Orangutan Sumatera di Jantho Aceh Melahirkan, Eja Namanya

Penulis : Betahita.id

Biodiversitas

Kamis, 01 Oktober 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Edelweiss, individu orangutan sumatera (Pongo abelii) di Pusat Reintroduksi Orangutan, di Cagar Alam Hutan Pinus Jantho, Aceh Besar, melahirkan anak. Hal itu baru dilihat tim monitoring di pusat reintroduksi tersebut saat melakukan pengawasan di jalur pengamatan orangutan sumatera pada 26 Agustus 2020.

Baca juga: Terisolir di Kebun Sawit, Orangutan Sumatera Dievakuasi ke Hutan Aceh

Bayi orangutan tersebut diperkirakan berusia 3-5 bulan dengan jenis kelamin jantan. Ini merupakan bayi orangutan ketiha yang lahir di Jantho sejak Program Reintroduksi Orangutan dimulai pada 2011.

Anak Bayi Orangutan Sumatera tersebut kemudian oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya diberi nama “Eja”, singkatan dari anak Edelweiss yang lahir di Jantho.

Kepala Balai KSDA Aceh, Agus Arianto, menyatakan kelahiran bayi ketiga ini merupakan pertanda bahwa populasi orangutan berjalan dengan baik. Namun harus tetap waspada terhadap adanya ancaman perburuan orangutan dan satwa yang dilindungi lainnya.

"Kelahiran bayi tersebut merupakan kabar gembira bagi dunia konservasi orangutan, khususnya di tengah masa pandemi yang sedang kita hadapi bersama saat ini," katanya, di Banda Aceh, 29 September 2020.

Dari hasil identifikasi diketahui bahwa indukan dari bayi orangutan Sumatera tersebut bernama ‘Edelweiss’, yang merupakan salah satu orangutan pertama yang dilepas di Pusat Reintroduksi Orangutan Jantho pada tahun 2011. 

Selama pemantauan keadaan induk dan bayi dalam kondisi sehat. Kondisi bayi masih digendong oleh induknya dan menyusui, belum terpantau mengkonsumsi buah atau daun.

Penemuan kelahiran ini merupakan yang ketiga kalinya yang berasal dari hasil pelepasliaran di Pusat Reintroduksi Orangutan Jantho. Orangutan Marconi (induk) melahirkan “Masen” (bayi jantan) dan Orangutan Mongki (induk) melahirkan ”Mameh” (bayi betina), pada tahun 2017. 

Dengan lahirnya bayi orangutan Sumatera ketiga ini menunjukkan bahwa Cagar Alam Hutan Pinus Jantho merupakan habitat yang sesuai untuk mendukung peningkatan populasi orangutan Sumatera di Provinsi Aceh. 

Cagar Alam Jantho merupakan Kawasan Suaka Alam (KSA) yang ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan 4 Oktober 1984 tentang Penunjukan Komplek Hutan Pinus Jhanto yang awalnya seluas ± 8.000 Ha, terletak di Daerah Tingkat II Aceh Besar. Pada tahun 2018 kawasan bertambah luas menjadi ± 15.269,13 Hektar, dengan nama Cagar Alam Jantho. Cagar Alam Jantho merupakan perpaduan keterwakilan tipe ekosistem hutan tropis dataran rendah, dengan dominasi berupa tegakan Pinus merkusii Strain Aceh.

Sejak 2011 sudah 126 individu orangutan dilepasliarkan di Cagar Alam Hutan Pinus Jantho yang juga sebagai lokasi Pusat Reintroduksi Orangutan Jantho sebagai salah satu program kerja sama antara Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh dengan Yayasan Ekosistem Lestari - Sumatran Orangutan Conservation Programme ((YEL – SOCP).

Edelweiss, individu orangutan sumatera (Pongo abelii) di Pusat Reintroduksi Orangutan, di Cagar Alam Hutan Pinus Jantho, Aceh Besar, melahirkan anak. Bayi bernama Eja yang diperkirakan berumur 3-5 bulan, baru diketahui keberadaannya pada Agustus 2020.