BMKG: 15 Provinsi di Indonesia Waspada Banjir

Penulis : Sandy Indra Pratama

Perubahan Iklim

Minggu, 21 Februari 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada 15 provinsi di Indonesia yang dalam status waspada banjir akibat dampak dari hujan lebat yang terjadi sepanjang Sabtu hingga Minggu (21/2).

”Kalimantan Selatan menjadi salah satu daerah yang berstatus waspada akan dampak banjir atau bahkan banjir bandang ini,” terang Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Rizqi Nur Fitriani seperti dilansir dari Antara di Banjarbaru, Sabtu (20/2).

Selain Kalsel, 14 provinsi lain yang berstatus waspada yaitu Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.

Rizqi menuturkan, informasi prakiraan cuaca berbasis dampak akibat banjir itu atas dasar prakiraan hujan lebat yang telah dibuat BMKG. Kemudian memperhatikan tingkat dampak atau risiko yang ditunjukkan di wilayah Kalimantan Selatan dan 14 provinsi lain berupa warna kuning menggambarkan peluang kejadian banjir dan potensi dampaknya berada pada tingkat waspada.

Pemuda evakuasi warga dengan pelampung di Perumahan Bumi Satria Kencana, Bekasi Selatan. foto Gilang Helindro /Betahita.

”Artinya kecenderungan hujan tinggi, untuk dampak kerusakan minor atau ringan serta melakukan mitigasi bencana,” ujar Rizqi.

Di Kalsel ada enam wilayah yang diperkirakan terjadi hujan lebat disertai petir dan angin cukup kencang yaitu Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Utara, dan Kabupaten Tabalong.

Sedangkan potensi gelombang tinggi yang dapat mencapai tiga meter di perairan selatan Kalimantan atau Laut Jawa juga patut diwaspadai kapal-kapal nelayan, ferry, dan kapal besar lainnya.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, kondisi cuaca ekstrem tersebut disebabkan sejumlah faktor. Faktor tersebut antara lain, adanya seruakan udara dari Asia yang cukup signifikan mengakibatakan peningkatan awan hujan di Indonesia bagian barat pada 18-19 Februari 2021.

Selain itu, terpantau aktivitas gangguan atmosfer di zona equator (Rossby equatorial) yang mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara membelok tepat melewati Jabodetabek. "Sehingga terjadi peningkatan intensitas pembentukan awan-awan hujan," kata Guswanto.

ANTARA| KOMPAS