BKSDA Pindahkan Pesut dari Segati ke Sungai Kampar

Penulis : Betahita.id

Biodiversitas

Senin, 21 September 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Tim Gabungan melakukan evakuasi Pesut atau lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris)  pada Sabtu, 19 Septeber 2020, di Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan untuk dilepaskan ke habitatnya di Sungai Kampar. Satu ekor pesut yang dievakuasi tersebut berjenis kelamin jantan dengan ukuran panjang 2,20 meter dan diperkirakan berusia 30 tahun.

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono, mengatakan bahwa sebelum dievakuasi, Tim Balai Besar KSDA Riau, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) KKP dan JAAN (Jakarta Animal Aid Network), bersama masyarakat melokalisir area dengan cara memasang penghalang berupa jaring pada dua sisi, yaitu di hulu dan hilir sungai berjarak 50 meter.

Baca juga: Peneliti LIPI: Pesut Mahakam Jarang Terlihat Terdesak Tambang

Tim melakukan pengamatan pergerakan satwa liar Pesut di sungai di Desa Tambak sejak Rabu (16/9). Keesokan harinya, pada Kamis (17/9), Pesut berpindah ke Desa Segati. Kedua desa tersebut masih berada di Kecamatan Langgam. Kabupaten Pelalawan. Namun, pada Jumat (18/9) Pesut melewati jaring pembatas dan bergerak ke arah hulu sungai sejauh 3 km.

"Tim kembali melokalisir area untuk memperkecil ruang gerak Pesut agar dapat terpantau dengan lebih baik. Akhirnya, sesuai hasil pengamatan dan observasi, Tim menyatakan kondisi Pesut dalam keadaan stabil dan normal, maka diputuskan dievakuasi keesokan harinya yaitu Sabtu, 19 September 2020,” kaya Suharyono.

Evakuasi didukung oleh masyarakat Desa Segati dan Tambak dengan menggunakan 8 perahu dan 2 jaring. Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar, menjelaskan kronologi proses evakuasi yang dimulai dengan memasang perangkap jaring sampai Pesut akhirnya ditangkap. Selanjutnya pesut dibawa menggunaka perahu motor dari Desa Segati ke Desa Tambak. Setibanya di Desa Tambak, tim memodifikasi alat angkut pada bak mobil sebagai media bak berisi air dengan menggunakan terpal plastik.

Setelah Pesut diberikan perlakuan khusus agar tidak stress dalam pengangkutan, Tim membawa satwa tersebut ke lokasi pelepasliaran via jalan darat di Kelurahan Pelalawan, 30 menit kemudian, didukung oleh pihak Kepolisian Sektor Pelalawan dan masyarakat setempat, Pesut tersebut dipindahkan ke perahu untuk dibawa ke Sungai Kampar. Sekitar 3 menit setelah dilepas, Pesut kembali muncul kepermukaan air yang berjarak sekitar 30 meter di depan perahu, dan akhirnya berenang ke arah hilir Sungai Kampar.

Suharyono mengatakan bahwa proses evakuasi ini memakan waktu sembilan jam agar Pesut tidak stres. “Kami mengharapkan Desa Tambak selalu berkoordinasi dengan Balai BKSDA Riau bila menemui kejadian yang sama, serta bersama-sama menjaga kebersihan sungai dari kegiatan pencemaran lingkungan,” katanya.

Pesut yang dipindahkan dari Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan ke habitatnya di Sungai Kampar, 19 September 2020. (Dok. Humas KLHK)