Spesies Baru Ditemukan lewat Ekspedisi CAL Kepulauan Karimata

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Jumat, 23 Juli 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Satu spesies tumbuhan baru ditemukan lewat sebuah ekspedisi atau penjelajahan yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar) di Cagar Alam Laut (CAL) Kepulauan Karimata, 15-22 Maret 2021 lalu. Spesies baru tersebut adalah Hanguana karimatae. Berdasarkan pengamatan di lapangan, jenis baru hanguana yang berhasil ditemukan ini hanyalah berjumlah 3 individu saja.

"Dari hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan Tim Divisi Gunung, tercatat lebih dari 400 jenis tumbuhan mulai dari tumbuhan herba sampai pohon. Namun, salah satu hal yang paling membanggakan dalam ekspedisi kali ini adalah ditemukan dan teridentifikasi satu spesies/jenis baru dari tumbuhan berbunga," kata Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat, Sadtata Noor Adirahmanta, Selasa (13/7/2021).

Tumbuhan dari keluarga hanguanaceae yang ditemukan ini merupakan jenis baru dari Pulau Karimata Besar, yang merupakan satu kesatuan bentang alam, tidak terpisahkan dari kawasan CAL Kepulauan Karimata. Distribusinya hanya terdapat di Kepulauan Karimata.

Sadtata menjelaskan, Hanguana karimatae merupakan hanguana pertama yang dideskripsikan sebagai spesies baru dari Kalimantan. Temuan spesies ini diterbitkan di jurnal ilmiah internasional Blumea pada 2 Juli 2021 oleh Agusti Randi, yang merupakan seorang ahli Botani, alumnus Universitas Tanjungpura Pontianak, asli Kalimantan Barat.

Hanguana karimatae, spesies tumbuhan baru dari keluarga hanguanaceae yang berhasil ditemukan lewat Ekspedisi CAL Kepulauan Karimata, Maret lalu./Foto: BKSDA Kalimantan Barat.

Hanguana karimatae memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh spesies hanguana lainnya. Jenis ini memiliki perawakan besar dengan tinggi mencapai 1,6 meter dengan tangkai perbungaan yang tegak dan kokoh setinggi 1 meter. Buah berbentuk bulat yang tidak simetris dan berwarna kuning pucat dengan ujung yang sangat menonjol. Bijinya seperti mangkok dengan tonjolan kecil di pinggirannya. Jenis ini tumbuh pada pinggiran sungai berbatu berair jernih.

Sepanjang pengamatan terhadap spesies ini di lapangan, hanya dijumpai tiga individu saja, sehingga untuk status konservasi yang diusulkan berdasarkan kriteria dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List adalah termasuk Critically Endangered (CR) atau Kritis. Kriteria CR ini merupakan kriteria yang paling tinggi terhadap kepunahan di alam. Untuk itu, pengamanan kawasan terhadap kerusakan habitat dan konservasi ek-situ untuk spesies ini sangat diprioritaskan.

CAL Kepulauan Karimata merupakan gugusan kepulauan yang terletak di sebelah barat daya Pulau Kalimantan, berdekatan dengan Kepulauan Bangka Belitung. Kawasan yang termasuk dalam perairan laut Selat Karimata ini secara administratif berada di wilayah Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Terdiri dari 43 pulau, yang mana jarak CAL Kepulauan Karimata ke ibu kota Kabupaten Kayong Utara sekitar kurang lebih 100 Km.

Sadtata menjelaskan CAL Kepulauan Karimata merupakan kawasan konservasi dengan potensi keanekaragaman hayati yang tinggi dan unik, namun belum cukup tergali dan dikenali. Mempertimbangkan kondisi kawasan dan tantangan yang dihadapi serta keterbatasan yang dimiliki pemangku kawasan, pengembangan kawasan CAL Kepulauan Karimata sebagai destinasi penelitian berbasis masyarakat, melalui penerapan konsep citizen science, menjadi pilihan solusi yang paling memungkinkan untuk mewujudkan pengelolaan kawasan yang optimal. Di samping itu diharapkan ke depan jenis-jenis baru akan teridentifikasi dari cagar alam laut ini.

Ekpedisi/Jelajah Karimata ini sendiri dipimpin oleh Kepala BKSDA Kalimantan Barat dengan melibatkan Komunitas Selam WeBe, Balai Kajian Sejarah Kebudayaan Kalimantan Barat, Botanist, Traveler Writer, media lokal serta masyarakat setempat. Tim Divisi Gunung berhasil mengidentifikasi beberapa tipe ekosistem mulai dari ekosistem mangrove, pantai, riparian, hutan air tawar, kerangas, hutan dataran rendah perbukitan sandstone, hutan pegunungan atas dan terakhir adalah sub alpine.

Tim penjelajahan dibagi dalam 4 sub divisi, yaitu Divisi Laut, Divisi Gunung/Flora, Divisi Mamalia serta Divisi Sosial Ekonomi dan Budaya, untuk melakukan eksplorasi potensi yang dimiliki CAL Kepulauan Karimata secara lebih luas. Tim Divisi Gunung mempunyai tugas melakukan eksplorasi keanekaragaman hayati dari kawasan pesisir pantai sampai hutan pegunungan di Pulau Karimata Besar, yang saat ini telah berstatus menjadi hutan lindung.

Pada kesempatan terpisah, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian LHK, Wiratno menyatakan bahwa kemungkinan ditemukan berbagai spesies baru sangat terbuka. Menurutnya, ekspedisi ini membuktikan hal tersebut.

"Oleh karena itu, ke depan masih diperlukan ekspedisi-ekspedisi untuk masuk ke dalam kawasan konservasi, agar diketahui ragam ekosistem, habitat, pola asosiasi tumbuhan tinggi dengan berbagai tumbuhan di bawahnya, termasuk liana, jamur, mikroba, dan sebagainya," kata Wiratno.

Wiratno menambahkan, ekspedisi ini juga membuktikan pentingnya peningkatan kapasitas staf BKSDA dan Taman Nasional untuk mampu mendiskripsi berbagai jenis tumbuhan dengan dibekali ilmu taxonomi, dendrologi, bioprospecting, dan ilmu-ilmu lainnya. Kerjasama dengan peneliti, praktisi, dengan terus menggali sistem pengetahuan masyarakat setempat yang masuk dalam khasanah ilmu etnobotany dan etnozoology menjadi semakin penting dan relevan di masa mendatang.