Konflik Gajah dan Manusia, Perlu Kawasan Ekosistem Esensial

Penulis : Betahita.id

Biodiversitas

Senin, 18 Januari 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Aktivis lingkungan hidup menyarankan pembentukan kawasan ekosistem esensial untuk mengatasi persoalan konflik gajah dengan manusia di Aceh. "Konflik gajah dengan manusia terus terjadi di Aceh karena pembukaan hutan yang merupakan koridor gajah. Solusi konflik ini dengan membuat kawasan esensial untuk koridor gajah," kata TM Zulfikar, aktivis lingkungan hidup di Banda Aceh, Minggu, 17 Januari 2021.

Kawasan ekosistem esensial merupakan ekosistem di luar kawasan hutan konservasi. Kawasan esensial berperan penting mendukung perlindungan keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna.

Mantan Direktur Eksekutif Walhi Aceh itu mengatakan konflik gajah paling dominan terjadi di Aceh, seperti di Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Jaya, dan Kabupaten Aceh Selatan.

Konflik gajah tersebut terjadi karena pembukaan kawanan hutan untuk ladang maupun kebun masyarakat yang sebelumnya merupakan lintasan gajah. Seharusnya itu tidak terjadi kalau masyarakat diberi pemahaman.

Seekor gajah liar ditemukan mati di sekitar perkebunan warga Kampung Belang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Aceh (13/1/2021) (Dok. BKSDA Aceh)

"Parahnya lagi, kawasan hutan yang dijadikan ladang tersebut ditanami dengan tanaman yang disukai atau makanan gajah, sehingga gangguan satwa dilindungi tersebut tidak terelakkan," kata TM Zulfikar.

Oleh karena itu, TM Zulfikar menyarankan pemerintah bersama pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten kota, menetapkan kawasan esensial di wilayah-wilayah yang menjadi koridor gajah maupun satwa dilindungi lainnya.

"Tujuannya agar lintasan gajah mencari makan tidak terganggu oleh aktivitas masyarakat yang berkebun atau berladang, di samping upaya-upaya lainnya mencegah konflik gajah dengan manusia," kata TM Zulfikar.

ANTARA | TEMPO.CO | TERAS.ID