Melansir Mining Technology, pegunungan Jayawijaya, Papua, Indonesia, merupakan kawasan yang mengandung emas dalam jumlah yang sangat banyak. Di kawasan itu berdiri tambang emas Grasberg yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia, anak perusahaan dari Freeport McMoran Copper and Gold.

Tambang emas Grasberg ditemukan pada tahun 1988 itu salah satu tambang emas terbesar di dunia. Operasi penambangan Grasberg terdiri dari tambang terbuka Grasberg dan empat tambang bawah tanah, yaitu DOZ, DMLZ, Big Gossan, dan Grasberg Block Cave (GBC). Tambang itu diprediksi mengandung 30,2 juta ons (Moz) emas.

Pada 2018, tambang tersebut menghasilkan 2,69 Moz emas, mengolah 178.100 ton bijih per hari. Ekspansi yang sedang berlangsung di tambang tersebut direncanakan dapat meningkatkan produksi hingga 240.000 ton per hari pada tahun 2022.

Castle Mountain

Tambang Castle Mountain Gold Mine terletak di distrik pertambangan Hart, di ujung selatan Castle Mountains, California, Amerika Serikat mengutip NS Energy Business.

Area proyek berada di dataran tinggi yang dikelilingi oleh Monumen Nasional Pegunungan Castle dan Cagar Alam Nasional Mojave.

Tambang itu diprediksi memiliki cadangan emas sebanyak 3,6 juta Moz. Tambang tersebut sempat menghasilkan lebih dari 1 juta Moz emas antara tahun 1992 hingga 2004, sebelum produksinya dihentikan karena harga emas yang rendah.

Tahun 2018, pertambangan emas kembali dilanjutkan dan direncanakan dapat memproduksi 203.000 Moz pada kuartal pertama tahun 2021.

Round Mountain

Round Mountain merupakan tambang emas di kawasan pegunungan Nevada, AS. Tambang itu dioperasikan dan dimiliki Kinross Gold. Melansir USGS, Round Mountain adalah salah satu deposit emas raksasa dunia. Kandungan logam total dari sistem ini kira-kira 20 juta ons emas.

Tambang emas Round Mountain ditemukan pada 1906.

CNN INDONESIA|