Sungai di Tulungagung Diduga Tercemar Limbah Mikroplastik

Penulis : Raden Ariyo Wicaksono

Lingkungan

Rabu, 19 Januari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID - Sejumlah sungai yang mengalir di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, diduga kuat tercemar oleh limbah mikroplastik. Itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Lembaga nonprofit Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) terhadap kondisi dan tingkat pencemaran sungai-sungai di Tulungagung yang masuk kategori stadium berat, karena sarat dengan mikroplastik.

“Kandungan mikroplastik di 11 sungai di Tulungagung rata-rata sebesar 90 partikel/100 liter,” ungkap Manajer Advokasi dan Ligistasi Ecoton, Azis dalam siaran persnya, Senin (17/1/2022).

Penelitian itu dilakukan Ecoton pada 3 Januari 2022 dengan mengambil sejumlah sampel dari empat sungai besar yang ada dan melintas daerah itu. Sungai itu antara lain anak Sungai Brantas yang menuju pusat kota, sungai pertemuan dari aliran pembuangan pabrik rambak dan pabrik gula di Sungai Ngrowo, DAM Majan serta Sungai Brantas yang mengalir ke luar Tulungagung.

Kesimpulan bahwa sungai di Tulungagung tercemar berat diambil setelah semua sampel yang diambil kemudian dibawa ke laboratorium untuk diteliti.

Kondisi sungai di tengah pemukiman padat penduduk di Tulungagung./Foto: ANTARA/HO - Joko Purnomo.

“Kandungan mikroplastik di sungai di Tulungagung rata-rata sebesar 90 partikel/100 liter,” ujarnya.

Azis mengatakan, kandungan mikroplastik terbanyak ditemukan di sungai pertemuan aliran pembuangan limbah pabrik rambak dan pabrik gula. Kandungan mikroplastik di Tulungagung berjenis fiber, fragmen dan filamen.

Mikroplastik jenis fiber berasal dari pencuci baju dan limbah popok. Jenis fragmen berasal dari plastik keras dan jenis mikroplastik filamen berasal dari saset, kantong kresek, plastik bening dan sebagainya.

Kepada awak Antara, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Tulungagung, Suroso mengatakan, pencemaran mikroplastik timbul akibat perilaku masyarakat. Pencemaran ini timbul akibat limbah plastik yang tidak terurus dengan baik. Pihaknya telah melakukan penanganan limbah plastik, dengan melakukan pemilahan secara berjenjang.

“Masyarakat itu seharusnya melakukan pemilahan dari rumah,” katanya.

Antaranews