Hari Badak Sedunia: India Bakar Hampir 2.500 Cula Badak Langka

Penulis : Tim Betahita

Satwa

Jumat, 24 September 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Hampir 2.500 cula badak langka dihancurkan dengan cara dibakar, bertepatan dengan Hari Badak Sedunia pada upacara Bokakhat, Negara Bagian Assam, India. Cula-cula ini diletakkan dengan hati-hati ke dalam enam tungku raksasa, lalu dibakar oleh api oranye menyala, menyisakan gumpalan asap ke udara.

Penghancuran ini merupakan bentuk dari kampanye anti-perburuan ilegal oleh Pemerintah Assam. Menteri Persatuan Negara untuk Hutan dan Lingkungan, Ashwini Kumar Choubey, dalam konferensi pers di Guwahati (19/9) mengungkapkan rencananya untuk membakar cula badak di depan umum pada 22 September, bertepatan dengan Hari Badak Sedunia. Dikutip dari India Today.

"Ini adalah ide yang sangat baik yang diambil oleh pemerintah Assam untuk menghancurkan cula badak dan itu akan membantu menghentikan perdagangan cula badak ilegal. Cula badak akan dibakar di depan umum pada 22 September," katanya pada konferensi pers tersebut.

Setidaknya ada 2.479 dari 2.623 cula badak yang terbakar dari tempat simpanan kas negara.

Bada Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Dok. Menlhk.go.id

Cula-cula ini berasal dari badak bercula satu yang terancam punah. Dulunya, badak-badak ini tersebar luas di wilayah negara bagian Assam. Sayangnya, akibat perburuan dan perdagangan ilegal, hanya tersisa beberapa ribu ekor.

Perdagangan cula badak telah dilarang sejak 1977 oleh Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah. Namun, perburuan dan perdagangan ini masih berlanjut. Melansir dari Al Jazeera, konservasionis mengatakan, permintaan cula badak berasal dari Cina dan Vietnam, diduga cula badak dipromosikan menjadi bahan pengobatan tradisional. 

Hingga saat ini, belum ada studi yang mengatakan bahwa cula badak memiliki khasiat dalam pengobatan. “Sebuah cula badak memiliki nilai tertinggi jika masih menempel dengan utuh di badak yang masih hidup. Cula-cula ini tidak ada nilainya,” kata Ketua Menteri Assam Himanta Biswa Sarma dalam upacara di kota Bokakhat, Rabu.

“Dengan tindakan hari ini, Assam ingin mengirim dua pesan – bahwa kami tidak percaya bahwa cula badak memiliki nilai obat dan kami hanya percaya untuk melestarikan badak yang masih hidup.”

Bagian hewan yang mengandung keratin dan protein yang sama seperti rambut serta kuku manusia, telah disimpan oleh pemerintah India sejak 1969. Beberapa cula disita dari perburuan liar dan yang lainnya disebabkan oleh kematian alami. Semuanya kematian bada di negara bagian tersebut dicatat oleh polisi setempat.

Mengutip dari India Today, kabinet negara menyisakan 94 cula badak untuk dilestarikan sebagai warisan untuk tujuan akademis. Sementara, 50 cula akan diteruskan di pengadilan.

Pada 2016, pemerintah Assam membentuk Komite Verifikasi Cula Badak untuk mempelajari spesimen yang disimpan di 12 perbendaharaan di seluruh negara bagian. Hasilnya, cula terbesar di dunia tercatat seberat 3,051 kg dengan tinggi 36 cm. Cula tersebut ditemukan pada 1982 dari seekor badak di Bagori Range, Taman Nasional Kazigara.

Saat ini, Taman Nasional Kaziranga, merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 ekor badak bercula satu, menjadi populasi badak terbesar dan warisan UNESCO.

Penulis: Syifa Dwi Mutia, reporter magang di betahita.id