Masyarakat Adat Lembah Amazon dalam Fakta dan Angka

Penulis : Kennial Laia

Hutan

Kamis, 08 April 2021

Editor :

BETAHITA.ID - Masyarakat adat di Amerika Latin yang menempati Lembah Amazon baru-baru ini disebut sebagai penjaga terbaik dari hutan hujan tropis terbaik. Gaya hidup masyarakat adat yang hidup dari dan untuk melestarikan hutan itu terlihat dari laju deforestasi yang rendah. Masyarakat adat juga disebut krusial dalam aksi melawan krisis iklim, karena dapat menjaga hutan Amazon yang menyimpan ribuan juta karbon. 

Masyarakat adat di Amerika Latin menempati hutan dan lahan seluas 404 juta hektare. Luas tersebut sekitar seperlima dari total area di regio itu. Hampir 60 persen atau 237 juta hektare berada di Lembah Amazon. Luas tersebut lebih besar dari gabungan Perancis, Britania Raya, Jerman, Italia, Norwegia, dan Spanyol.

Di antara negara-negara Amerika Latin itu, tiga negara yang menjadi contoh terbaik adalah Bolivia, Brazil, dan Kolombia, menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Berikut adalah fakta dan angka yang dirangkum dari laporan berjudul Forest Governance by Indigenous and Tribal Peoples tersebut. 

Sistem pemerintahan komunal 

Ksatria Awajun dari masyarakat adat Peru yang menempati Lembah Amazon. Foto: Itinkuy.com/Miguel Arreategui

Masyarakat hukum adat di Amerika Latin terlibat langsung dalam sistem pemerintahan komunal di wilayah antara 320 dan 380 juta hektare hutan.

  • Sekitar 35 persen hutan di Amerika Latin ditempat oleh masyarakat adat. 
  • Lebih dari 80 persen area yang ditempat masyarakat adat merupakan tutupan hutan utuh.
  • Hampir setengah atau 45 persen dari hutan primer di Lembah Amazon merupakan teritori masyarakat adat.

Tingkat deforestasi rendah

Masyarakat adat rata-rata memiliki laju deforestasi rendah dibandingkan dengan utan lainnya di seluruh area Amerika Latin. Laporan PBB terbaru juga mengatakan, bahwa masyarakat adat di Amerika Latin merupakan penjaga hutan alam terbaik.

  • Antara 2006 dan 2011, wilayah adat Peru menurunkan deforestasi duakali lebih banyak dari hutan lindung dari kondisi ekologis dan aksesibilitas yang sama.
  • Namun, antara 2016 dan 2018, laju deforestasi dan degradasi hutan meningkat sebanyak 150 persen di wilayah adat di Brazil. Akibatnya, kawasan hutan murni berkurang 20 persen di Bolivia, 30 persen di Honduras, 42 persen di Nikaragua, dan 59 persen di Paraguay antara periode 2000 dan 2016. 

Emisi

Hutan-hutan yang ditempati masyarakat adat di Amerika Latin mengandung 30 persen atau 34,000 juta metrik ton karbon. Jumlah tersebut merupakan 14 persen dari seluruh karbon yang tersimpan di hutan tropis di seluruh dunia.

  • Jumlah itu juga lebih besar dari simpanan karbon di hutan Indonesia ataupun Republik Demoktraktik Kongo, yang memiliki hutan tropis terluas setelah Brazil.
  • Antara 2003 dan 2016, vegetasi di wilayah hutan masyarakat adat di Lembah Amason menangkap 90 persen karbon, hampir sebanyak emisi yang dihasilkan dari wilayah mereka akibat deforestasi dan degradasi hutan. Dengan kata lain, emisi karbon dari teritori masyarakat adat di Amazon hampir nol
  • Wilayah adat di tiga negara sepanjang Lembah Amazon yakni Bolivia, Brazil, dan Kolombia, berhasil menghindari pelepasan antara 42,8 dan 59,7 juta metrik ton emisi karbon dioksida setiap tahunnya. Jumlah ini setara dengan penarikan kendaraan sebanyak 9 juta-12,6 juta kendaraan dari jalan setiap tahun. Hasil ini juga karena rendahnya laju deforestasi di wilayah masyarakat adat Amazon.

Diakui pemerintah

Saat ini, kepemilikan kolektif atau hak guna hutan masyarakat adat di Lembah Amazon telah diakui pemerintah seluas 277 juta hektare. Dari luas tersebut, 200 juta hektare memiliki tutupan hutan.

  • 11,5 juta hektare lahan telah diakui sebagai cagar bagi masyarakat adat dalam isolasi sukarela dan dalam kontak awal.
  • Wilayah adat yang telah diakui pemerintah sebagai tanah kolektif memiliki laju deforestasi rendah.
  • Wilayah masyarakat adat yang menerima hak kepemilikan kolektif penuh antara 1982 dan 2016 di Brazil memiliki laju deforestasi 66 persen lebih rendah.
  • Antara 2000 dan 2012, laju deforestasi di Bolivia, Brazil, dan Kolombia hanya antara sepertiga dan setengah dari hutan lain yang memiliki karakteristik ekologi dan aksesibilitas serupa.