Harimau Betina di India Mati Lantaran Covid-19

Penulis : Tim Betahita

Satwa

Kamis, 10 Juni 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Pemerintah India menutup sementara semua cagar alam harimau untuk pariwisata setelah terjadi klaster Covid-19 di kebun binatang. Perintah penutupan itu dikeluarkan oleh Otoritas Konservasi Harimau Nasional India, lembaga di bawah naungan Kementerian Lingkungan, Senin lalu.

Perintah itu muncul setelah singa betina yang positif Covid-19 mati beberapa hari sebelumnya. "Contoh terbaru dari hewan kebun binatang yang terinfeksi Covid-19 sekali lagi menunjukkan kemungkinan besar penularan penyakit dari manusia ke hewan liar yang ditangkap," kata perintah itu, mengutip CNN.

"Penularan serupa juga dapat terjadi di cagar alam harimau," katanya.

Untuk mencegah harimau dan satwa liar lainnya terinfeksi virus corona, semua cagar alam harimau harus ditutup sementara untuk kegiatan pariwisata.

Nadia, seekor harimau betina Malaysia berusia 4 tahun di Kebun Binatang Bronx dinyatakan positif virus corona.

Kasus terbaru terjadi di Taman Zoologi Arignar Anna alias Kebun Binatang Vandalur di tenggara kota Chennai.

Petugas kebun binatang dan tim dokter hewan lantas segera melakukan karantina semua singa dan mulai merawat mereka dengan antibiotik.

Petugas medis juga telah mengambil sampel dari singa, harimau, dan mamalia besar lain untuk dilakukan pengujian. Mereka berharap pengurutan genetik dapat mengungkapkan jenis virus mana yang menginfeksi singa.

Kepala menteri Tamil Nadu, M K Stalin, dengan sejumlah menteri dan otoritas satwa lain mengunjungi kebun binatang untuk meninjau situasi, pada Minggu (6/6).

Maret lalu, delapan singa di kebun binatang Hyderabad terinfeksi Covid-19. Wabah itu juga dilaporkan menjangkit kandang singa di kebun binatang Jaipur dan Etawah.

Untuk menekan penyebaran corona, Tamil Nadu menutup kebun binatang pada 20 April.

Di negara lain, Covid-19 juga menyerang sejumlah harimau dan singa di Kebun Binatang Bronx, New York pada April tahun lalu. Kasus itu terdeteksi setelah para satwa menunjukkan gejala, salah satunya batuk. Namun, mereka kini telah pulih.

Virus yang menginfeksi hewan memicu kekhawatiran para ahli zoologi, termasuk di India.

Otoritas Konservasi Harimau Nasional India lantas memerintahkan semua cagar harimau untuk mengamati hewan mamalia itu guna mengetahui gejala, dan untuk memastikan semua pawang hewan negatif Covid-19.

Dekan kedokteran hewan dan ilmu makhluk hidup di City University of Hong Kong, Nikolaus Osterrieder, mengatakan gelombang kedua Covid-19 di India menempatkan hewan dengan resiko infeksi yang lebih besar.

"Mungkin bukan kebetulan bahwa di India, di mana Anda memiliki jumlah kasus yang tinggi, penularan ke hewan terjadi sebagai konsekuensi langsung," katanya.

"Semakin banyak kasus pada manusia, semakin tinggi kemungkinan hewan, termasuk hewan kebun binatang, terinfeksi."

Kucing, singa dan harimau sangat rentan terhadap penyakit parah. Sementara hewan seperti cerpelai dan musang mungkin lebih rentan terhadap Covid-19 tanpa gejala.

Sedang kelompok kucing lebih mudah menyerah pada penyakit, sehingga membuat mereka benar-benar sakit.

Hal itu, kata Osterrieder, dapat menimbulkan risiko bagi spesies yang terancam punah seperti Neela, singa betina Asia.

Habitat Singa Asia pernah hidup di daratan Afrika hingga Yunani. Namun sekarang hanya ditemukan di India, menurut Daftar Merah Spesies Terancam Punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam.

Menurut Dana Dunia untuk Alam (WWF), hanya ada 523 singa yang tersisa. Dari jumlah yang hanya segelintir itu mereka menghadapi beberapa ancaman seperti perburuan, fragmentasi habitat, dan aktivitas manusia seperti wisata satwa liar.

"(wabah di kebun binatang) menyoroti bahwa manusia dapat menularkan patogen ke hewan, bukan hanya sebaliknya," kata Osterrieder.