Nyaris Separuh Kota Tercemar Dunia Terletak di India

Penulis : Tim Betahita

Lingkungan

Selasa, 23 November 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Setiap tahun, kabut asap tebal menyelimuti ibu kota India, New Delhi. Pekan lalu, keadaan menjadi sangat buruk bagi 20 juta penduduk sehingga pihak berwenang menutup sekolah.

Pada 2020, menurut pelacak kualitas udara IQAir, India memiliki 46 dari 100 kota paling tercemar di dunia, diikuti oleh China (42), Pakistan (6), Bangladesh (4), Indonesia (1), dan Thailand (1). Semua kota ini memiliki peringkat kualitas udara PM2,5 lebih dari 50.

Sedangkan sembilan dari 10 kota paling tercemar berada di India. Sedangkan Hotan, di Xinjiang Cina barat, memiliki kualitas udara rata-rata terburuk pada tahun 2020, dengan 110,2.

Konsentrasi partikel PM2,5 di New Delhi adalah 34 kali tingkat yang dapat diterima Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kabut asap beracun sangat buruk selama musim dingin karena para petani membakar jerami yang tersisa di ladang dikutip dari Aljazirah.

Ilustrasi Polusi Udara. (Piqsels)

Kualitas udara ditentukan kadar polutan udara PM2,5, PM10, ozon, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida. Materi partikulat (PM) terdiri dari partikel kecil yang berdampak negatif bagi kesehatan.

PM bervariasi dalam ukuran, yang paling merusak adalah PM2,5 dan PM10, dengan diameter masing-masing kurang dari 2,5 mikrometer dan 10 mikrometer. Diameter rambut manusia adalah 50-70 mikrometer. Tingkat PM2,5 lebih rendah dari 12 dianggap baik, 55-150 tidak sehat dan 250 atau lebih berbahaya.

Laporan Lancet mengungkapkan, pada 2019, 1,67 juta kematian di India disebabkan oleh polusi udara. Sementara mengganti bahan bakar padat dengan alternatif telah menurunkan kematian terkait dengan polusi udara rumah tangga sejak tahun 1990, kematian terkait dengan PM ambien meningkat.

Sedangkan 15 dari 20 kota paling tercemar berada di India, sebagian besar di utara. Pembakaran tunggul memicu polusi di musim gugur dan musim dingin. Emisi kendaraan, industri, dan pembakaran sampah juga berkontribusi terhadap tingginya tingkat PM2,5 dan polutan lainnya.

Beberapa kota di India dan Cina telah memasang menara kabut asap untuk mencoba mengatasi polusi udara. New Delhi memasang dua setelah perintah Mahkamah Agung India.

Sebanyak 40 kipas di menara setinggi 25 meter seharga 2 juta dolar AS ini menghirup udara yang sarat partikel dengan kecepatan 1.000 meter kubik per detik dan melewatkannya melalui filter. Menara asap bekerja dalam radius satu kilometer, yang diduga memotong tingkat PM2,5 hingga 50 persen.

Republika|