Magawa, Tikus Pahlawan Pendeteksi Ranjau di Kamboja Tutup Usia

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Biodiversitas

Jumat, 14 Januari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Seekor tikus pendeteksi ranjau darat di Kamboja, bernama Magawa, penerima penghargaan bergengsi atas tugasnya menyelamatkan banyak nyawa manusia di Kamboja telah meninggal saat pensiun, demikian diumumkan badan amal tempat dia bekerja.

Magawa, seekor tikus berkantung raksasa Afrika, meninggal akhir pekan lalu, kata sebuah pengumuman di situs web APOPO, sebuah kelompok nirlaba yang bermarkas di Belgia. Organisasi tersebut melatih tikus dan anjing untuk mengendus ranjau darat dan tuberkulosis.

"Kami semua di APOPO merasa kehilangan Magawa dan kami berterima kasih atas pekerjaan luar biasa yang telah dia lakukan,” kata pengumuman itu. Magawa lahir pada November 2013 di Tanzania, di mana APOPO memiliki kantor pusat operasional dan pusat pelatihan dan pembiakan. Magawa dikirim ke Kamboja pada 2016 silam.

Kematian Magawa diumumkan sehari setelah tiga ahli pemindahan ranjau yang bekerja untuk kelompok lain terbunuh oleh ledakan yang tidak disengaja dari sebuah ranjau anti-tank di provinsi utara Kamboja, Preah Vihear. Hampir tiga dekade perang saudara yang berakhir pada 1998 membuat Kamboja dikotori dengan ranjau darat dan persenjataan lain yang tidak meledak yang mengancam terus membunuh dan melukai.

Tikus pendeteksi ranjau darat Kamboja, Magawa, difoto mengenakan Medali Emas PDSA, hewan yang setara dengan George Cross, di Siem Reap, Kamboja. Magawa meninggal pada awal Januari 2022, kata sebuah pengumuman di situs web APOPO./Foto: PDSA melalui AP

Kantor APOPO di Kamboja menyampaikan belasungkawa atas tiga orang tewas dan satu terluka dari kelompok Penghancur Ranjau Swadaya Kamboja. Menurut APOPO, Magawa mendeteksi lebih dari 100 ranjau darat dan bahan peledak lainnya selama lima tahun karirnya sebelum pensiun tahun lalu.

“Kontribusinya memungkinkan masyarakat di Kamboja untuk hidup, bekerja, dan bermain tanpa takut kehilangan nyawa atau anggota tubuh,” kata kelompok itu. Pada 2020 lalu, Magawa juga memenangkan medali emas dari People's Dispensary for Sick Animals yang berbasis di Inggris, yang dianggap sebagai penghargaan tertinggi untuk kegagahan yang dapat diterima hewan.

Tikus berkantung raksasa Afrika diyakini sangat cocok untuk pembersihan ranjau darat karena ukurannya yang kecil memungkinkan mereka berjalan melintasi ladang ranjau tanpa memicu bahan peledak.

Saat pensiun di provinsi barat laut Kamboja, Siem Reap, Magawa ditempatkan di kandangnya yang biasa, dan diberi makan makanan yang sama--kebanyakan buah dan sayuran segar--yang menopangnya selama karier aktifnya. Untuk menjaganya tetap langsing, ia dilepaskan selama 20-30 menit sehari ke kandang yang lebih besar dengan fasilitas seperti kotak pasir dan roda lari. Kematiannya pada usia 8 tahun bukanlah hal yang aneh bagi spesies tersebut.

AP News