Jerman Libatkan Warga Sipil dalam Dewan Iklim

Penulis : Tim Betahita

Perubahan Iklim

Kamis, 29 April 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  160 warga Jerman yang dipilih secara acak dari seluruh negeri akan membentuk Dewan Iklim, sebuah "eksperimen demokrasi partisipatoris" yang bertujuan untuk menginspirasi debat publik dan mendorong pemerintah menindaklanjuti janjinya untuk mencapai "nol bersih" emisi CO2 pada tahun 2050.

Dewan ini mulai bertugas hari Senin 26 April lalu dan dibentuk mengikuti konsep yang diterapkan beberapa tahun terakhir oleh negara-negara seperti Irlandia, Inggris dan Prancis. Konsep tersebut bermaksud melibatkan warga biasa secara langsung dalam keputusan-keputusan iklim, agar kebijakan dan langkah perlindungan iklim mendapat dukungan lebih kuat.

Pembentukan dewan ini terinspirasi Citizens' Assembly (majelis warga) yang dibentuk oleh pemerintah Irlandia untuk mengadopsi serangkaian reformasi dalam RUU Iklim-nya pada tahun 2019, yang bertujuan mengurangi emisi karbon dioksida hingga 51% sebelum akhir dekade ini.

Majelis Warga Jerman sendiri dibentuk oleh organisasi "Ilmuwan untuk Masa Depan" cabang Jerman dan kelompok aksi "Warga untuk Perlindungan Iklim". Mereka akan bersidang untuk pertama kalinya pada hari Senin, 26 April.

Para pemuda pegiat lingkungan Greenpeace menuntut perlindungan iklim di Berlin. Dok. Jan Zappner melalui Greenpeace International.

160 anggota Dewan Iklim itu akan melakukan sedikitnya 12 kali pertemuan untuk menyusun visi bersama tentang bagaimana Jerman dapat mencapai tujuan ambisiusnya berdasarkan Kesepakatan Iklim Paris 2015.

Kelompok-kelompok kecil nantinya akan berkonsultasi dengan para ahli lapangan dari bidang-bidang terkait untuk menghasilkan rekomendasi dan solusi konkret di empat bidang utama: mobilitas, energi, bangunan dan sistem pemanas, serta produksi dan konsumsi makanan.

Setelah sesi pertemuan terakhir pada bulan Juni, mereka akan menentukan rekomendasi mana yang bersifat "wajib dijalankan" pemerintah untuk mencapai target iklim.

Lisa Badum, juru bicara kebijakan iklim untuk Partai Hijau, mengatakan kepada DW bahwa dia menantikan debat baru yang diilhami oleh rekomendasi Dewan Iklim: "Penting bahwa tidak hanya satu partai yang menanggapi (rekomendasi Dewn Iklim) secara serius dan membahas temuannya, tetapi semua partai yang demokratis melakukannya," kata Lisa. Konsultasi Dewan Iklim akan berakhir hanya beberapa minggu sebelum pemilihan parlemen 26 September mendatang.

Suara warga biasa sama pentingnya dengan pandangan para ahli
Felix Jansen, Direktur Komunikasi Dewan Bangunan Berkelanjutan, DGNB, mendukung pembentukan dan pekerjaan Dewan Iklim. Dia percaya bahwa hampir semua partai politik Jerman - selain AfD yang skeptis terhadap iklim - telah menyadari betapa seriusnya krisis iklim, jika tidak segera diambil tindakan. Untuk itu, penting untuk mendengarkan suara berbagai kalangan.

"Ada bagian di mana sangat penting untuk mendengarkan para ahli - untuk murni membahas fakta-faktanya," kata Felix Jansen. Tapi dia percaya, mendengar pandangan masyarakat awam dari berbagai usia dan spektrum sosial juga sama pentingnya.

"Ada banyak komite ilmiah yang memberi nasihat kepada kami tentang transisi energi dan perubahan iklim, dan itu bagus. Tetapi hanya ada beberapa forum tempat warga biasa dapat bersuara," kata Lisa Badum. "Semua warga negara adalah ahli dalam kehidupan mereka, dan mampu menyumbangkan masukan yang masuk akal dari sudut pandang mereka."