6 Pemenang Kehati Award: dari Bupati sampai Guru SD

Penulis : Betahita.id

Lingkungan

Sabtu, 28 November 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Yayasan KEHATI mengumumkan enam pemenang KEHATI Award 2020. Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan, sejak dibuka pada 16 Januari 2020, ada 153 pendaftar yang tersebar dari 29 provinsi di Indonesia.

Dalam pengumuman yang dilakukan melalui video konferensi, Riki menjelaskan bahwa KEHATI Award ke-9 ini mengusung tema Promoting Biodiversity Heroes. KEHATI ingin mengangkat sosok pahlawan peduli keanekaragaman hayati dan lingkungan Indonesia.

“Yayasan KEHATI bangga bisa menampilkan para pejuang keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup di ajang KEHATI Award 2020 ini,” ujar dia, Jumat, 27 November 2020.

Para kandidat yang mendaftar kemudian melalui tahap penjurian yaitu seleksi administrasi, verifikasi lapangan, dan penilaian akhir oleh tim juri.  Juri tersebut terdiri dari berbagai latar belakang yakni sebagai ketua juri Direktur Institute for Sustainable Earth and Resources, Universitas Indonesia Jatna Supriatna, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi, Direktur CNN Indonesia Desi Anwar, Ketua Pusat Unggulan Lingkungan dan Ilmu Keberlanjutan Universitas Padjadjaran Parikesit, dan Regional Director Ford Foundation Alexander Irwan.

PT. Karya Dua Anyam menjadi pemenang Kehati Award 2020 dengan kegiatan memberdayakan perempuan Indonesia melalui anyaman dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati lokal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok.Duanyam)

Setelah melalui beberapa proses penjurian, akhirnya berhasil mendapatkan 6 individu dan lembaga peraih KEHATI Award dari 6 kategori penghargaan yang diberikan. Mereka adalah Rubama M. dari Kota Banda Aceh (Prakarsa KEHATI), Jarot Winarno dari Kabupaten Sintang (Pamong KEHATI), PT Karya Dua Anyam dari DKI Jakarta (Inovasi KEHATI), Pande Ketut Diah Kencana dari Kota Denpasar (Cipta KEHATI), Samsudin dari Kabupaten Indramayu (Citra KEHATI), dan Margaretha Mala dari Kabupaten Kapuas Hulu (Tunas KEHATI).

Sesuai dengan visi KEHATI, kata Riki, maka atas jasa mereka alam Indonesia bisa lestari, tidak hanya bagi manusia sekarang, tapi juga bagi masa depan anak negeri. “Kami berharap KEHATI Award ini bisa menumbuhkan dan mendorong minat seluruh komponen bangsa Indonesia untuk lebih peduli, mencintai, dan mengambil peran dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati,” tutur Riki.

Berikut informasi lengkap pemenangnya:

1. Kategori Prakarsa KEHATI

Kategori ini ditujukan untuk perorangan atau kelompok/ organisasi dari komunitas masyarakat lokal, seperti masyarakat adat, rukun warga desa, Karang Taruna, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Organisasi non-pemerintah (Ornop) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serta kelompok lain yang berbasis masyarakat lokal.

Kategori ini diraih oleh Rubama M., perempuan Aceh yang berhasil mengorganisir dan mendampingi kelompok perempuan di Kampung Damaran untuk melakukan konservasi di kawasan ekosistem Leuser. Ekosistem tersebut telah rusak parah akibat pembalakan liar dan pembukaan lahan pada tahun 2015.

Proses panjang mengantarkan kampung Damaran Baru mendapat izin pengelolaan kawasan hutan melalui skema hutan desa. Perlindungan kawasan hutan menjadi goals besar dalam tata kelola kawasan dengan gerak nyata melalui Konsep Community Patrol Team: Women’s ranger/Mpu Uteun.

Pemanfaatan dan pembudidayaan dilakukan melalui Pengembangan konsep Green Economy. Strategi pendekatan yang dilakukan sangat efektif dan konsisten. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain patrol hutan sebanyak 4 kali, adanya 13.000 bibit yang siap tanam sebagai pengayaan restorasi kawasan, munculnya usaha alternatif seperti budidaya lebah madu dan perikanan air tawar kombinasi, dan budidaya selada air sebagai kawasan ekowisata.

Rubama M, Jarot Winarno, Margaretha Mala, Pande Ketut Diah Kencana. (dari berbagai sumber)

2. Kategori Pamong KEHATI

Kategori ini diberikan kepada perorangan atau unit/bagian dari suatu lembaga kedinasan, badan pelayanan publik atau instansi pemerintahan/lembaga negara di tingkat pusat ataupun di daerah (provinsi, kabupaten, kota, kecamatan atau desa). Kategori ini diraih oleh, Bupati Kabupaten Sintang Kalimantan Barat periode 2015-2020 Jarot Winarno, untuk Program Rencana Aksi Daerah Sintang.

