Dua Anak Badak Jawa Lahir di Ujung Kulon

Penulis : Kennial Laia

Satwa

Senin, 21 September 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Dua anak badak jawa lahir di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Kelahiran ini kedua kalinya dalam dua tahun berturut-turut, memberi harapan mengenai keberlangsungan populasi satwa langka tersebut.

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Anggodo mengatakan, badak jawa (Rhinoceros sondaicus) yang lahir itu masing-masing berjenis kelamin jantan dan betina. Usia keduanya diperkirakan 1-2 bulan saat data diambil. Kelahiran diperkirakan terjadi pada periode Maret – Agustus 2020 dari hasil pemantauan menggunakan 93 kamera jebak.

Baca juga: KLHK Bongkar Perdagangan Cula Badak dan Gading Gajah di Solo

“Sehingga jumlah kumulatif badak jawa saat ini mencapai 74 individu yang terdiri atas 40 jantan dan 34 betina, dengan klaster usia 15 usia anak dan 59 usia remaja-dewasa,” kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Anggodo kepada Betahita melalui telepon, Senin, 21 September 2020.

Anak badak jawa (Rhinoceros sondaicus) bersama induknya terlihat dalam video kamera jebak di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Foto: KLHK

Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) merupakan satwa endemik Indonesia yang terancam punah. Satu-satunya habitat saat ini adalah Taman Nasional Ujung Kulon di ujung Pulau Jawa. 

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan dan Kehutanan KLHK Wiratno mengatakan, badak jawa tersebut dinamai Luther dan Helen oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Menurut Wiratno, kelahiran Luther dan Helen juga menunjukkan kondisi habitat yang masih baik. Sebelumnya pada 2019, empat individu juga lahir. 

“Kelahiran ini mempertegas bahwa populasi badak jawa terus mengalami perkembangbiakan alami dengan baik, sehingga terus memberi harapan besar bagi kelangsungan hidup  satwa langka  spesies Bbadak jawa” kata Wiratno, Senin, 21 September 2020.

"Dari aspek ketersediaan pakan maupun ekosistem masih terjaga, sehingga mendukung terjadinya proses alami reproduksi yang baik," tambah Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Indra Exploitasia. 

Menurut Wiratno, saat ini pemantauan lapangan dan perlindungan terus dilakukan di taman nasional walau sedang pandemi. Monitoring dengan video kamera jebak dan kegiatan patroli telah dijadwalkan hingga akhir Desember 2020. 

“Pengambilan data dan observasi habitat terus dilakukan. Pandemi ini tidak menghentikan kegiatan lapangan KLHK khususnya petugas konservasi di TN Ujung Kulon dan taman nasional lainnya di Indonesia ,” ungkap Wiratno.

Anggodo mengatakan, pihaknya masih akan melakukan pengambilan data hingga penghujung Desember 2020. “Data ini kan masih Maret-Agustus. Mudah-mudahan nanti pada data baru, ada lagi kelahiran,” harapnya.

“Dari satu kelahiran ke kelahiran selanjutnya dari badak jawa ini terus menyambung, dan ini memperkuat optimisme serta semangat kita, terutama dalam situasi sangat sulit masa pandemi sekarang ini,” kata Wiratno.

Sebelumnya Menteri Siti mengatakan bahwa pemerintah Indonesia mengalokasikan sekitar Rp 4 triliun untuk rehabilitasi dan konservasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dana tersebut termasuk untuk kegiatan konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon yang merupakan rumah bagi badak jawa.