Kebakaran di Eropa Terus Meluas, Lepaskan 343 Megaton Karbon

Penulis : Tim Betahita

Karhutla

Sabtu, 07 Agustus 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Ilmuwan menyebut Juli lalu sebagai bulan terburuk kebakaran lahan sejak 2003, seiring dengan meningkatnya api yang membakar Amerika Utara, Siberia, Afrika, dan Eropa bagian selatan. 

Kebakaran disebabkan oleh suhu panas ekstrem dan kekeringan panjang, menghasilkan 343 megaton karbon. Angka tersebut lima kali lebih tinggi dari puncak global pada bulan Juli 2014 lalu.

Mark Parrington, peneliti senior di Copernicus Atmosphere Monitoring Sphere Uni Eropa, yang menghitung pelepasan karbon itu mengatakan, angka tersebut tertinggi sejak 2003.

Lebih dari setengahnya berasal dari Amerika Utara dan Siberia yang mengalami anomaly cuaca panas dan kering.

Kebakaran di Afidnes, wilayah di dekat Athena, Yunani. Foto: EPA

Di barat Kanada dan Amerika Serikat, kebakaran hutan juga disebabkan oleh gelombang panas berkepanjangan dan intens. Di Siberia, wilayah taiga di Republik Sakha habis dilalap api dan awan asap beracun menyebar hingga Kutub Utara.

Kebakaran global meluas ke wilayah timur dan tengah Mediterania, di mana banyak negara menghadapi awal musim kebakaran yang luar biasa ganas. 

Minggu lalu, intensitas gelombang panas dari kebakaran hutan dan lahan di Turki empat kali lebih tinggi dari rekor harian nasional sebelumnya. Hingga saat ini, 128.000 hektare hutan dan lahan terbakar di Turki—delapan kali lebih besar dari rata-rata, menurut Sistem Informasi Kebakaran Hutan Eropa.

Pada periode waktu yang sama, Italia, yang mengalami kebakaran hutan terparah kedua dalam sejarah, kehilangan hampir 80.000 hektare, atau empat kali lebih tinggi dari rata-rata 2008-2020. Di Cyprus, luas lahan terbakar naik delapan kali dan di Yunani dua kali lebih besar. Spanyol, Prancis, Albania, dan Makedonia Utara juga mencatat kenaikan titik api dari biasanya. 

Di seluruh kontinen Eropa, kebakaran telah menelan delapan nyawa dan ratusan dilarikan ke rumah sakit. Ribuan warga mengungsi, termasuk dari lokasi pariwisata populer dan cagar alam.

Saat ini hampir semua negara di selatan Eropa dalam siaga risiko kebakaran “sangat ekstrem” atau “ekstrem”. Hal itu disebabkan oleh suhu panas yang masih berlanjut. Sebagian besar wilayah itu juga terancam oleh kekeringan.

Menurut Unit Pengelolaan Bencana Uni Eropa, jumlah kebakaran di Eropa terus meningkat dan wilayah rentan semakin meluas. Di Finlandia juga terjadi peningkatan tajam dalam kebakaran hutan musim panas tahun ini.

“Area terdampak di Eropa semakin meluas, tidak lagi terbatas di negara-negara Mediterania,” kata Jesús San-Miguel-Ayanz, peneliti dalam unit kebencanaan tersebut.  

THE GUARDIAN