Peneliti: Setiap 6 Detik, Hutan Dunia Hilang Seluas Lapangan Bola

Penulis : Kennial Laia

Hutan

Selasa, 02 Juni 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Luas tutupan hutan primer yang hilang secara global meningkat pada 2019. Studi berbasis analisis satelit menunjukkan, hutan hujan tropis yang berkurang setara satu kali lapangan sepakbola per enam detik.

Tahun lalu, hampir 12 juta hektare hutan tropis hilang, termasuk 4 juta hektare hutan primer tropis yang penting bagi penyimpanan karbon dan rumah bagi beragam biodiversitas, menurut data dari University of Maryland melalui Global Forest Watch, Selasa, 2 Juni 2020.

Hilangnya tutupan hutan hujan tropis pada 2019 merupakan ketiga terburuk, selain 2016 dan 2017. Brazil tercatat mengalami kehilangan terbesar, mencapai lebih dari sepertiga dari total hutan hilang di seluruh dunia. Data dari pemerintah setempat menunjukkan bahwa deforestasi akibat agrikultur dan alih fungsi lahan menambah laju deforestasi di Amazon beberapa tahun belakangan.

Sementara itu Bolivia juga menderita kehilangan hutan yang besar, akibat kebakaran hutan yang menghanguskan lebih 80% tutupan pohon dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut World Resources Institute, kebakaran di Bolivia terjadi akibat pembakaran lahan untuk pertanian yang tidak terkendali yang diperburuk oleh angin kuat.

Kebakaran hutan dan lahan menjadi salah satu faktor penyumbang hilangnya tutupan hutan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Foto: Auriga Nusantara.

Selain wilayah tropis, kebakaran di Australia pada akhir 2019 dan awal 2020 meningkatkan hilangnya tutupan hutan secara drastis. Tahun 2019 merupakan kebakaran terburuk bagi negara tersebut, yang kehilangan hutan enam kali lipat dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, Republik Demokratik Kongo mengalami penurunan angka deforestasi. Namun, angka itu tetap tercatat sebagai ketiga tertinggi, akibat aktivitas agrikultur. Pembalakan, penambangan, dan pembukaan lahan untuk perkebunan juga diduga memegang peran.

Sementara itu di Ghana dan Cote d'Ivoire, laju deforestasi turun sebesar 50%. Hal yang sama terjadi di Indonesia, di mana deforestasi berkurang sebesar 5%. Tahun 2019 menandai turunnya laju deforestasi selama tiga tahun berturut-turut.

Pada 2019 kebakaran hutan dan lahan Indonesia meningkat sebesar 262 persen yaitu dari 628.288.84 hektar pada 2018 menjadi 1.649.268 hektar. 

Peneliti senior WRI Frances Seymour mengatakan, level hilangnya hutan secara global tidak dapat diterima dan harus segera ditangani.

"Bila pemerintah menerapkan kebijakan yang baik dan menegakkan hukum, deforestasi akan berkurang," katanya, seperti dikutip The Guardian, Selasa, 2 Juni 2020. "Namun bila pemerintah memberikan relaksasi aturan terhadap pembakaran atau memberi sinyal untuk membuka pemanfataan wilayah adat untuk eksploitasi, maka kehilangan tutupan hutan akan meningkat."

Menurut Seymour, komunitas internasional dapat ikut mengatasi masalah ini dengan mengenalkan insentif ekonomi dan pasar untuk melindungi hutan. Seymour mendesak pemerintah di seluruh dunia untuk melakukan empat langkah: mencegah kebakaran hutan; meningkatkan pemantauan dan penegakan hukum; menyediakan alternatif bagi kelompok miskin agar tidak mengeksploitasi hutan; dan tidak melonggarkan perlindungan hutan demi pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.