Pakar WHO: Hidup Tidak Akan Kembali Normal sampai 2022

Penulis : Betahita.id

Covid-19

Kamis, 17 September 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Vaksin Covid-19, yang diperkirakan mulai bisa digunakan pada Januari 2020, tidak otomatis akan mengembalikan kehidupan di dunia ini menjadi seperti sebelum menyebarnya virus corona. Perlu waktu panjang untuk bisa menghentikan penularan di seluruh dunia, sehingga hidup kembali normal.

Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan kecil kemungkinan dunia akan kembali normal hingga 2022. 


Swaminathan yang juga kepala sains WHO menunjukkan bahwa peluncuran vaksin Covid-19 paling cepat bisa dilakukan selama pertengahan 2021 dan imunisasi tidak akan terjadi dalam semalam. "Mengenakan masker dan jaga jarak sosial juga masih diperlukan untuk sementara waktu," ujar dia, seperti dikutip Fox News, Rabu, 16 September 2020.

Menurutnya, setelah 60-70 persen populasi memiliki kekebalan baru bisi dilihat penurunan dramatis penularan virus ini. "Kami juga tidak tahu berapa lama vaksin ini akan melindungi, itulah tanda tanya besar lainnya: Berapa lama kekebalan bertahan? Dan, mungkin saja Anda membutuhkan penguat," kata dia.

Minggu ini, salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, membuat prediksi serupa. Miliarder itu membantu mendanai banyak upaya vaksin. Berbicara dengan New York Magazine, Gates mengatakan kekebalan masyarakat global tampaknya tidak mungkin kembali normal sampai 2022.

Menurut pemilik Bill & Melinda Gates Foundation itu, distribusi vaksin akan menjadi tantangan selanjutnya jika 80 persen dari semua vaksin disetujui dan mendapatkan semua kapasitas untuk memberantas virus. "Itu memakan waktu hingga 2022," tutur Gates.

Mengembangkan vaksin yang layak biasanya membutuhkan waktu satu dekade, tapi upaya untuk menghasilkan vaksin virus corona baru itu telah dipercepat ke kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. New York Times melaporkan bahwa saat ini terdapat 40 vaksin dalam uji klinis dan sembilan sudah dalam pengujian Fase 3 di seluruh dunia.

Pada Rabu, 16 September 2020, departemen pertahanan dan lembaga federal kesehatan menguraikan rencana untuk vaksin potensial yang meliputi tersedianya secara gratis untuk semua orang Amerika. Menurut Associated Press, lembaga-lembaga sedang melihat perkiraan pada Januari untuk kemungkinan dimulainya kampanye vaksinasi.

Pada Selasa, 15 September 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan kembali keyakinannya bahwa vaksin akan siap sebelum hari pemilihan presiden, pada 3 November 2020. Saat ini, Amerika memiliki kasus virus terbanyak di dunia. Pusat Sumber Daya Coronavirus Johns Hopkins melaporkan 6,6 juta kasus dikonfirmasi dan lebih dari 196.000 kematian.

“Kami akan mendapatkan vaksin dalam beberapa minggu. Bisa empat minggu, bisa delapan minggu. Apakah sebelum pemilihan, bisa jadi, kami akan mulai mengirimkan vaksin segera setelah mendapatkannya," kata Trump.

Namun, pejabat kesehatan presiden sendiri menolak agenda seperti itu, dan pembuat vaksin telah bersumpah untuk menunggu data keamanan dan efektivitasnya. Namun, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci, mengatakan vaksin sebelum pemilu, secara teoritis setidaknya masih mungkin.

FOX NEWS | SOUTH CHINA MORNING POST | NEW YORK TIMES | TEMPO.CO | TERAS.ID

Warga menggunakan masker untuk mencegah penularan Covid-19. (Pixnio.com)