Jepang Siap Buang Air Limbah Nuklir Fukushima ke Laut

Penulis : Sandy Indra Pratama

Lingkungan

Rabu, 14 April 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Pemerintah Jepang menyetujui rencana untuk membuang sekitar 1,25 juta ton air yang tercemar zat radioaktif dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut. Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan pembuangan air yang tercemar radiasi nuklir ini merupakan "tugas yang tidak bisa dihindarkan" dari proses penonaktifan reaktor nuklir yang rusak akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada 2011 lalu.

Suga mengatakan penonaktifan reaktor nuklir Fukushima membutuhkan waktu hingga beberapa dasawarsa. "Pemerintah Jepang telah menyusun kebijakan dasar dan prosedur pelepasan air olahan tersebut ke laut dan memastikan tingkat keamanan air dan di saat bersamaan pemerintah juga mengambil tindakan untuk mencegah kerusakan reputasi," kata Suga kepada wartawan di Tokyo usai menggelar rapat kabinet, kemarin.

Pemerintah Jepang memastikan pelepasan air yang tercemar itu aman karena telah diproses untuk menghilangkan hampir semua unsur radioaktif yang ada.

Sebanyak 1,25 juta ton air yang tercemar unsur radioaktif digunakan untuk mendinginkan reaktor, serta air hujan yang mengalir di sekitar kompleks pembangkit Fukushima selama sepuluh tahun terakhir.

Pembangkit Nuklir di Fukushima, Jepang. (Dok. IAEA Image Bank)

Pelepasan limbah nuklir ini kemungkinan baru akan dilakukan setidaknya dua tahun ke depan. Namun, keputusan Jepang tersebut segera memicu tanggapan keras dari komunitas pelestari lingkungan, nelayan, hingga negara tetangga seperti China dan Korea Selatan.

Komunitas nelayan khawatir terhadap pelepasan air tercemar itu dan bisa berdampak pada kepercayaan konsumen terhadap produk perikanan yang berasal dari kawasan itu.

Menteri Luar Negeri Korsel juga menyatakan penyesalan atas keputusan Suga tersebut. Menurut mereka, langkah tersebut bisa mengancam keselamatan rakyatnya dan lingkungan sekitar secara langsung maupun tidak langsung di masa depan.

Sementara itu, China menganggap keputusan Jepang tersebut mencerminkan sikap yang tidak bertanggung jawab.

"Untuk melindungi kepentingan publik internasional serta kesehatan dan keselamatan rakyat China, China menyatakan keprihatinan yang besar kepada pihak Jepang melalui saluran diplomatik," kata juru bicara Kemenlu China, Zhao Lijian, seperti dikutip AFP.

Meski tak menentang, AS mewanti-wanti Jepang agar terbuka dalam melakukan proses pelepasan limbah tersebut dan selalu menjunjung tinggi aspek keamanan.

Di sisi lain, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) justru mendukung langkah Jepang. Menurut IAEA, pelepasan air yang tercemar zat radioaktif dari PLTN Fukushima ke laut sama seperti proses pembuangan limbah pada situs nuklirnya di dunia selama ini.

CNNINDONESIA |