Kelompok Aktivis Extinction Rebellion Acak-acak Gudang Amazon

Penulis : Tim Betahita

Lingkungan

Senin, 29 November 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Puluhan aktivis yang berjuang untuk mengkampanyekan perubahan iklim menyerbu gudang raksasa toko online Amazon di Inggris, sehingga menimbulkan kehebohan dan gangguan besar. Akibatnya, sebanyak lebih dari 31 orang ditangkap polisi terkait aksi tersebut.

Para aktivis yang tergabung dalam kelompok Extinction Rebellion itu menargetkan 15 fasilitas Amazon di Inggris, termasuk fasilitas distribusi terbesar Amazon di negara itu yang berlokasi di wilayah Dumgermline.

Mereka memblokir jalanan dan mengganggu aktivitas pada saat Amazon sedang bersiap menghadapi musim belanja sangat sibuk di akhir tahun 2021 ini. Pintu-pintu gerbang menuju fasilitas Amazon diblokade dengan bambu dan banyak di antara aktivis tidak mau diusir.

"Aksi ini ditujukan untuk menarik perhatian pada praktik bisnis Amazon yang eksploitatif dan merusak lingkungan, mengabaikan hak-hal para pegawai demi keuntungan perusahaan," demikian kata juru bicara kelompok itu.

Kelompok Extinction Rebbelion saat menduduki Gudang platform belanja Amazon di Inggris. (Istimewa Extinction Rebbelion)

Aksi ini tak hanya mengganggu Amazon, tapi juga beberapa bisnis lain yang berada di sekitarnya, misalnya lalu lintas mengalami gangguan yang cukup parah. Namun Extinction Rebellion bersikeras bahwa aksi mereka pantas dilakukan untuk memperingatkan Amazon.

"Kami memiliki saksi-saksi dan juga dari orang-orang yang bekerja di dalam bahwa para pekerja Amazon ini dieksploitasi, bekerja sedemikian lama dan digaji rendah, sehingga itulah yang kami soroti di aksi ini," kata salah seorang aktivis.

Secara total, puluhan orang ditangkap dengan berbagai tuduhan, misalnya mengganggu ketentraman publik. Sedangkan pihak Amazon ketika dimintai konfirmasi menyatakan bahwa mereka selalu melakukan bisnis yang bertanggungjawab. "Kami melakukan tanggung jawab kami dengan sangat serius," kata juru bicara Amazon.

Seperti diketahui, Amazon kini dengan cepat menjadi monopoli global dan telah mengendalikan 15% dari penjualan ritel online global dan 34% dari kapasitas komputasi awan dunia.

Dengan mengendalikan bagian-bagian penting dari infrastruktur ini, Amazon dapat memberikan keistimewaan pada produk dan layanannya sendiri dan menetapkan persyaratan yang dapat digunakan oleh perusahaan lain untuk mengakses pasar ini.

“Perusahaan menggunakan data yang diperolehnya melalui situs webnya untuk memanipulasi orang agar membelanjakan uang untuk membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan. Konsumsi yang serba cepat ini mengoptimalkan basis pelanggannya dengan melacak perilaku mereka dan secara preemptif mengarahkan mereka tentang cara membelanjakan uang mereka, dan berapa banyak yang akan dibelanjakan,” tulis Extinction Rebellion dalam  pernyataan resminya.