KLHK Beri Penghargaan pada 12 Mendiang Aktivis Lingkungan Hidup

Penulis : Kennial Laia

Lingkungan

Kamis, 19 Agustus 2021

Editor : Kennial Laia

BETAHITA.ID -  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan penghargaan kepada 12 aktivis lingkungan hidup, Kamis, 19 Agustus 2021. Penghargaan tersebut pertama kalinya diberikan kepada individu yang aktif dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan sebelum meninggal dunia.

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengatakan, 12 aktivis dan inovator penerima penghargaan itu memiliki dedikasi dan komitmen yang tinggi dalam menjaga bumi dan memperjuangkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta hutan yang lestari. 

“Terima kasih atas kerja kerasnya yang menunjukkan bahwa kita memiliki tekad untuk memulihkan lingkungan secepat-cepatnya dan mengembangkan tata kelola lingkungan sebaik-baiknya,” kata Menteri Siti dalam pidato virtual, Kamis, 19 Agustus 2021.

Ke-12 individu tersebut antara lain aktivis lingkungan hidup Emmy Hafild; aktivis lingkungan hidup MS Zulkarnaen; dosen dan peneliti IPB Linawati Hardjito; dan advokat lingkungan hidup dan HAM Chairil Syah. 

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar memberikan pidato secara virtual dalam acara penghargaan kepada aktivis lingkungan hidup, Kamis, 19 Agustus 2021. Foto: Tangkapan layar Youtube Kementerian LHK

Ada pula Hapsoro, salah satu pendiri Telapak organisasi yang mengadvokasi pembalakan liar; Den Upa Rombelayuk, aktivis perempuan yang berjibaku dalam isu masyarakat adat dan  pertanian; serta Kus Saritano, pejuang dan aktivis anti-pembalakan liar dari Kalimantan Tengah. 

KLHK juga memberikan penghargaan kepada konsultan dan praktisi sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu Agung Nugraha; Dedy Mawardi yang merupakan komisaris utama BUMN PT Perkebunan Nusantara XI; penyuluh kehutanan swadaya masyarakat Maman Suparman; dan Notosoekotjo, salah satu pencipta lagu mars rimbawan, “Seruan Rimba”.

Sarwono Kusumaatmadja, Menteri Lingkungan Hidup 1993-1998, mengatakan menjadi aktivis dan pembela lingkungan adalah sebuah panggilan hidup yang sama sekali tidak mudah dilakukan. 

“Sulitnya mengurus lingkungan hidup dan kehutanan itu masih akan kita rasakan pada masa mendatang, dengan adanya akselerasi perubahan iklim yang telah dirasakan di mana-mana,” kata Sarwono.