Dua Orangutan Diselamatkan dari Perkebunan Sawit di Seruyan

Penulis : Redaksi Betahita

Satwa

Rabu, 30 Januari 2019

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id – Konflik orangutan dan perusahaan perkebunan sawit di Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali muncul. Kali ini terjadi di PT Salonok Ladang Mas (SLM) Union Sampoerna Triputra Persada (USTP), Desa Sembuluh Kecamatan Danau Sembuluh Kahupaten Seruyan. Rabu, 23 Januari 2019, dua individu orangutan liar, induk beserta anaknya, diselamatkan dari areal perkebunan.

Baca Juga: 14 Orangutan Mati Tak Wajar, Tak Satupun Bisa Dibongkar KLHK

Rescue dua individu orangutan tersebut dibenarkan oleh Agung Widodo, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng). Agung Widodo mengatakan, Wildlife Rescue terhadap induk dan anak orangutan tersebut dilakukan oleh tim SKW II BKSDA Kalteng bersama tim rescue Orangutan Foundation International (OFI) atas dasar adanya laporan dari salah seorang karyawan PT Salonok Ladang Mas.

“Rescue ini berawal dari laporan karyawan perusahaan. Jadi pada 23 Januari 2019 kemarin, sekitar pukul 07.00 WIB, salah satu anggota Wildlife Rescue Unit BKSDA Kalteng mendapatkan laporan dari salah seorang karyawan PT. Salonok Ladang Mas. Yakni atas nama Bapak Arga, terkait adanya gangguan orangutan di wilayah PT. Salonok Ladang Mas,” ujar Agung Widodo, Selasa (29/1/2019)

Tim Rescue SKW II BKSDA Kalteng bersama Tim Rescue OFI melakukan penyelamatan dua orangutan liar yang masuk dalam areal perkebunan sawit di Kabupaten Seruyan./Foto: BKSDA SKW II Pangkalan Bun

Dikhawatirkan menimbulkan konflik antarsatwa dan manusia, pihaknya memutuskan mengirim tim rescue untuk melakukan penyelamatan terhadap kedua orangutan tersebut. Tak ada kendala berarti yang ditemui tim di lapangan. Aksi penyelamatan induk dan anak orangutan tersebut dilakukan tak lama setelah tim tiba di lokasi. Kedua orangutan dilumpuhkan dengan menggunakan obat bius khusus, sebelum akhirnya diamankan oleh tim BKSDA dan tim OFI.

“Sekitar pukul 15.00 WIB, kedua orangutan tersebut sudah berhasil kita rescue. Keduanya merupakan orangutan betina. Salah satu yang besar, bobotnya sekitar 39 kilogram (Kg) dan umurnya diperkirakan 25 tahun. Kemudian yang satu lagi bobotnya sekitar 4 Kg dan umurnya diperkirakan baru 3 tahun. Diduga kedua orangutan itu adalah induk dan anak.”

Agung Widodo menguraikan, dari hasil pemeriksaan, terdapat luka di bagian pelipis mata sang induk. Seperti bekas sayatan benda tajam. Namun luka tersebut dipastikan merupakan luka lama. Alias bukan luka yang didapat saat penyelamatan dilakukan. Sementara untuk orangutan yang lebih kecil, sang anak, dalam kondisi sehat.

“Saat ini kedua orangutan tersebut berada di OCCQ (Orangutan Care Centre and Quarantine) OFI. Untuk sementara kita titipkan di sana untuk proses penyembuhan luka dan karantina hingga kedua orangutan tersebut dinyatakan siap untuk dilepasliarkan.”

Raden Ariyo Wicaksono

Tim Rescue SKW II BKSDA Kalteng dan Tim Rescue OFI, melakukan penyelamatan dua orangutan liar di salah satu areal perkebunan milik perusahaan swasta, Rabu (23/1/2019) lalu./Foto: BKSDA Kalteng, SKW II Pangkalan Bun.

BKSDA Tak Miliki Anggaran Rescue di Areal Perkebunan Perusahaan

Mengenai adanya informasi yang betahita.id terima, tentang adanya permintaan dana yang BKSDA sampaikan kepada pihak perusahaan, terkait penyelamatan dua orangutan tersebut, Agung Widodo menjelaskan, permintaan dana tersebut sifatnya formalitas saja dan bukanlah suatu paksaan.

“Itu tidak ada paksaan. Dikasih bantuan ya syukur, tidak diberi pun tidak apa-apa. Sampai saat inipun tidak ada dana dari perusahaan yang kita terima.”

Agung Widodo menjelaskan, pihaknya hanya ingin mengajak pihak perusahaan untuk ikut berkontribusi dan membantu BKSDA dalam upaya perlindungan satwa dilindungi, khususnya orangutan yang berada di areal perusahaan. Seluruh pihak termasuk perusahaan perkebunan sawit, juga memiliki kewajiban untuk melakukan perlindungan terhadap orangutan dan satwa lain yang dilindungi.

“Karena kalau boleh jujur, kita di BKSDA tidak memiliki dana untuk rescue orangutan yang berada di areal perusahaan. Memang tidak ada anggarannya. Karena memang kita tidak boleh menganggarkan dana untuk rescue orangutan di areal perusahaan. Kan perusahaan perkebunan sawit itu adalah lembaga yang orientasinya profit. Masa negara mengeluarkan dana untuk perusahaan profit. Sedangkan untuk melakukan rescue itu kan kita butuh biaya untuk BBM dan lain-lain.”