38 Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan Dicabut Sekaligus

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Hutan

Selasa, 11 Januari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Ribuan izin usaha pertambangan, kehutanan dan hak guna usaha (HGU) dicabut oleh Pemerintah Indonesia, pada Kamis (6/1/2022) kemarin. Konon izin serta hak usaha itu dicabut lantaran tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Ada yang diterlantarkan dan ada juga yang dialihkan ke perusahaan lain.

Ribuan izin yang dicabut itu terdiri dari 2.078 izin sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) dan 192 izin sektor kehutanan, serta puluhan HGU milik 36 badan hukum.

“Izin-izin yang tidak dijalankan, yang tidak produktif, yang dialihkan ke pihak lain, serta yang tidak sesuai dengan peruntukan dan peraturan, kita cabut,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, pada Kamis, 6 Januari 2022 lalu.

Khusus sektor kehutanan, 192 izin yang dicabut itu mencakup kawasan seluas kurang lebih 3.126.439 hektare yang berada di 23 wilayah provinsi. Itu berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Nomor: SK.01.MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022 tentang Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan yang ditetapkan pada 5 Januari 2022 oleh Menteri LHK Siti Nurbaya. Izin-izin ini dicabut karena dianggap tidak aktif, tidak membuat rencana kerja, dan diterlantarkan.

Bentang hutan di wilayah konsesi perusahaan di Kampung Zanegi, Kabupaten Merauke, Papua. Foto: Istimewa

Izin-izin kehutanan yang dicabut itu meliputi, Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH)--sebelumnya disebut HPH/IUPHHK-HA dan HTI/IUPHHK-HT--yang jumlahnya 38 surat keputusan (SK), Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan--sebelumnya disebut Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)--berjumlah 14 SK, Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan--termasuk Persetujuan Prinsip--sebanyak 137 SK, dan Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam (IUPSWA)/Ekowisata atau sebelumnya disebut Hak/Izin Pengusahaan Pariwisata Alam sebanyak 3 SK.

38 SK PBPH yang Dicabut 5 Januari 2022

NO

NO SK

PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN

LUAS (HA)

