Walhi Jabar Soroti Potensi Kerusakan Lingkungan Sekitar Kilang

Penulis : Kennial Laia

Lingkungan

Selasa, 30 Maret 2021

Editor :

BETAHITA.ID - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat meminta Pertamina untuk memberikan pertanggungjawaban atas dampak lingkungan yang berpotensi terjadi usai ledakan di kilang minyak di Desa Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin, 29 Maret 2021.

Ledakan tersebut, yang kemudian disusul kebakaran, terjadi pada pukul 00.45 WIB. Keterangan dari Pertamina, insiden terjadi pada tangki T-301G di kilang minyak Pertamina RU IV. Laporan Kompas TV, lebih dari 700 warga telah mengungsi.  

Menurut Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Meiki W Paendong, pihaknya prihatin atas kejadian tersebut. Pihaknya juga khawatir mengenai potensi dampak akibat asap kebakaran yang memengaruhi kualitas udara di permukiman sekitar kilang minyak.

Meiki mengatakan, 90 persen masyarakat di Desa Balongan merupakan petani yang membudidayakan sawah. Sedangkan 10 persen bertani palawija. Menurutnya, kejadian tersebut berpotensi mencemarkan kondisi sawah serta kondisi ekologis di sekitar kilang minyak.

Suasana kebakaran di kilang minyak milik Pertamina di Desa Balongan, Kabupaten Indramayu. HIingga saat ini pemicu ledakan belum diketahui. Foto: Kompas.com

“Menurut pengamatan kami, dua hal itu berpotensi besar terjadi. Dan ini bisa mengganggu mata pencaharian masyarakat,” katanya kepada Betahita, Senin, 29 Maret 2021.

Terkait dampak tersebut, Meiki mengingatkan agar perusahaan pelat merah tersebut bertanggung jawab untuk pemenuhan hak masyarakat terdampak. Bentuknya tidak hanya bersifat kesehatan, tetapi semua aspek terkait dengan kondisi keseharian masyarakat, termasuk pertanian. 

Menurut Meiki, jika dampak yang dikhawatirkan terjadi dan berlangsung dalam jangka waktu panjang, Pertamina harus melakukan upaya pemulihan.

“Pertamina harus melakukan upaya bioremediasi atau pemulihan lingkungan di sana terutama di lokasi budidaya masyarakat pertanian dan lingkungan permukiman,” kata Meiki.

“Ke depannya pertamina melakukan pengecekan ulang kondisi dampak turunan dari kebakaran itu sendiri. Pertamina juga harus menjamin keberlangsungan hidup warga selama di pengungsian,” pungkasnya.

Hingga saat ini penyebab insiden di kilang minyak Pertamina itu belum diketahui. Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, pihaknya telah mengirim tim ke lapangan untuk investigasi.

“Fokus kami penanganan insiden di mana Pertamina lakukan upaya handling,” katanya dalam konferensi pers, Senin, 29 Maret 2021.

“Kondisi terkini, api sudah dilokalisir di dalam bund wall. Untuk pemadaman kita gunakan foam ke perimeter bund wall dan pusat perimeter untuk mencegah api menjalar ke daerah lain,” jelasnya.