Emisi Karbon Meningkat di 20 Negara Terkaya di Dunia

Penulis : Aryo Bhawono

Energi

Jumat, 15 Oktober 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Laporan Climate Transparency menyebutkan emisi karbon di seluruh negara G20 naik sebesar 4 persen. Kenaikan ini cukup tinggi karena sepanjang pandemi Covid-19 2020 emisi karbon mengalami penurunan sebesar 6 persen. Tiga negara, yakni China, India, dan Argentina akan melampaui angka emisi mereka di 2019. 

Menurut laporan yang disusun oleh 16 organisasi penelitian dan kelompok kampanye lingkungan, penggunaan batu bara di seluruh G20 diproyeksikan meningkat sebesar 5% tahun ini. Cina yang bertanggung jawab atas sekitar 60% dari kenaikan, tetapi peningkatan batubara juga terjadi di Amerika Serikat dan India.

Penggunaan batubara di China melonjak seiring dengan permintaan peningkatan energi karena ekonomi global telah pulih. Harga batubara pun naik hampir 200% dari tahun lalu.

Laporan tersebut juga menunjukkan beberapa perkembangan positif mengenai bertambahnya penggunaan energi matahari dan angin di negara-negara kaya. Energi terbarukan kini memasok sekitar 12 persen daya kebutuhan listrik, angka ini meningkat dibandingkan pada tahun lalu, yakni 10 persen. 

Ilustrasi pemanasan global sebabkan suhu air laut naik. (carbonbrief.org)

Dikutip dari BBC, secara politik ada kemajuan yang signifikan dalam kelompok G20 karena mayoritas negara mengakui net zero emission perlu dicapai pada pertengahan abad ini. Semua anggota kelompok telah sepakat untuk menempatkan rencana karbon 2030 baru di atas meja sebelum konferensi PBB Perubahan Iklim (COP 24) di Glasgow.

Namun, China, India, Australia, dan Arab Saudi menempatkan rencana ini. Pembicaraan sebelum COP 24 menjadi sangat penting agar rencana ini disepakati. 

Para penulis mengingatkan penggunaan bahan bakar fosil yang berkelanjutan merusak upaya untuk mengendalikan suhu. Langkah negara G20 harus cepat untuk menekan suhu dengan memenuhi target energi bersih. 

Tujuan  COP 24 sendiri adalah mengambil langkah pasti menjaga ambang batas suhu 1,5 celcius. Suhu dunia saat ini berada di atas 1,1 celsius  dibandingkan masa pra-industri. 

“Pemerintah G20 perlu datang ke meja dengan target pengurangan emisi nasional yang lebih ambisius. Angka-angka dalam laporan ini mengkonfirmasi bahwa kita tidak dapat menggerakkan tombol tanpa mereka – mereka tahu itu, kita tahu itu – bola ada di tangan mereka di depan. COP26," kata Kim Coetzee dari Climate Analytics, yang mengkoordinasikan analisis keseluruhan.

Saat ini tumbuh harapan bahwa baik India dan China akan mengajukan rencana nasional baru sebelum pertemuan di Glasgow. Mereka akan memberikan dorongan signifikan untuk mempertahankan target 1,5 derajat Celcius.