Hubungan WWF Indonesia-KLHK Putus, Nasib Badak Pahu Bagaimana?

Penulis : Redaksi Betahita

Biodiversitas

Rabu, 29 Januari 2020

Editor : Redaksi Betahita

Betahita.id - Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghentikan kerja sama dengan Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia bisa berdampak pada sejumlah program pelestarian satwa liar langka. Salah satunya adalah penyelamatan badak Sumatera di Kalimantan Timur.

Pada 2018, satwa terancam punah itu tertangkap di Hutan Kelian, Kabupaten Kutai Barat. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensisyang dinamakan Pahu itu kemudian dimasukkan ke karantina dan hingga kini dalam proses monitoring intensif. Dalam proyek ini, WWF Indonesia merupakan pendukung utama KLHK dalam hal pembiayaan operasi dan perawatan dengan dukungan staf profesional.

"Dampak teknis dari pemutusan kerja sama ini adalah proyek-proyek kita terhenti, termasuk badak Sumatera di Kalimantan Timur. Hal ini dengan sedih dan terpaksa kita tinggalkan," kata Ketua Badan Pembina Yayasan WWF Indonesia Kuntoro Mangkusubroto dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020.

Baca Juga: 3 Bulan Dikarantina, Badak Sumatera Dilepaskan di Suaka Kelian Kaltim

Badak Sumatera bernama Pahu saat tertangkap di Hutan Kelian, Kutai Barat, Kalimantan Timur. WWF Indonesia/Ridho Hafizh Zainur Ridha

"Selain keberhasilan bersama menangkap badak Pahu, ada juga badak Najaq yang tertangkap pada 2016 tapi mati karena infeksi. Dan sampai sekarang bisa teridentifikasi empat ekor badak Sumatera di Kalimantan Timur. Ini juga terhenti," tambah Kuntoro.

Sebelumnya Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyetop seluruh bentuk kerja sama dengan WWF Indonesia. Keputusan itu tertuang di dalam surat keterangan menteri nomor SK.32/Menlhk/Setjen/KUM.1/1/2020 yang diterbitkan pada 10 Januari 2020. Hal itu disayangkan oleh WWF Indonesia yang telah berkiprah di Indonesia sejak 1962.

Dalam kesempatan yang sama pelaksana CEO dan Direktur Konservasi CEO Lukas Adhyakso mengatakan pihaknya akan terus mendukung Pemerintah Indonesia bila diperlukan. Selain itu, WWF Indonesia juga akan berupaya untuk terus terlibat dalam penyelamatan Pahu walau secara tidak langsung. Lembaga itu tidak menginginkan upaya konservasi badak Pahu terhenti.

Baca Juga: Penghujung 2019, 4 Badak Lahir di Taman Nasional Ujung Kulon

"Saat ini ada satu individu (Pahu) dalam sanctuary yang kami support. Bagaimana kalau tiba-tiba kami pergi?" kata Lukas.  “Kami akan terus dukung, expertise kami di situ," katanya.

Sebelumnya Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno mengatakan pihaknya terbuka bila WWF Indonesia ingin membuat moratorium kerja sama dengan direktoratnya. Dirjen KSDAE merupakan direktorat yang menaungi seluruh kerja konservasi di KLHK, termasuk badak Jawa dan Sumatera.

"Bisa saja mereka (WWF Indonesia) membuat perjanjian kerja sama yang baru. Kita terbuka," kata Wiratno kepada Betahita, Jumat, 24 Januari 2020, tanpa merinci lebih lanjut.