PROVINSI

1

859/Kpts-VI/99

PT ACEH INTI TIMBER

80.804

ACEH

2

863/Kpts-VI/99

PT LAMURI TIMBER

44.400

ACEH

3

585/Menhut-
II/2011

PT BARUMUN RAYA PADANG LANGKAT

14.800

SUMUT

4

17/Menhut-
II/06

PT MULTI SIBOLGA TIMBER

28.670

SUMUT

5

139/Menhut-
II/07

PT ELBANA ABADI JAYA

15.480

KALSEL

6

738/Menhut-
II/2011 jo

390/Menhut-
II/2012

PT DEWATA WANATAMA LESTARI

59.805

KALTIM

7

SK.103/Menhut-
II/06

KSU MAYANG PUTRI PRIMA

13.110

KALTIM

8

SK.105/Menhut-
II/05

PT MELAPI TIMBER

78.300

KALTIM

9

34/Kpts-II/01

PT PASURUAN FURNINDO INDUSTRI

47.915

SULTENG

10

SK.40/Menhut-
II/06

PT RIU MAMBA KARYA SENTOSA

34.610

SULTENG

11

418/Menhut-
II/2014

PT CITRA NIAGA NUSANTARA

46.065

MALUT

12

SK.410/Menhut-
II/04

PT NUSA NIWE INDAH

73.500

MALUT

13

24/1/IUPHHK-
HA/PMDN/2016

PT NUSA PALA NIRWANA

28.892

MALUT

14

SK.351/Menhut-
II/06

PT TUNAS PUSAKA MANDIRI

24.430

MALUT

15

396/Menhut-
II/2005

PT SUMBER MITRA JAYA

102.250

PAPUA

16

556/Menhut-
II/2006

PT SUMBER MITRA JAYA

52.160

PAPUA

17

04/Kpts-II/01

PT IRMASULINDO

70.348

PAPUA BARAT

18

SK 195/Kpts-
II/1997

PT RIMBA PENYANGGA UTAMA

6.150

ACEH

19

348/Menhut-
II/2006

PT RIMBA TIMUR SENTOSA

20.000

ACEH

20

349/Menhut-
II/2006

PT RIMBA WAWASAN PERMAI

16.120

ACEH

21

SK.95/Kps-
II/1997 jo

SK.319/Menhut-
II/2004 jo

SK.131/Menlhk-
II/2015 jo
SK.261/Menlhk/
Setjen/HPL.0/4/2019

PT ACEH NUSA INDRAPURI

51.205

ACEH

22

228/Menhut-
II/2007

KUD BINA JAYA LANGGAM

41.960

RIAU

23

69/Menhut-
II/2007

PT MERBAU PELALAWAN LESTARI

12.660

RIAU

24

SK.378/Menhut-
II/2008

PT SARI HIJAU MUTIARA

20.000

RIAU

25

No. SK.420/Menhut-
II/2014

PT LANTABURA MENTARI SEJAHTERA

16.120

RIAU

26

SK.639/Menhut-
II/2009

PT BANGKANESIA

51.205

BABEL

27

SK.428/Menhut-
II/2009

PT KOIN NESIA

41.960

NTB

28

740/Menhut-
II/2014

PT WONO INDOTANI NIAGA

12.660

NTB

29

SK 329/Kpts-II/1998

PT NITYASA IDOLA

113.196

KALBAR

30

273/Kpts-II/1998

PT RIMBA EQUATOR PERMAI

17.068

KALBAR

31

326/Kpts-II/1998

PT KUSUMA PUSPAWANA

9.614

KALBAR

32

SK.225/Menhut-
II/2011

PT POLA INTI RIMBA

9.550

KALTENG

33

SK 583/Kpts-II/1997

PT RIMBA ELOK

18.820

KALTENG

34

339/Kpts-II/1998

PT HUTAN KUSUMA

13.325

KALTIM

35

SK 362/Kpts-II/1997

PT TAMAN DAULAT WANANUSA

13.400

KALTIM

36

SK.697/Menhut-
II/2010

PT AMAL NUSANTARA

10.600

SULBAR

37

SK.754/Menhut-
II/2014

PT SINAR CERIA SEJATI

10.885

SULTRA

38

SK.312/Menhut-
II/2011

PT NNE PLANTATION

6.770

MALUT

TOTAL

 

1.328.807

 

Sumber: Sumber: Lampiran SK.01.MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022, Buku Basis Data Spasial Kehutanan Tahun 2014, 2016 dan 2020

Selain 192 izin kehutanan itu, dalam SK.01.MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022 itu juga terlampir daftar SK izin konsesi kawasan hutan yang dicabut selama periode September 2015 sampai dengan Juni 2021. Jumlahnya ada 42 SK, terletak di 15 provinsi, dengan total seluas 812.796,93 hektare. Terdiri dari 34 SK PBPH, 7 SK Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, dan 1 SK IUPSWA/Ekowisata.

Sehingga bisa dibilang, sejak September 2015 hingga 5 Januari 2022, terdapat total 234 SK izin konsesi kawasan hutan yang dicabut. Mencakup wilayah kawasan hutan seluas sekitar 3.939.235,93 hektare.

34 SK PBPH yang Dicabut Periode September 2015-Juni 2021

NO

NO SK

PERUSAHAN PEMEGANG IZIN

LUAS (HA)

