Ini Penerima Kalpataru 2020

Penulis : Betahita.id

Lingkungan

Rabu, 23 Desember 2020

Editor :

BETAHITA.ID - Sebanyak 10 orang dan kelompok masyarakat mendapat penghargaan Kalpataru 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk prakarsa mereka melestarikan lingkungan.

Mereka dinilai sebagai pejuang yang mengabdi dan berkorban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan.

“Kita bersyukur karena kita masih memiliki pejuang-pejuang lingkungan di Indonesia," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di Jakarta, Senin 21 Desember 2020.

Baca juga:
Walhi Tagih Janji Menteri LHK Koreksi Kebijakan HTI

Ppenyerahan penghargaan Kalpataru 2020 di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Senin (21/12/2020). (KLHK)

Menurut Menteri Siti, para penerima Penghargaan Kalpataru adalah individu perseorangan atau kelompok yang berbeda dari yang lain. Mereka disebutnya menjadi contoh nyata dalam memberikan dampak bagi keberlanjutan ekologi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.

Penghargaan Kalpataru yang telah menginjak usianya yang ke-40 itu dibagi ke dalam empat kategori dan satu penghargaan khusus. Untuk kategori yang pertama yaitu Perintis, penghargaan diberikan kepada Zeth Wonggor dari Kabupaten Manokwari, Papua Barat, dan Sadikin dari Kabupaten Bengkalis, Riau.

Kategori yang kedua, Pengabdi, diserahkan kepada Wasito dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dan Saraba Kota Makassar dari Sulawesi Selatan. Untuk kategori penghargaan Kalpataru yang ketiga, Penyelamat, ada tiga kelompok yang terpilih sebagai penerimanya.

Ketiganya adalah Masyarakat Hukum Adat Punan Adiu di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara; Komunitas Hatabosi (Haunatan, Tanjung Rompa, Bonan Dolok dan Siranap) dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara; serta Bening Saguling Foundation dari Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Sedangkan kategori yang keempat, Pembina, juga ada tiga penerima pada tahun ini. Mereka adalah Ida Ayu Rusmarini dari Kabupaten Gianyar, Bali; Zofrawandi dari Kabupaten Solok, Sumatera Barat; dan RB Sutarno dari Jakarta Utara, DKI Jakarta.
Terakhir, Penghargaan Khusus, dianugerahkan kepada Kelompok Pelestarian Cendrawasih "Botenang" Sawendui Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, dan Yal Yudian asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat.

Dedi Mulyadi, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI yang di antaranya membidangi lingkungan hidup, mendukung pemberian penghargaan Kalpataru. Dia mengatakan sudah sepantasnya kearifan yang hidup di seluruh nusantara, yang lahir dalam kosmologi budaya, dibuat dalam artikulasi konstitusional dalam peraturan daerah sampai undang-undang.

Menurut Dedi, manusia yang berbudaya adalah manusia yang mensenyawakan diri dengan alamnya, dan dengan Tuhannya. Mereka inilah yang bisa disebut nasionalis sejati. “Kerangka berpikir inilah yang harus diusung, karena seluruh ajaran keyakinan di Indonesia, menggambarkan tentang tidak terpisahnya manusia dari lingkungannya,” ujar Dedi.

Anggota Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru Imam Prasodjo juga setuju para penerima penghargaan merupakan sosok yang luar biasa. Alasannya, mereka mampu ke luar dari zona nyaman untuk menemukan solusi melestarikan lingkungan.

“Mereka adalah sosok-sosok yang berani mendobrak pakem, menjadi pendorong tumbuhnya harapan positif di tengah situasi sulit ini. Kita sangat membutuhkan orang-orang seperti mereka di negeri ini,” katanya.

Baca juga:
6 Pemenang KEHATI Award 2020 Diumumkan, Ada Pendongeng Keliling

Selama 40 tahun, pemerintah telah menganugerahkan 388 penghargaan Kalpataru. Oleh karenanya, penghargaan ini dinilai memiliki nilai prestise yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia.

TERAS.ID | TEMPO.CO