KLHK Bantu Kebun Binatang Bertahan di Masa Corona

Penulis : Betahita.id

Biodiversitas

Senin, 18 Mei 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Wiratno, menyatakan pemerintah akan membantu kebun binatang agar bertahan di masa pandemi corona ini.

Bantuan itu akan diberikan pemerintah karena seluruh kebun binatang itu tutup dan kehilangan penghasilan akibat adanya wabah Corona. “Untuk kebun binatang terutama yang anggota PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) akan dibantu pakan dan obat-obatan untuk satwanya,” ujar Wiratno saat menyambangi Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, Sabtu, 16 Mei 2020.

Wiratno menuturkan, saat ini di Indonesia terdapat 81 lembaga konservasi, kebun binatang, dan taman satwa. Kebun binatang itu ada yang dikelola oleh lembaga privat, dan ada pula yang dikelola badan usaha milik daerah atau BUMD.

Sejak wabah virus corona yang mulai dirasakan Maret lalu, menurut Kementerian LHK ketersediaan pangan di beberapa kebun binatang masih relatif aman. Misalnya Kebun Binatang Ragunan di Jakarta dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogya. Kemudian pada Minggu 17 Mei 2020 Kementerian LHK akan mengecek Kebun Binatang Jurug Solo.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberi makan jerapah di Kebun Binatang Ragunan pada Ahad, 12 April 2020. Dalam kesempatan tersebut, Anies diminta memberikan nama untuk seekor anak jerapah yang baru lahir. Ia pun memberi nama Julang pada anak jerapah itu. Instagram/Anies Baswedan

“Kami masih terus berkeliling, memeriksa seluruh kebun binatang yang ada di Indonesia ,” ujarnya.

Wiratno menuturkan pemantauan di kebun binatang secara langsung, untuk mengetahui bagaimana cara kebun binatang bertahan serta mengecek perubahan perilaku satwa ketika tidak ada kunjungan. Sebab ada kebun binatang yang benar benar mengandalkan pemasukannya dari pengunjung. Salah satunya Gembira Loka.

Wiratno menambahkan yang menjadi tantangan berat kebun binatang bertahan di masa pandemi ini, adalah bila memiliki banyak satwa jenis karnivora atau pemakan daging. Kebutuhan hariannya dinilai sangat besar.  

“Kami sedang upayakan untuk kebun binatang juga mendapat relaksasi pajak, seperti yang diberlakukan pemerintah untuk beberapa sektor usaha,” ujarnya.

Kementerian LHK menyatakan pemerintah turut bertanggungjawab kepada kelangsungan kebun binatang yang ada. Karena sebagian satwa-satwa yang dilindungi pemerintah dirawat di kebun binatang itu.

Tak hanya kebun binatang anggota PKBSI yang dibantu. Wiratno mengatakan lembaga yang bukan anggota PKBSI, namun berperan penting dalam konservasi satwa juga akan dibantu pemerintah. Seperti di Nias, Sumatera Utara.

Direktur Utama Kebun Binatang Gembira Loka Yogya, KMT A. Tirtodiprojo alias Joko memastikan kebun binatang yang sudah berusia 60 tahun lebih itu, saat ini masih mempunyai cadangan pakan cukup untuk satwanya hingga Agustus 2020 mendatang.

“Walaupun sejak Maret kami tutup karena wabah virus corona dan tak ada pemasukan, namun pakan satwa saat ini masih aman dan kami juga tetap memberikan gaji kepada karyawan,” ujarnya.

Joko mengatakan Gembira Loka sebelum adanya wabah ini, sudah ditempa dengan sejumlah masa sulit. Seperti saat terjadinya wabah flu burung pada 2003, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM), gempa bumi besar tahun 2006, erupsi maupun banjir lahar dingin Gunung Merapi medio 2010 silam.

“Dari pengalaman lalu itu, kami semakin hati-hati dalam membuat cadangan pakan satwa,” ujarnya.

Selain itu, di masa pandemi ini, Joko bersyukur walau belum membuka donasi bantuan untuk memenuhi kebutuhan pakan, banyak pihak sukarela memberikan bantuan.

Joko mengungkapkan pengeluaran rutin Gembira Loka selama satu bulan termasuk untuk pakan biasanya sebesar Rp1,5 miliar. Sebanyak Rp 400 juta di antaranya khusus untuk pakan satwa.

TEMPO.CO | TERAS.ID