanskap yang sudah kritis akibat pengiriman sampah yang kian masif, Indonesia hanya mengizinkan impor barang bekas yang telah disortir dengan baik tidak boleh melebihi total 2 persen dari total volume. Setiap kontainer harus diperiksa sebelum dikirim, namun pengawasan saat ini mulai kendor.
Prigi Arisandi, pendiri Ecoton menyatakan meskipun Indonesia sudah mulai bisa mengendalikan impornya, jaringan global perdagangan barang bekas yang tidak jelas ini masih menjadi permainan kucing-kucingan yang terus berubah.
“Ketika suatu negara memasang penghalang, negara-negara yang memiliki bahan untuk dibuang sering kali mencari tempat lain untuk mengirimkannya,” ungkap Prigi.
Indonesia harus segera memperketat regulasi impor sampah plastik dan meningkatkan kapasitas pengolahan sampah dalam negeri.
Para aktivis berharap aksi di Konjen Jepan dan Australia ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong pemerintah untuk mengambil langkah konkret dalam mengatasi masalah sampah plastik. Para aktivis juga berencana untuk menuliskan surat yang dikirimkan ke kedutaan lain untuk mendesak:
- Negara-negara yang terlibat dalam pengiriman sampah plastik harus mengkonfirmasi kembali komitmennya untuk menangani dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah sampah impor di Jawa Timur
- Pemerintah harus melarang pengiriman sampah plastik HS 391530 karena itu adalah plastik PVC yang tidak dapat didaur ulang dan dapat mengeluarkan dioksin saat dipanaskan dan dibakar.
- Negara-negara yang terlibat dalam pengiriman sampah plastik harus melakukan pembersihan sampahnya di dumpsite atau lokasi tempat sampah impor tersebut dibuang.
- Australia dan Jepang harus berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia dalam menyediakan mesin pembakar kayu kepada pemilik pabrik tahu di Tropodo
- Australia dan Jepang harus memimpin sebagai negara maju yang bertanggung jawab dalam mengelola sampahnya dan menghentikan kolonisasi polusi plastik di negara-negara berkembang
- Australia dan Jepang harus menghentikan pengiriman sampah plastik untuk didaur ulang, karena daur ulang plastik tidak dilakukan dengan aman dan membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya.