Ribuan Warga Agam dan Mandailing Dikepung Banjir

Penulis : Sandy Indra Pratama

Ekologi

Senin, 20 Desember 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Sekitar 4.000 warga Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terisolir karena jalan menuju nagari itu digenangi banjir kiriman akibat meluapnya Sungai Batang Masang dan Sungai Batang Antokan, Akhir pekan kemarin.

Sekretaris Nagari Tiku Lima Jorong, Anaswar di Lubukbasung, Kabupaten Agam mengatakan ribuan warga itu berasal dari Jorong Muaro Putih, Jorong Subang-subang, Jorong Labuhan, Jorong Gadih Angik dan Jorong Masang.

"Warga tidak bisa keluar untuk mengurus keperluan ke daerah lain, namun aktivitas masyarakat seperti biasa. Untuk ketersediaan bahan kebutuhan pokok masih aman beberapa minggu ke depan," katanya.

Anaswar menyebut warga tidak bisa ke daerah lain karena jalan utama digenangi air setinggi 0,5 sampai 1,5 meter, sehingga kendaraan tidak bisa melalui daerah lain.

Banjir terbesar selama 58 tahun terjadi di Kabupaten Sintang mulai Oktober lalu. Mulai surut, pemerintah daerah dan pengamat lingkungan menyebut deforestasi dan tata kelola wilayah yang buruk sebagai dalang. Foto: BPBD Sintang

Banjir juga menggenangi jalan alternatif menuju pusat pemerintahan kecamatan dan pusat pemerintahan provinsi. "Khusus di Jorong Gadih Angik, titik banjir cukup banyak menggenangi badan jalan," katanya.

Agar masyarakat bisa ke luar, tambahnya, dibutuhkan dua perahu berukuran besar untuk membawa sepeda motor warga.

Pemerintah Nagari Tiku Lima Jorong telah berkoordinasi dengan Satpol Air Polres Agam untuk menurunkan satu unit perahu untuk membawa sepeda motor warga.

"Saat ini masih kurang satu unit perahu di lokasi titik banjir menggenangi jalan utama," katanya.

Sementara itu, Kasat Pol Air Polres Agam, AKP Martono mengatakan pihaknya mengerahkan satu unit perahu untuk membantu warga.

"Perahu sudah berada di lokasi, namun jalan utama ada dua titik banjir di Abdeling Tiga dan Somel. Kendaraan sepeda motor bisa keluar melalui Ujuang Labuang," katanya.

Satgas BPBD Agam beserta perahu juga sudah berada di lokasi.

Di Mandailing Natal, Bupati Tetapkan Status Tanggap Darurat

Sementara itu, banjir dan tanah longsor juga melanda kawasan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). Bupati Madina Jakfar Sukhairi Nasution lantas menetapkan status tanggap darurat kejadian bencana selama 14 hari terhitung 18-31 Desember 2021.

Jakfar Sukhairi Nasution menetapkan SK Pos Komando Darurat Kejadian Banjir dan Tanah Longsor dengan menunjuk Sekda Kabupaten Mandailing Natal sebagai komandan dan Kalaksa BPBD sebagai wakil komandan.

Banjir merendam 16 kecamatan. Sedikitnya 2.108 kepala keluarga terdampak. Ketinggian banjir bahkan mencapai 2 meter atau sampai ke atap rumah. Banjir dipicu oleh hujan dengan intensitas yang cukup tinggi pada Jumat, 18 Desember 2021 pukul 18.00 WIB.

Adapun 16 kecamatan yang terdampak banjir yakni, Kecamatan Natal, Ranto Baek, Lingga Bayu, Batang Natal, Panyabungan, Hutabargot, Sinunukan, Panyabungan Barat, Panyabungan Timur, Panyabungan Selatan, Panyabungan Utara, Nagajuang, Siabu, Muara Batang Gadis, Batahan dan Kotanopan

"Ada 16 kecamatan yang terendam banjir dan 2.108 kepala keluarga terdampak. Banjir melanda sejak Jum'at (17/12). Banjir disebabkan sungai meluap karena intensitas hujan tinggi," kata Kasi Pemulihan Sosial Ekonomi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina, Julinaida Hasibuan.

Menurut Julinaida ketinggian air juga bervariasi dari mulai satu meter hingga dua meter. Penyebabnya karena lokasi berdekatan dengan sungai. Warga yang rumahnya terdampak banjir parah sudah dievakuasi.

"Di beberapa titik ada sampai 2 meter, sampai ke atap rumah. Paling tinggi di kelurahan Tapus sampai 2 meter. Kurang lebih 101 jiwa mengungsi. Tapi di Kelurahan Tapus yang di Kecamatan Lingga Bayu bertambah. Ini kita masih merekap data," urainya.

Selain banjir kata Julinaida, ada sekitar lima titik di Madina terjadi longsor. Material longsor bahkan sempat menutup jalan lintas Sumatera. Saat ini petugas masih melakukan pembersihan material longsor.

"Masih dilakukan pembersihan material longsor untuk membuka akses jalan dengan mendatangkan alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mandailing Natal," kata dia.

BPBD terus melakukan dan pendataan. Selain itu juga mendirikan dapur umum serta posko pengungsian. Julinaida mengimbau masyarakat agar waspada, mengingat cuaca masih ekstrem.

"Kami juga berkoordinasi dengan instansi dan lembaga terkait untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak," ujarnya.