Pengelola Pensiun Belanda Lepas Semua Investasi di Energi Kotor

Penulis : Tim Betahita

Energi

Senin, 06 September 2021

Editor :

BETAHITA.ID -  Pengelola dana pensiun asal Belanda (PME), mengatakan telah menjual semua investasinya dalam aset yang berhubungan dengan bahan bakar fosil selama beberapa bulan terakhir. PME merupakan pengelola dana besar asal Belanda pertama yang melakukan kebijakan itu.

PME mengelola dana pensiun dari 166.000 orang pekerja di sektor pengerjaan logam dan teknologi industri, termasuk pekerja di produsen peralatan semikonduktor ASML, perusahaan industri terbesar di Belanda. Nilai aset kelolaan PME sekitar 61 miliar euro (atau setara Rp 1.033 triliun lebih).

PME tidak mengungkapkan berapa banyak investasi yang dimilikinya di sektor ini. Tetapi, perusahaan itu menyatakan telah mengurangi eksposur selama beberapa tahun dan ini adalah langkah yang relatif kecil. Surat kabar Belanda Het Financieele Dagblad memperkirakan investasi di bahan bakar fosil yang dicairkan sekitar 1,2 miliar euro (Rp 20,3 triliun).

“Konsekuensi dari perubahan iklim sedang dimainkan di depan mata kita saat ini. Kami bermaksud untuk berinvestasi lebih banyak di sektor-sektor yang memungkinkan transisi energi, seperti manajemen jaringan dan penyimpanan energi,” demikian pernyataan Eric Uijen, ketua komite eksekutif PME.

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga uap batu bara. Foto: Getty Images

Dana pensiun terbesar Belanda, ABP, pada Juni lalu, menyatakan bahwa keluar langsung dari investasi bahan bakar fosil tidak akan menjadi solusi untuk masalah lingkungan. ABP memiliki nilai aset kelolaan mencapai 509 miliar euro (lebih dari Rp 8.620 triliun).

Setelah protes oleh anggota, ketua ABP Corien Wortmann-Kool berjanji bahwa dana tersebut akan “lebih ambisius” dalam merumuskan wawasan lingkungan dalam kebijakan investasinya. Namun, ABP tidak memasang target yang spesifik.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mendesak Australia untuk meningkatkan upaya penghapusan penggunaan batubara. Sebab kalau tidak, gerakan perubahan iklim akan secara dramatis merusak ekonomi negara itu di masa mendatang.

Selwin Hart, Penasihat Khusus PBB untuk Perubahan Iklim menyatakan sepenuhnya memahami peran batubara dan bahan bakar fosil lain dalam perekonomian Australia. "Bahkan jika pertambangan menyumbang sebagian kecil yakni sekitar 2% dari keseluruhan pekerjaan," katanya dalam pidato di Australian National University, Canberra.

KONTAN|