PROVINSI

1

840/Kpts-VI/1999

PT HUTANI SOLA LESTARI

 45.990

RIAU

2

SK. 532/Menhut- II/2009

PT RANTE MARIO

 84.040

SULBAR

3

SK. 136/Menhut- II/2006

KOPERASI PUTRA DAYAK JAYA

 24.610

KALTENG

4

SK. 25/Menhut-
II/2006

PT SUMBER MAS TIMBER

 53.400

KALTIM

5

SK. 39/Menhut- II/2009

PT GLOBAL PARTNERS INDONESIA

 144.940

PAPUA

6

SK.132/Menhut- II/2006

PT FORTUNA CIPTA SEJAHTERA

 53.960

KALTENG

7

SK.133/Menhut- II/2006

PT LESTARI DAMAI INDAH TIMBER

 10.945

KALTENG

8

SK.802/Kpts-VI/99

PT BHARA INDUK

 47.687

RIAU

9

SK.300/Menhut- II/2008

PT PERMATA BORNEO ABADI

 34.000

KALTARA

10

SK. 217/Menhut-II/2007

PT LESTARI UNGGUL MAKMUR

10.390

RIAU

11

SK. 524/Menhut-II/2009

PT KHATULISTIWA LESTARI ABADI

8.900

KALTENG

12

SK. 179/Menhut-II/2007

PT BUMI MEKAR HIJAU

 25.580

KALBAR

13

SK. 5/1/C/PMDN/2016

PT KALANIS SUMBER REZEKI

4.710

KALTENG

14

SK.554/Menhut-II/2006

PT RIMBA ROKAN PERKASA

22.930

RIAU

15

SK. 673/Menhut-II/2009

PT TUNAS HUTAN PRATAMA

10.130

SUMSEL

16

SK 553/Menhut-II/2006

PT PRIMA BANGUN SUKSES

8.670

RIAU

17

205/Kpts-V/1992

PT LINGGA TEJAWANA

 13.600

KALBAR

18

SK.21/Menhut-
II/2007

PT NATIONAL TIMBER FOREST PRODUCT

9.300

RIAU

19

31/Kpts-II/1997

PT DYERA HUTAN LESTARI

8.000

JAMBI

20

226/Kpts-V/1992

PT INHUTANI III SANTILIK

4.400

KALTENG

21

SK.603/Menhut-II/2009

PT ALLINDO EMBRYO AGRO

6.925

LAMPUNG

22

495/Kpts-II/1992

PT GUNUNG RAYA UTAMA TIMBER INDUSTRIES

 7.300

ACEH

23

SK.247/Menhut-II/2013

PT INKUD AGRITAMA

5.907

SUMBAR

24

660/Kpts-II/1995

PT ARANGAN HUTANI LESTARI

9.400

JAMBI

25

251/Kpts-II/1998

PT RIMBA BERLIAN HIJAU

13.700

KALTENG

26

599/Kpts-II/1996

PT RIMBA SERAYA UTAMA

12.600

RIAU

27

SK.70/Menhut-
II/2007

PT BUKIT RAYA PELALAWAN

4.010

RIAU

28

SK.677/Menhut-II/2011

PT SENTOSA PRATAMA

32.960

MALUKU

29

SK.492/Menhut-II/2010

PT PUNDIWANA SEMESTA

6.480

KALTENG

30

SK.322/Menhut-II/2009

PT RIMBA ARGAMAS

10.100

KALTENG

31

SK.262/Kpts-
II/1998

PT RIMBA ROKAN LESTARI

14.875

RIAU

32

SK.75/Menhut-
II/2007

PT PERKASA BARU

13.170

RIAU

33

SK.110/Menhut-II/2014

PT BARA INDOCO

27.370

SULBAR

34

SK.931/Menhut-II/2013

PT BIO ENERGY INDOCO

9.640

SULBAR

TOTAL

 

800619

 

Sumber: Lampiran SK.01.MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022, Buku Basis Data Spasial Kehutanan Tahun 2014, 2016 dan 2020

Dalam SK.01.MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022 itu, Menteri LHK Siti Nurbaya juga mengumumkan daftar perizinan perusahaan konsesi kehutanan untuk dilakukan evaluasi. Jumlah perizinan/perusahaan yang masuk dalam daftar ini ada 106 SK izin dengan luas total 1.369.567,55 hektare berada di 10 provinsi. Mencakup 37 SK PBPH, 25 SK Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, 32 SK Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan--termasuk 5 SK Persetujuan Prinsip, dan 12 SK IUPSWA/Ekowisata.

