Jejak Surat Elektronik dalam Memperparah Krisis Iklim

Penulis : Tim Betahita

Perubahan Iklim

Senin, 13 September 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Setiap harinya, kita mendapatkan berbagai macam email. Namin siapa sangka, email yang kita terima setiap hari mempunyai andil dalam merusak iklim. Seperti apa jejak surat elekronik itu dalam memperparah krisis iklim?

Email yang dikirim, diterima, dan disimpan di dalam kota masuk (inbox) ataupun spam, disimpan di penyimpanan data atau biasa disebut server. Server ini memerlukan energi listrik yang bersumber dari bahan bakar fosil. Semakin banyak email, semakin banyak energi listrik yang dibutuhkan. Berarti, semakin polusi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil.

Berdasarkan laporan The Carbon Footprint of Email Spam dari ICF, email spam rata-rata menghasil 0.3 gram CO2. ICF memperkirakan, ada sekitar 62 triliun email spam yang dikirim pada 2008. Ini berarti, sektor email spam mengeluarkan emisi sekitar 186 miliar kilogram CO2 pada 2008, setara dengan emisi gas rumah kaca dari mobil yang mengelilingi bumi sebanyak 1,6 juta kali.

Secara global, ICF menghitung listrik yang digunakan untuk menyimpan email di server sebesar 33 miliar kWh (kilowatt per jam) atau 33 tWh (terawatt per jam) setiap tahunnya. Ini setara dengan membangkitkan listrik untuk 2.4 juta rumah di Amerika Serikat, ditambah hasil emisi GRK dari 3.1 mobil yang menggunakan 2 triliun galon bensin.

ilustrasi jaringan internet. (istimewa)

Untuk ukuran email bisnis atau iklan, dibutuhkan 50.000 kWh, yang menurut ICF, lebih dari seperlima dari jumlah tahunan email tersebut dapat dikaitkan dengan spam.

Jika kita dapat memfilter email spam, listrik yang digunakan dapat menghemat 135 tWh setiap tahunnya, setara dengan mengurangi 13 juta mobil dari jalanan, berdasarkan ICF.

Namun, memerangi sumber dari spam akan jauh lebih baik. Berdasarkan data ICF, ketika sumber utama spam, McColo, dimatikan pada akhir 2008, hasilnya setara dengan mengurangi 2.2 juta mobil dari jalanan.

Walaupun email spam sudah mulai berkurang, email biasa juga tetap menyumbang CO2, bahkan lebih besar. Berdasarkan Eco2 Greetings, setiap email yang hanya berisi teks menghasilkan 4 gram CO2 sedangkan yang memiliki lampiran dapat mencapai 19 hingga 50 gram. Artinya, semakin berat ukuran file, semakin banyak CO2 yang dihasilkan. Mengurangi ukuran file akan membantu mengurangi CO2 yang dihasilkan.

Tidak dapat dielak jika semakin berkembangnya teknologi, rata-rata email masuk bisa berjumlah berkali-kali lipat. Menurut data statista, ada sebanyak 306.4 miliar email yang dikirim dan diterima pada 2020. Melihat dari pertambahan jumlah email dari tahun per tahun, statista memperkirakan akan ada 376.4 milyar email yang dikirim dan diterima pada tahun 2025.

Cara yang dapat dilakukan adalah menghapus email yang ada di kotak masuk dan spam secara rutin. Dengan mengosongkan kotak masuk, otomatis memberikan ruang kosong di server sehingga dapat emisi CO2 dapat berkurang. Mengurangi ukuran file yang dilampirkan juga membantu meminimalisasi emisi CO2 yang dihasilkan. Selain itu, memberhentikan berlangganan email bisnis atau iklan juga menjadi salah satu cara untuk mengurangi email yang masuk.

Penulis: Syifa Dwi Mutia, reporter magang di betahita.id