Pemasang Pagar Listrik Tewaskan Gajah Sumatera, Jadi Tersangka

Penulis : Betahita.id

Hukum

Kamis, 01 Oktober 2020

Editor :

BETAHITA.ID -  Polisi menangkap pemasang pagar kawat listrik, yang menewaskan gajah sumatera di Desa Tuha Lala, Kecamatan Mila, Kabupaten Pidie pada tanggal 9 September 2020. Kapolres Pidie, AKBP Zulhir Destrian, mengungkap hasil penyelidikan dalam jumpa pers, Selasa, 29 September 2020.

Baca juga: Gajah Mati di Pidie Aceh, Diduga karena Sengatan Listrik Pagar

“Polres Pidie akan terus mendukung perlindungan, pencegahan sekaligus mengantisipasi terjadinya konflik manusia dan satwa liar,” katanya.

KLHK mengapresiasi Polres Pidie yang berhasil menangkap pemasang pagar listrik yang telah menyebabkan 1 individu gajah mati. Apresiasi juga disampaikan kepada Baintelkam Mabes Polri yang turut bersama ke lapangan memberi supervisi penegakan hukum atas kejahatan tumbuhan dan satwa liar (TSL) yang menggunakan senapan dan pagar listrik.

"Kerjas ama penegak hukum menjadi kunci keberhasilan pengungkapan kasus kematian satwa akibat pemasangan pagar listrik," ucap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto, dalam rilis kepada media, Selasa (29/9).

Menanggapi hal tersebut, Kasubdit Kejahatan Negara, Baintelkam Polri, Kasmen menyampaikan Polres Pidie akan terus melakukan penyelidikan apakah ada pihak lain yang memodali kegiatan ini atau murni dari pelaku itu sendiri.

“Baintelkam mendukung penuh upaya pencegahan terhadap kejahatan satwa liar, dan siap berkolaborasi dengan KLHK untuk meminimalkan potensi-potensi kejahatan satwa liar di masa yang akan datang," katanya.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK, Indra Exploitasia mengatakan pengungkapan kasus kejahatan TSL dengan menggunakan pagar listrik dapat menjadi preseden bahwa ada  keseriusan dari penegak hukum dalam memberantas kejahatan dalam segala bentuk.

"Untuk itu, kami menyambut baik dukungan dari berbagai pihak kepada KLHK dalam memberantas kejahatan tanaman dan satwa liar," tuturnya.

Individu gajah liar yang mati berjenis kelamin jantan, masih memiliki sepasang gading dengan panjang sebelah kiri 82 cm dan sebelah kanan 90 cm dengan perkiraaan umur 15 - 20 tahun. Pada saat ditemukan pada bangkai gajah liar jantan terdapat luka bakar di bagian ujung belalai dan kaki depan sebelah kanan.

Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar.

Agar peristiwa seperti ini tidak terulang, Agus menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam khususnya satwa liar gajah Sumatera dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat berbagai jenis satwa. Selain itu, dia menyampaikan bahwa siapapun tidak diperbolehkan menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.

"Kami bersama masyarakat juga melakukan penertiban terhadap pagar-pagar listrik yang digunakan untuk melindungi kebun dimana memiliki arus listrik bertegangan tinggi. Hal ini dapat menimbulkan kematian tidak hanya satwa liar namun juga kepada manusia," katanya.

Pada konferensi pers tersebut hadir Kapolres Pidie, Kepala BKSDA Aceh, perwakilan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK, dan perwakilan Baintelkam Polri.

Kapolres Pidie, AKBP Zulhir Destrian, dalam jumpa pers pengungkapan kasus tewasnya gajah sumatera akibat terkena sengatan listrik di pagar, 29 September 2020. (BKSDA Aceh)