Serbia Penuhi Tuntutan Penolak Tambang Lithium Rio Tinto

Penulis : Aryo Bhawono

Tambang

Minggu, 12 Desember 2021

Editor : Raden Ariyo Wicaksono

BETAHITA.ID -  Pemerintah populis Serbia memutuskan untuk menangguhkan dua undang-undang (UU) yang akan memudahkan izin tambang lithium Rio Tinto di Serbia Barat pada Rabu (8/12). Namun Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, menyisakan gerutuan karena karena penangguhan ini. 

Keputusan penangguhan UU ini dilakukan setelah ribuan pengunjuk rasa menolak tambang lithium Rio Tinto memenuhi jalan-jalan utama dan jembatan di Beograd selama dua akhir pekan berturut-turut. Aksi serupa juga digelar di berbagai kota lain di Sebia meski pihak berwenang melakukan kampanye intimidasi terhadap demonstran.

Aksi demonstrasi ini merupakan tantangan terbesar bagi pemerintahan Vucic. Ia mencela blokade jalan sebagai tindakan ilegal dan mengklaim para demonstran dibiayai oleh pihak berkepentingan di luar negeri untuk mengacaukan negara Balkan.

Vucic mengaku penangguhan undang-undang itu bukan berarti pemerintahannya menyerah pada kehendak demonstran. 

Aktivitas alat berat di areal pertambangan

"Saya meminta maaf kepada warga atas teror orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Vucic pada konferensi pers, seperti dikutip dari Associated Press.

Sebelumnya kelompok lingkungan Serbia dan organisasi masyarakat sipil marah karena otoritas Serbia menurunkan ambang batas referendum pada proyek-proyek besar di negara itu dan  dan menulis undang-undang lain yang akan mengarah pada pengambilalihan cepat properti pribadi di dekat proyek konstruksi besar. Aktivis berpendapat kebijakan ini membuka memudahkan jalan Rio Tinto menambang lithium.

Pemerintah Serbia sendiri telah mengeluarkan pernyataan bahwa undang-undang pengambilalihan akan ditarik untuk diskusi publik lebih lanjut sementara undang-undang referendum akan diamandemen.

Namun tuntutan kelompok lingkungan dan organisasi masyarakat sipil juga menuntut keterbukaan kesepakatan keuangan pemerintah dengan Rio Tinto untuk diumumkan. Perusahaan multinasional tersebut telah berjanji akan menempatkan 2,4 miliar Dolar AS ke dalam proyek tambang lithium Serbia.

Rio Tinto sendiri menemukan cadangan lithium di wilayah Loznica, Serbia pada 2006. Mereka telah melakukan pembelian tanah tetapi masih menunggu izin dari negara bagian untuk melakukan penambangan. 

Sepanjang 150 tahun sejarahnya, Rio Tinto telah menghadapi tuduhan korupsi, degradasi lingkungan, dan pelanggaran hak asasi manusia di lokasi tambangnya. 

Lithium, yang digunakan dalam baterai untuk mobil listrik, dianggap sebagai salah satu logam masa depan yang berharga saat dunia beralih ke sumber energi yang lebih terbarukan. Para pemerhati lingkungan juga secara umum kecewa dengan kurangnya tanggapan pemerintah Serbia terhadap meningkatnya polusi di negara itu.