Kabupaten Sintang memiliki sumber daya hutan yang terjaga. Hal ini terlihat dari luasan tutupan hutan yang masih baik. Kabupaten Sintang di bawah Kepemimpinan Bupati Jarot Winarno (periode 2015–2020) memiliki visi pembangunan berkelanjutan yang kuat. Visi tersebut diwujudkan dalam bentuk kebijakan daerah dan program-program yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Sintang.

Bersandar kepada Peraturan Bupati, Jarot menjalankan Rencana Aksi Daerah Sintang Lestari, atau RAD-SL, termasuk pembuatan paduan reorientasi arah dan semangat pembangunan, serta prioritas program dan kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan. Dia menerbitkan Peraturan Bupati dalam hal tata cara pembukaan lahan, dan pengelolaan sawit lestari melalui Rencana Induk Perkebunan, dan mendorong pemegang izin menerapkan prinsip berkelanjutan sesuai Protokol RSPO maupun kebijakan ISPO.

Capaian dari kebijakan dan program ini berhasil menjaga sumber daya alam tetap berkelanjutan khususnya dalam menjaga tutupan hutan seluas 865.000 ha, baik yang ada di Kawasan Hutan maupun Areal Penggunaan Lain. Strategi keberlanjutan yang dijalankan Jarot juga berhasil melahirkan kepemimpinan hijau (green leadership) di tingkat komunitas masyarakat maupun birokrasi pemerintah maupun sektor-sektor sosial lainnya.

3. Kategori Inovasi KEHATI

Kategori ini diberikan perseorangan atau kelompok/ unit usaha dari sektor usaha kecil, usaha menengah, dan start-up. Kategori ini diraih oleh PT. Karya Dua Anyam, dengan kegiatan memberdayakan perempuan Indonesia melalui anyaman dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati lokal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berwal dari keprihatinan terhadap tingkat kesehatan perempuan dan anak-anak yang buruk di Flores Timur, sejak 2014, melalui program Du Anyam, perusahaan mencoba meningkatkan perekonomian dan taraf hidup perempuan disana melalui produksi dan pemasaran anyaman berbahan baku kulit kayu pohon waru dan pohon lontar.

Peningkatan pendapatan melalui aktivitas itu diharapkan dapat membantu masyarakat di Flores Timur untuk mendapatkan hidup layak, terutama di bidang kesehatan. Du Anyam memberikan pelatihan peningkatan kualitas, peningkatan desain, peningkatan nilai tambah, hingga akses pasar dengan serapan mencapai 3.000 produk per bulan.

Du Anyam menggunakan bahan anyaman berbasis serat alami yang menjadi ciri khas wilayah setempat. Du Anyam menerapkan sistem panen lestari, dimana panen hanya dilakukan pada periode tertentu guna memastikan pohon atau tumbuhan dapat tumbuh secara terus menerus.

Selain itu, Du Anyam juga berusaha meningkatkan kapasitas para perempuan, untuk memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan di tingkat desa hingga antar desa. Juga memfasilitasi anak muda untuk memajukan ekonomi desa dengan menempatkannya sebagai staf lokal Du Anyam di kabupaten maupun melalui program KKN tematik dengan pendampingan kewirausahaan selama 2 bulan.

4. Kategori Cipta KEHATI

Kategori ini ditujukan untuk perorangan atau kelompok/institusi dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi atau masyarakat ilmiah, baik insan akademik (perguruan tinggi, institut pendidikan, sekolah) maupun para peneliti dari lembaga penelitian dan pengembangan. Kategori ini diraih oleh Pande Ketut Diah Kencana dari Bali dengan kegiatan konservasi bambu lokal Bali yang menjadi nilai ekonomi.

Dia melakukan sosialisasi dimulai dari pembibitan bambu, budidaya, teknik tebang pilih buluhnya, pengolahan rebung serta pendampingan ekonomi berkelanjutan. Jenis bambu tabah ini hampir punah dan semakin berkurang kepemilikan rumpun di petani, khususnya di daerah asalnya, menjadi latar belakang utama dari perempuan Bali ini.

Diah merupakan akademisi dan peneliti yang mencanangkan kegiatan ini dengan mempertimbangkan tiga aspek penting, yakni bambu, konservasi, dan ekonomi. Kegiatan budidaya bambu tabah sudah dilakukan secara intensif sejak 17 tahun lalu, setelah selesai dilakukan pengkajian tahun 2003.

