Indonesia Alokasikan 4,1 Persen Anggaran untuk Perubahan Iklim

Penulis : Tim Betahita

Lingkungan

Kamis, 06 Mei 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan komitmen Indonesia dalam mengatasi masalah perubahan iklim. Mitigasi dampak dari perubahan iklim tersebut tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Sebagai salah satu negara yang memiliki hutan tropis terbesar, peran Indonesia sangat penting untuk membatasi atau mencegah deforestasi. Termasuk menghutankan kembali lahan yang telah berubah peruntukannya. Karena itu, kebijakan anggaran juga diarahkan untuk menangani masalah tersebut.

"Kami mengalokasikan 4,1 persen dari anggaran negara kami untuk aksi mengatasi dampak perubahan iklim dan kami akan menelusuri pengeluaran anggaran agar kami dapat konsisten, kredibel dan transparan mengenai sumber daya yang dibutuhkan dan itu adalah salah satu akuntabilitas yang kami bangun," katanya dilansir dari laman resmi Kemenkeu, Rabu, 5 Mei 2021.

Dari sisi fiskal, pemerintah menggunakan instrumen seperti obligasi hijau serta membentuk lembaga untuk memobilisasi pembiayaan atas penanganan dampak perubahan iklim dan lingkungan. Dukungan pembiayaan dan teknologi dapat membantu mengatasi dampak perubahan iklim.

"Sebagai ketua bersama Koalisi Menteri Keuangan untuk Perubahan Iklim, saya juga ingin mendorong Climate Change Conference of the Parties (COP) 26 berikutnya di Glasgow, bagaimana kita dapat membangun pemahaman dan tanggung jawab bersama yang lebih baik dan lebih kuat antara negara berkembang dan negara maju untuk mewujudkan hasil yang paling efektif untuk menangani masalah perubahan iklim," tegas dia.

Menurutnya, implementasi pasal dalam Perjanjian Paris menjadi penting untuk menciptakan satu pasar karbon secara global, penetapan harga karbon yang kredibel, dan memberi insentif termasuk ke sektor swasta. Dengan adanya perjanjian ini, masalah perubahan iklim dapat diatasi secara global.

"Jadi sekali lagi mengenai harga karbon dan regulasi pasar karbon yang penting dan komitmen yang perlu disampaikan akan menjadi sangat penting bagi kita semua untuk dapat mengatasi masalah perubahan iklim dan dalam konteks semacam ini, saya rasa kami juga sangat optimis bahwa kami dapat merancang pemulihan ekonomi dari wabah covid-19 ini sekaligus menangani masalah perubahan iklim dengan cara yang kredibel dan akuntabel," pungkasnya.

Ilustrasi perubahan iklim. (Sandy Indra Pratama| Betahita)