Ragam Upaya Mencegat Pencemaran Mikro Plastik

Penulis : Aryo Bhawono

Lingkungan

Jumat, 31 Desember 2021

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Berbagai perusahaan tengah berpacu membendung pencemaran serat mikroplastik ke lautan. Mereka mengembangkan inovasi pembuatan filter mesin cuci hingga kain yang terbuat dari rumput laut dan kulit jeruk. 

Polusi mikroplastik telah menyebar ke seluruh penjuru bumi, dari puncak Gunung Everest hingga lautan terdalam. Manusia pun turut mengkonsumsi partikel kecil melalui makanan dan air, serta menghirupnya. 

Dampak polutan ini bagi manusia belum diketahui namun tes laboratorium mikroplastik merusak sel manusia. Sedangkan satwa liar berada dalam risiko keselamatan akibat mikroplastik. 

Beberapa perusahaan kini berupaya mencegat polusi mikroplastik ini. Grundig baru-baru ini menjadi produsen alat pertama yang mengintegrasikan filter serat mikro ke dalam mesin cuci, sementara sebuah perusahaan Inggris telah mengembangkan sistem yang menghilangkan filter perangkap serat sekali pakai.

Sampah plastik dengan campuran teritip pantai (merah muda dan bergaris) dan teritip gooseneck dari laut terbuka. Foto: Lab Invasi Laut SERC

Serat kain sintetis, seperti akrilik dan poliester, terlepas selama proses pencucian. Jumlah serat yang terlepas ini sekitar 700.000 per siklus pencucian. Data ini menunjukkan bahwa persebaran mikroplastik sangat besar karena diperkirakan sebanyak 68 juta cucian dilakukan setiap minggu di Inggris.

Data baru dari 36 situs yang dikumpulkan selama The Ocean Race Europe menemukan bahwa 86 persen mikroplastik dalam sampel air laut adalah serat. 

“Data kami dengan jelas menunjukkan bahwa mikroplastik menyebar di lautan dan, yang mengejutkan, komponen utamanya adalah serat mikro,” kata Aaron Beck, di Geomar Helmholtz Center for Ocean Research di Kiel, Jerman, seperti dikutip dari Guardian.

Grundig meluncurkan produk filter serat mikro pada November lalu. Mereka mengatakan sistem ini mampu menangkap hingga 90 persen serat sintetis yang dilepaskan selama siklus pencucian. Wadah filter terbuat dari plastik daur ulang dan bertahan hingga enam bulan, setelah itu dapat dikembalikan secara gratis.

Perusahaan asal Inggris, Matter, mengembangkan alat yang dinamai Gulp. Alat ini terhubung antara pipa aliran keluar dan saluran pembuangan dan menjebak serat dalam wadah yang dikosongkan setiap 20 kali pencucian. Gulp tidak memerlukan wadah pengganti. 

Pengembangan alat ini mendapat anugerah sebesar 150.000 dari British Design Fund. Pendiri perusahaan, Adam Root, mengatakan ide pembuatan Gulp dimulai dengan hibah £250 dari Prince's Trust. 

"Saya menggunakannya untuk membongkar mesin cuci dan saat itulah saya mendapatkan momen penemuan saya," ucapnya.

Di Inggris, Alberto Costa dan anggota parlemen lainnya berkampanye untuk peraturan baru yang mengharuskan semua mesin cuci baru dilengkapi dengan filter serat mikro plastik mulai tahun 2025, yang didukung oleh Women's Institute dan lainnya. Prancis telah memperkenalkan persyaratan untuk memasang filter mulai tahun 2025. Uni Eropa, Australia, dan California sedang mempertimbangkan aturan serupa.

Saat ini beberapa perangkat penangkap serat mikro beredar di pasaran, masing-masing menghasilkan kinerja yang beragam dalam pengujian independen. Penelitian dari University of Plymouth di Inggris meneliti enam produk berbeda.

Akademisi Universitas Plymouth, Richard Thompson, yang merupakan bagian dari tim pengujian, memperingatkan bahwa filter tidak akan menyelesaikan masalah serat mikro plastik saja. Menurutnya sekitar 50 persen dari semua emisi serat terjadi saat orang mengenakan pakaian itu.

“Juga, sebagian besar populasi manusia tidak memiliki mesin cuci,” ucapnya pada Guardian. .

Ia menyebutkan masalah polusi mikroplastik lebih baik diselesaikan pada tahap desain. Saat ini perlu rancangan untuk meminimalkan tingkat emisi, membuat pakaian bertahan lebih lama, dan berkelanjutan.

Beberapa kelompok mengikuti kompetisi inovasi serat mikro dengan hadiah 650 ribu Dolar AS yang diselenggarakan oleh Conservation X Labs. Salah satu peserta, AlgiKnit membuat benang biodegradable dari rumput laut. Peserta dari Italia, Orange Fiber, membuat kain dari produk sampingan produksi jus jeruk.

Selain itu, Squitex, telah mengembangkan protein yang awalnya ditemukan di tentakel cumi-cumi. Perusahaan itu mengatakan mengambil bahan penyembuhan diri tercepat di dunia dan dapat dibuat menjadi serat untuk tekstil dan pelapis yang mengurangi penumpahan serat mikro.

Peserta lain mengambil pendekatan yang berbeda. Nanoloom misalnya, membuat kain non-penumpahan mikro plastik menggunakan graphene. Kelompok peserta lain bahkan menggunakan laser bertenaga tinggi untuk merawat permukaan kain agar kemungkinan hilangnya serat lebih kecil semakin kecil.  

Produk kain selain mikro plastik yang dapat diandalkan adalah kapas. Bahan alami ini dapat terurai secara hayati, tetapi produksinya seringkali melibatkan penggunaan air dan pestisida yang berlebihan.