BKSDA Sumbar Resor Agam Catat 10 Konflik Satwa di 2020

Penulis : Betahita.id

Satwa

Senin, 04 Januari 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melalui Resor Agam mencatat 10 kejadian konflik antara manusia dengan satwa liar di wilayah itu sepanjang 2020. "Satu orang meninggal dan satu orang lainnya terluka," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam Agam, Ade Putra, di Lubukbasung, Sabtu, 2 Januari 2021.

Selain dua warga jadi korban, sebanyak 12 ekor hewan ternak terdiri dari tiga kerbau, satu sapi dan delapan kambing mati. Ternak itu diserang satwa liar tersebut saat berada di kandang dan di lokasi penggembalaan sekitar rumah. Di kubu satwa liar terdiri dari Harimau Sumatera, macan dahan, beruang madu dan buaya muara.

Menurut Ade, jumlah konflik pada 2020 menurun dibandingkan pada 2019, meski hanya selisih satu kejadian. Untuk tahun ini, Ade mengimbang warga melakukan mitigasi konflik, di antaranya dengan mengandangkan hewan ternaknya. "Meningkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas di kebun dan di dalam air pada malam," katanya.

Untuk pidana yang ditindak oleh Resor KSDA Agam bersama pihak terkait sebanyak enam kasus berupa satwa burung rangkong, kukang, bagian tubuh berupa sisik trenggiling, burung nuri dan tiong emas (beo). Keenam kasus telah melalui proses pengadilan dan para pelaku telah divonis.

Kucing emas yang terperangkap jerat babi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Juni 2020. (Langgam.id)

Tindak pidana pembalakan liar di dalam kawasan hutan Cagar Alam Maninjau tidak terdapat kasus. Namun beberapa kali hasil patroli tim BKSDA hanya menemukan barang bukti berupa beberapa batang kayu olahan yang kemudian disita di kantor Resor KSDA Agam.

TEMPO.CO | TERAS.ID