Pembinaan juga dilakukan mulai tahun 2010 melalui 2 sistem, yaitu hulu dan hilir, dimana kegiatan di hulu (on-farm) meliputi aktivitas petani dari pembibitan, penanaman dan budidaya yang baik, sampai panen rebung dan buluh bambu. Sedangkan kegiatan di hilir (off-farm), pengelolaan koperasi yang anggotanya adalah para petani dan istri petani pembudidaya bambu tabah.

Lokasi kegiatan dapat ditemui pada dua wilayah utama, Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan, meliputi 14 desa, dengan jumlah petani kurang lebih 800 petani. Rata-rata petani tersebut memiliki 10-50 rumpun, dengan luasan tertanam sekitar 80 ha. Lokasi kedua yakni di Kabupaten Gianyar, yang dikembangkan dan dibudidayakan di bagian hulu, tersebar mencangkup 4 Kecamatan yaitu; Kecamatan Tegalalang, Payangan, Tampaksiring dan Desa Suwat Gianyar.

Hasil penelitian Diah bahkan dapat dijadikan sebagai sebuah laboratorium dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang bambu tabah dari hulu sampai hilir. Kegiatan ini juga menjadi gambaran adanya wujud kolaborasi dari berbagai pihak. Perkebunan bambu tabah kedepannya berpotensi sebagai peluang bisnis dan mampu mendorong perekonomian daerah sekitar dan meningkatkan pendapatan masyarakat

5. Kategori Citra KEHATI

Samsudin beraksi di depan Ratusan pelajar MI Al Ikhlas Eretan, Februari 2019 lalu - Foto/ KHOLIL IBRAHIM/RADAR INDRAMAYU

Samsudin adalah seorang guru SD Inpres yang berdomisili di Jawa Barat. Dia rela meninggalkan pekerjaannya untuk mengedukasi anak-anak melalui media wayang kardus. Sosoknya sederhana, berkeinginan kuat, dan konsisten untuk mendongeng walaupun dengan kondisi atau sumber daya terbatas.

Cita- citanya kuat untuk mengenalkan kekayaan alam Indonesia ke generasi muda, terutama terkait isu pelestarian satwa langka. Samsudin merasa isu pelestarian satwa langka yang dia bawakan semakin relevan di tengah pandemi Covid-19 ini.

Kemampuan dan kegigihannya dalam mendongeng patut diapresiasi. Dimulai dari tahun 2016, Samsudin menjangkau 13 provinsi seperti Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Utara, Aceh dan Kalimanta Timur. Walau dengan keterbatasan dana, dia tetap berkeliling Indonesia untuk mendongeng tentang konservasi satwa liar kepada anak- anak.

6. Kategori Tunas KEHATI

Kategori ini diberikan kepada perseorangan atau kelompok remaja nusantara, atau mahasiswa. Dan diraih oleh Margaretha Mala, Pengrajin Muda Tenun Dayak, Kalimantan Barat yang mengusung Dara Labu Anya Ngemata Ka Pengawa Ari Aki-Inek Kitai Bansa Iban Ngan Ngenanka Menua (Srikandi Pelestari Tradisi dan Konservasi) melalui kegiatan “Nenun”.

Margaretha Mala adalah sosok yang dekat dengan tumbuhan-tumbuhan di daerahnya. Kecintaannya terhadap tenun juga sangat besar. Mala berhasil memadukan keduanya melalui inovasi kegiatan yang unik dan menarik yang dia bangun.

Selain menitikberatkan pada pada aspek tradisi, kegiatannya juga fokus pada kegunaannya. Melalui kegiatan ini, Mala mampu melestarikan adat istiadat sekaligus memberdayakan perekonomian kaum perempuan di daerahnya.

Kegiatan Mala berlokasi di kebun etnobotani di Dusun Sadap, Desa Menua Sadap dengan luas 3 hektar. Terdapat kurang lebih 160 jenis tanaman yang tumbuh di kebun tersebut, dimana salah satu jenis tanamannya adalah pewarna alami, seperti engkerebai, leban, durian, bungkang/ daun salam, kabu-kabu/ randu, ulin, rambutan, dan pepaya.

Lokasi lainnya, demplot tanaman pewarna yang berada di Dusun Sadap Desa Menua Sadap dengan luas sekitar 1 hektar. Demplot ini merupakan kerjasama antara masyarakat dengan FORCLIME. Jenis tanaman yang dibudidayakan adalah rengat padi dan rengat akar.

Kegiatan pemanfaatan dan budidaya secara intensif ini mulai dilakukan sejak tahun 2018. Budi daya demplot tanaman pewarna di Dusun Sadap juga mulai dilakukan pada tahun yang sama. Pemanfaatan tanaman pewarna tersebut dilakukan secara lestari hingga tahun ini.