Beruang Madu Muncul di Kelok 44, Diduga Tergoda Bau Durian

Penulis : Betahita.id

Biodiversitas

Kamis, 19 November 2020

Editor :

BETAHITA.ID -  Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat, memasang perangkap beruang madu (Helarctos malayanus) di sekitaran jalur wisata Kelok 44, tepatnya di Kelok 42 Jorong Kuok III Koto, Nagari Matua Mudiak, Kecamatan Matur. Lokasi tepatnya di bawah sebuah pohon durian yang sedang berbuah.

Baca juga Beruang Madu Serang Ternak Warga Agam

"Di dalam perangkap diberi umpan berupa buah nangka dan durian," kata Kepala BKSDA Resor Agam, Ade Putra, di Lubukbasung, Senin, 16 November 2020.

Pemasangan perangkap itu setelah tim menemukan jejak cakaran beruang di pohon kulit manis. Sebelumnya, tim datang ke lokasi atas laporan warga setempat yang telah beberapa kali mendapati kemunculan beruang itu. Terbaru, pada Minggu siang lalu, saat seorang warga melihat beruang itu memanjat pohon durian.

Beruang madu (helarctos malayanus ) (wikipedia)

"Kami tidak mungkin melakukan pengusiran menggunakan meriam, karena lokasi dekat permukiman warga, jalur wisata, dan beruang sering muncul sejak satu bulan terakhir," kata Ade menambahkan.

Ia menambahkan, perangkap itu bakal dipantau setiap hari selama satu minggu ke depan. Apabila beruang berhasil tertangkap, Ade berjanji mengevakuasi satwa yang dilindungi undang-undang itu ke kantor BKSDA Resor Agam sebelum dilepasliar ke habitat yang jauh dari permukiman dan lokasi wisata.

Lokasi munculnya beruang madu itu memang sekaligus berada di sekitar ruas jalan provinsi yang menghubungkan Lubukbasung Agam ke Bukittinggi. Kelok 44 juga merupakan jalur wisata yang ramai dilalui kendaraan terutama saat libur akhir pekan untuk melihat keindahan Danau Maninjau dari ketinggian.

Seorang warga setempat, Novrizal (28), menerangkan bahwa masyarakat sekitar merasa takut ke luar rumah menjauhi lokasi kemunculan beruang. "Warga juga takut mencari durian yang jatuh pada malam hari," katanya.

Menurut Novrizal, beruang madu pernah muncul di lokasi yang sama tujuh bulan lalu, dan satu bulan terakhir juga muncul di Kelok 32, Dusun Kampuang Ambalao dan lainnya. Karena itulah, Novrizal dan warga yang lain memutuskan melapor ke BKSDA Resor Agam pada Minggu malam lalu.

TEMPO.CO | TERAS.ID