Melacak Perkembangan Vaksin Covid-19 (Bagian Kedua)

Penulis : Kennial Laia

Covid-19

Selasa, 28 Juli 2020

Editor :

BETAHITA.ID -  Pada artikel sebelumnya, vaksin Covid-19 yang dibahas termasuk dalam kategori Praklinis atau ujicoba pada hewan. Artikel nagian kedua dari pelacakan vaksin ini mendaftar vaksin yang berjalan pada Tahap I. Dalam tahap ini, peneliti mengujicobakan vaksin kepada kelompok kecil manusia untuk melihat keamanan dan dosisnya. Tujuan lainnya adalah untuk membuktikan vaksin dapat merangsang respons sistem imun tubuh.

Setidaknya terdapat 11 perusahaan atau lembaga negara yang dilaporkan dalam Tahap I pengembangan vaksin Covid-19, demikian dikutip dari laman New York Times dan sumber lain. 

Baca juga  Melacak Perkembangan Vaksin Covid-19 (Bagian Pertama)

Inovio

Ilustrasi vaksin Covid-19. Foto: Reuters

Pada 30 Juni 2020, perusahaan Amerika ini mengumumkan telah memiliki data Tahap I sementara pada vaksin berbasis DNA. Inovio mengungkap tidak menemukan efek samping yang serius, dan telah mengukur respons imun pada 34 dari 36 sukarelawan. Inovio berencana memulai uji coba Tahap II/III pada musim panas 2020. 

CureVac 

Juni 2020, perusahaan asal Jerman Curevac melunucurkan uji coba Tahap I terhadap vaksin berbasis mRNA. Perusahaan tersebut mengatakan mereka dapat memproduksi ratusan juta dosis vaksin setiap tahun bila berhasil. 

Genexine

Perusahaan asal Korea Selatan, Genexine, memulai uji coba keamanan vaksin berbasis DNA pada Juni 2020. Genexine mengantisipasi untuk maju ke Tahap II pada musim gugur 2020.

Academy of Military Medical Sciences

Juni 2020, peneliti Cina di Academy of Military Medical Sciences, Suzhou Abogen Biosciences, dan Walvax Biotechnology mengumumkan akan memulai uji keamanan pertama dari vaksin mRNA yang disebut ARCoV. Studi awal terhadap monyet menunjukkan vaksin itu memiliki proteksi dari virus corona.

Gamaleya Research Institute

Gamaleya Researh Institute merupakan bagian dari Kementerian Kesehatan Rusia. Mereka meluncurkan uji coba Tahap I pada Juni 2020 dengan vaksin yang disebut Gam-Covid-Vac-Lyo. Vaksin itu dibuat dengan menggabungkan dua adenovirus (Ad5 dan Ad26) yang direkayasa dengan gen virus corona. Pada Juli 2020, Rusia mengumumkan akan memulai produksi vaksin pada akhir tahun ini.

Clover Biopharmaceuticals

Clover Biopharmaceuticals mengembangkan vaksin yang mengandung protein dari virus corona. Untuk menstimulasi kekebalan tubuh, vaksin tersebut ditambahkan dengan adjuvan buatan perusahaan farmasi Inggris GSK dan Dynavax asal Amerika.

Vaxine

Perusahaan asal Australia, Vaxine, meluncurkan uji coba Tahap I pada Juli 2020. Vaksin tersebut merupakan kombinasi dari protein viral dengan adjuvan yang merangsang sel kekebalan tubuh. 

Medicago

Perusahaan asal Kanada, Medicago, mendanai perusahaan rokok Phillip Morris yang menggunakan spesies tanaman tembakau untuk mengembangkan vaksin. Mereka meletakkan gen virus di daun. Sel tanaman tersebut kemudian memproduksi kulit protein yang meniru virus. Pada Juli, Medicago meluncurkan uji coba Tahap I pada vaksin Covid-19 berbasis tanaman dengan kombinasi materiel pembantu dari perusahaan obat-obatatn GSK dan Dynavax. Jika uji coba itu berhasil, Medicago berencana memulai Tahap II/III pada Oktober 2020.

The Univeristy of Queensland 

Vaksin yang dibuat oleh University of Queensland mengirimkan protein viral yang diubah untuk menarik respons kekebalan tubuh yang lebih kuat. Institusi tersebut telah meluncurkan uji coba Tahap I pada Juli dengan menggabungkan protein dengan bahan pembantu dari perusahaan CSL. Bila hasilnya positif, vaksin ini dapat diproduksi dengan dosis jutaan.

Kentucky BioProcessing

Kentucky BioProcessing mengembangkan vaksin untuk virus corona dari tembakau. Perusahaan ini mengembangkan spesies tembakau bernama Nicotiana benthamiana untuk membuat protein viral. Teknik ini sebelumnya dilakukan untuk membuat obat bernama Zmapp untuk Ebola. Perusahaan ini telah mendaftar untuk uji coba Tahap I pada Juli 2020.

Korea Utara

Pada 18 Juli 2020, Komisi Sains dan Teknologi Korea Utara mengumumkan telah memulai uji coba vaksin berdasarkan protein pada ujung virus corona. Namun, hal ini belum dapat dipastikan mengingat kerahasiaan negara tersebut. Lembaga negara itu mengatakan telah memulai uji coba pada hewan, namun tidak menyediakan data dalam pengumuman melalui situs lembaga tersebut.