37 SK PBPH yang Dievaluasi

NO

NO SK

PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN

LUAS (HA)

PROVINSI

1

423/Menhut-
II/06

PT BAKTI DWIPA KARIZA

11.010

KALBAR

2

SK. Bupati Sintang
No. 1002

PT BORNEO KARUNIA MANDIRI

12.000

KALBAR

3

SK.249/Menhut-
II/2008

PT KANDELIA ALAM

18.130

KALBAR

4

938/Kpts-VI/99

PT KARUNIA HUTAN LESTARI

40.550

KALBAR

5

SK.107/Menhut-
II/2006

PT TORAS BANUA SUKSES

24.920

KALBAR

6

SK.67/Menhut-
II/06

PT GREATY SUKSES ABADI

16.865

KALTIM

7

SK.434/Menhut-
II/2012

PT KIANI LESTARI

134.950

KALTIM

8

864/Kpts-VI/99

PT WANA BHAKTI PERSADA UTAMA

44.402

KALTIM

9

5/1/IUPHHK-
HA/PMDN/2017

PT INTRACA WOOD MANUFACTURING IND

11.585

KALTARA

10

208/Kpts-
II/1990

PT SARANA TRI RASA BHAKTI

35.090

KALTARA

11

368/Menhut-
II/09

PT TUNGGAL AGHATIS INDAH WOOD INDUSTRIES UNIT I

73.375

MALUT

12

SK.327/Kpts-
II/98

PT LIMBAH KAYU UTAMA

19.300

JAMBI

13

SK.70/Menhut-
II/2005

PT CIPTAMAS BUMI SUBUR

7.550

SUMSEL

14

SK.568/Menhut-
II/2011

PT SUMATERA ALAM ANUGERAH

5.560

SUMSEL

15

SK.780/Menhut-
II/2012

PT INDOSUKSES LESTARI MAKMUR

10.025

BABEL

16

SK.660/Menhut-
II/2009

PT USAHA TANI LESTARI (NTB)

22.820

NTB

17

SK.216/Menhut-
II/2013

PT USAHA TANI LESTARI (NTT)

