Anggaran Tersedot Corona, Penanganan Karhutla Fokus di 7 Provinsi

Penulis : Gilang Helindro

Karhutla

Kamis, 04 Juni 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Pemerintah akan fokus pada tujuh provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2020, kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, Ruandha Agung Sugardiman.

Baca juga: (Ada Corona, Bambang Hero: Pengendalian Karhutla Jangan Kendor)

Menurut Ruandha, pengendalikan kebakaran hutan juga kena dampak penghematan karena sebagain anggaran pemerintah digunakan untuk mengatasi pandemi COVID-19. "Tapi bukan terus kami tidak bekerja, dengan mengupayakan dana yang ada kami optimalkan untuk kegiatan di lapangan yang lebih prioritas," katanya.

"Oleh karena itu kita utamakan tujuh provinsi,” kata Ruandha dalam diskusi daring Pojok Iklim KLHK di Jakarta, Rabu 3 Mei 2020.

Tampak dari ketinggian sejumlah titik lahan terbakar di sekitar perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, 4 September 2019 lalu./Foto: Betahita.id

Tujuh provinsi itu adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Riau menjadi fokus karena memiliki dua puncak musim kemarau dengan kebakaran yang sudah terjadi sejak Januari 2020 dan puncak pertama pada Februari-Maret sudah berhasil dilalui dengan baik.

Luas Karhutla secara keseluruhan per provinsi di Indonesia, periode 1 Januari hingga 28 Februari 2020 tercatat 8.254 hektare, dengan rincian gambut 4.551 hektare dan mineral 3.704 hektare.

Selain itu, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat menjadi fokus karena memiliki lahan gambut dan berpotensi jika terbakar kabut asapnya akan melintas ke negara tetangga.

Untuk Kalimantan Tengah dan Selatan selain lahan gambut, di daerah tersebut memiliki potensi musim kemarau yang sangat kering. Di Kalimantan Timur sendiri selain gambut terdapat juga potensi “self ignitation” (kebakaran spontan) jika suhu panas akibat cadangan batu bara di daerah tersebut.

KLHK sudah melakukan berbagai upaya penanggulangan karhutla di tujuh provinsi tersebut sejak awal 2020, dengan upaya pemadaman di Riau sudah dilakukan sejak 2 Januari 2020 disertai dengan patroli, teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan bom air.

Selain tujuh provinsi menjadi fokus, terdapat enam wilayah lain yang menjadi perhatian untuk waspada karhutla yaitu Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, dan Papua.

Upaya pencegahan karhutla di tengah pandemi COVID-19 tetap dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan, kata Ruandha Agung Sugardiman.

Kemudian, kata Ruandha wilayah lain yang perlu menjadi perhatian adalah Kepulauan Riau, terjadi karhutla mulai 2 Januari 2020 di lokasi berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura serta sempat terpantau asap lokal 10 hari.

Di Sumatera Utara terjadi karhutla mulai 8 Januari 2020 di lokasi berbatasan dengan Malaysia. Juga di Kalimantan Utara, yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Di Sulawesi Tenggara pada terjadi 2019 kebakaran di lahan gambut selama 2 bulan nonstop terutama di daerah Konawe.

Lampung, juga mengalami kebakaran, sering terjadi di perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan terutama Mesuji. Dan terakhir Papua, karhutla terjadi biasanya berlangsung di daerah Mappi, Merauke dan Pulau Yos Sudarso, dengan kendala transportasi yang sulit.