Studi: Bicara Lebih Pelan Kurangi Penyebaran Virus Corona

Penulis : Betahita.id

Covid-19

Selasa, 15 September 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Bicara lebih tenang dan tidak meledak-ledak bisa membantu mengurangi penyebaran Covid-19 di dalam ruangan berisiko tinggi penularan virus itu, seperti rumah sakit dan restoran. Sekelompok peneliti dari University of California, Davis, AS, menyatakan itu setelah melakukan studi tentang pengaruh volume bicara dalam penularan penyakit ini. 

Dalam studi itu mereka menemukan pengurangan rata-rata 6 desibel saat berbicara punya efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan untuk menerapkan zona tenang di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti ruang tunggu rumah sakit atau fasilitas makan," tulis para peneliti itu. 

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengubah pedomannya pada Juli dengan mengumumkan kemungkinan penularan virus itu lewat udara. Beberapa contoh kasus yang diajukan saat itu adalah ketika latihan kelompok paduan suara atau berada di restoran dengan penyejuk udara.

Tetesan mikroskopis yang keluar saat berbicara menguap dan meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar untuk membawa virus. Dalam studi, peningkatan volume bicara sebesar 35 desibel yang lebih nyaring, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel itu hingga 50 kali.

Sebagai ilustrasi, percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel, sedangkan kebisingan di restoran sekitar 70 desibel. "Tidak semua lingkungan dalam ruangan punya risiko penularan lewat udara yang sama," kata ketua kelompok peneliti itu, William Ristenpart.

Baca juga:
Virus Corona Menular Lewat Udara, Ini 5 Cara Menghadapinya

Dia menambahkan, ruang kelas yang ramai tapi sepi jauh lebih tidak berbahaya daripada tempat karaoke yang sepi. "Pengunjung berjarak tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras," kata mereka.

TEMPO.CO / TERAS.ID 

Ilustrasi penggunaan masker sebagai perlindungan dari penularan virus corona. Foto: istockphoto