41.515

NTT

18

SK.716/Menhut-
II/2014

PT DUTA ANDALAN SUKSES

31.080

KALBAR

19

SK.845/Menhut-
II/2014

PT DUTA BINTANG GEMILANG

17.145

KALBAR

20

SK.739/Menhut-
II/2014

PT GAMBARU SELARAS ALAM

20.445

KALBAR

21

SK.288/Menhut-
II/2011

PT GAPURA PERSADA KHATULISTIWA

8.250

KALBAR

22

SK. 555/MENHUT-
II/2009

PT MAHKOTA RIMBA UTAMA

74.480

KALBAR

23

SK. 315/Kpts-
II/1998

PT MERANTI LESTARI

16.500

KALBAR

24

SK. 459/MENHUT-
II/2009

PT PRIMA BUMI SENTOSA

70.080

KALBAR

25

SK.450/Menhut-
II/2011

PT SEGAH BANGUN PERSADA

17.300

KALBAR

26

SK.318/Kpts-
II/1998

PT LAHAN SUKSES

14.460

KALBAR

27

SK.747/Menhut-
II/2012

PT E-GREENDO

14.595

KALTENG

28

SK.253/Kpts-II/98 jo

SK.760/Menhut-
II/2013 jo
SK.573/Menlhk/
Setjen/HPL.0/10/2017

PT KODECO TIMBER

10.600

KALSEL

29

SK. 569/MENHUT-
II/2009

PT PRIMA MULTI BUANA

12.690

KALSEL

30

SK.484/MENHUT-
II/2014

PT WANA DIPA PERKASA

8.355

KALSEL

31

SK.445/Kpts-
II/1997

PT HUTAN SEMBADA

10.260

KALSEL

32

SK.505/Menhut-
II/2009

PT INHUTANI II UNIT SENAKIN

30.730

KALSEL

33

SK.61/Menhut-
II/2013

PT INHUTANI III RIAM KIWA

15.040

KALSEL

34

SK.358/Menhut-
II/2005

PT INHUTANI III UNIT PELAIHARI

27.500

KALSEL

35

SK. 300/MENHUT-
II/2007

PT RIMBA RAYA LESTARI

17.330

KALTIM

36

SK.146/Kpts-
II/96

PT BERKAT HUTAN PUSAKA

13.400

SULUT

37

SK.880/Menhut-
II/2014

PT WAHANA SAMUDRA SENTOSA

79.000

PAPUA

TOTAL

 

1.328.807

 

Sumber: Lampiran SK.01.MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2022, Buku Basis Data Spasial Kehutanan Tahun 2014, 2016 dan 2020

Lahan Diobral Lagi untuk Investor

Kepada CNBC TV, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PTKL) Ruandha Agung Sugardiman mengatakan, pencabutan izin yang dilakukan pemerintah merupakan bentuk penertiban. Lantaran banyak izin yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak dimanfaatkan sebagaimana izin yang sudah diberikan.

"Oleh karena itu, di dalam penertibannya, kita cabut dulu. Nanti kita berikan kepada investor yang betul-betul serius untuk menggarap lahan-lahan tersebut," kata Ruandha, Kamis (6/1/2022) lalu dikutip dari CNBC.

Menurut Ruandha, perusahaan yang telah dicabut izinnya masih tetap bisa mengajukan izin lagi untuk kawasan hutan yang sama. Asalkan lahan tersebut dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Sangat bisa. Seperti Pak Presiden sampaikan, investor yang bersangkutan mengandeng investor lain, atau sama sekali baru, tetapi dengan catatan yang lebih rinci lagi, bahwa akan dimanfaatkan lahan yang diberikan itu untuk kesejahteraan masyarakat."

Mekanismenya terkait pengajuan izin kembali, lanjut Ruandha, akan didalami lebih lanjut nantinya. Ruandha bilang perlu dilihat masing-masing kasus atau persoalan yang membuat izin itu dicabut. Karena satu perusahaan dengan perusahaan lain memiliki spesifikasi permasalahan yang berbeda.

Ruandha mengatakan, ada persyaratan yang panjang untuk mendapatkan izin usaha di kawasan hutan itu kembali. Di antaranya membutuhkan rekomendasi dari gubernur, adanya rincian mengenai jenis dan kegiatan usaha yang akan dijalankan, termasuk luasan yang dimohonkan.

"Detail proposal itu disampiakan ke kami, luasannya berapa. Nanti kami cek kondisi lapangannya seperti apa, apakah sesuai dengan izin yang dimohonkan. Nanti kami pelajari. Dari sana kami akan menerbitkan izin baru untuk yang dikembalikan ke pemerintah itu."

Terakhir Ruandha menyebut, agar izin itu tidak dicabut kembali, permohonan perizinan akan diperlancar dan persyaratannya akan disesuaikan dengan Undang-Undang Cipta Kerja. Itu agar investasi mudah masuk dan investasi itu akan meningkatkan produktivitas lahan.

Berbeda dengan pandangan pemerintah yang berniat untuk mengobral dan membuka peluang bagi perusahaan untuk mengajukan perizinan lagi atas lahan bekas izin yang dicabut. Ketua Yayasan Auriga Nusantara, Timer Manurung beranggapan, pemerintah seharusnya tak sembarangan mengumbar izin pascapencabutan. Paling tidak evaluasi menyeluruh dapat mengidentifikasi mana saja perusahaan yang bermasalah, baik terhadap masyarakat maupun lingkungan. Jika terjadi pelanggaran yang menyebabkan kerusakan lingkungan maka perusahaan itu harus bertanggung jawab.

"Mestinya perusahaan yang merusak lingkungan, melanggar wilayah hak, dan melakukan perampasan tanah hingga menyebabkan konflik, harus di blacklist. Jangan dikasih izin lagi," ucap dia.