Airbus Siapkan Pesawat Tanpa Emisi, Terbang 2035

Penulis : Betahita.id

Lingkungan

Selasa, 22 September 2020

Editor :

BETAHITA.ID -  Airbus akan membuat pesawat dengan teknologi nol emisi, yang ditargetkan beroperasi pada 2035. “Konsep-konsep ini akan membantu kami mengeksplorasi dan mematangkan desain dan tata letak pesawat komersial pertama di dunia yang netral terhadap iklim dan tanpa emisi. Kami menargetkan pesawat ini bisa mulai melayani penumpang pada tahun 2035,” tutur CEO Airbus Guillaume Faury dalam keterangan tertulisnya, Senin, 21 September 2020.

Faury mengatakan semua konsep tersebut mengandalkan hidrogen sebagai sumber energi utama. Menurut dia, opsi tersebut merupakan alternatif untuk pesawat dengan bahan bakar penerbangan yang bersih. Ia meyakini hidrogen berpotensi mengurangi dampak penerbangan terhadap iklim secara signifikan.

Baca juga: RI Dapat Rp 1,5 Triliun karena Tekan Emisi Gas Rumah Kaca

Adapun konsep itu terdiri atas tiga desain, yakni desain turbo fan, turbo prop, dan sayap lebur atau blended wing body. Pesawat dengan desain turbo-fan akan mampu menampung 120-200 penumpang dengan jangkauan 2.000+ mil laut.

Ilustrasi Pesawat Terba (wikinedia.org)

Faury mengatakan pesawat ini juga mampu beroperasi melintasi benua. Armadanya akan didukung oleh mesin turbin gas yang telah dimodifikasi dan mendapatkan energi dari pembakaran tenaga hidrogen, bukan bahan bakar jet. Hidrogen cair akan disimpan dan didistribusikan melalui tangki yang terletak di bagian ekor pesawat.

Sedangkan pesawat dengan desain turbo-prop diklaim mampu menampung kapasitas 100 penumpang. Armada terbang ini menggunakan mesin turboprop sebagai pengganti turbofan. Pesawat pun didukung oleh pembakaran hidrogen dalam mesin turbin gas yang telah dimodifikasi dan diyakini mampu melakukan perjalanan lebih dari 1.000 mil laut.

Sementara itu, konsep desain sayap-lebur dapat menampung 100 penumpang. Pesawat ini memiliki sayap yang menyatu dengan badan utama pesawat. Jarak tempuh armada tersebut mirip dengan konsep turbo-fan. Sedangkan badan pesawatnya diklaim lebar sehingga memberikan banyak opsi untuk penyimpanan dan distribusi gas hidrogen serta tata letak kabin.

Menurut Faury, konsep pesawat nol emisi akan terwujud bila memperoleh dukungan dari ekosistem penerbangan. Di samping itu, dia menyebut maskapai bakal membutuhkan dukungan bandara dengan infrastruktur transportasi hidrogen dan pengisian bahan bakar yang signifikan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari.

“Dukungan dari pemerintah akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan ini melalui peningkatan pendanaan untuk penelitian dan teknologi, digitalisasi, dan mekanisme yang mendorong penggunaan bahan bakar berkelanjutan,” ucapnya.

TEMPO.CO | TERAS.ID