Langkah Uni Eropa Melabeli Nuklir dan Gas Sebagai Energi Hijau

Penulis : Aryo Bhawono

Energi

Jumat, 04 Februari 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Uni Eropa mengeluarkan rencana kontroversial, yakni  memperhitungkan pembangkit listrik tenaga nuklir dan gas sebagai energi hijau. Komisi Eropa sendiri memutuskan kedua jenis energi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai investasi berkelanjutan jika memenuhi target tertentu.

Namun langkah tersebut telah memecah Uni Eropa, dan ditentang keras oleh beberapa anggota. Kanselir Austria, Nehammer, menanggapi berita itu dengan menyebutkan bawha tenaga nuklir tidak hijau atau berkelanjutan.

"Saya tidak dapat memahami keputusan UE," kata Nehammer seperti dikutip dari BBC News.

Nehammer akan mendukung menteri lingkungannya, Leonore Gewessler, untuk melakukan tindakan hukum di Pengadilan Eropa jika rencana itu dilanjutkan.

Uap naik dari menara pendingin pembangkit listrik tenaga nuklir di Gundremmingen, Bavaria, Jerman, Jumat (31/12/2021). Jerman menutup tiga pabrik niklirnya, pada akhir tahun lalu./Foto: Stefan Puchner/dpa melalui AP).

Gewessler menganggap UE telah menyetujui program pencucian hijau untuk energi nuklir dan gas alam. Dan dia beranggapan bahwa keputusan itu salah. 

Luksemburg mengatakan akan bergabung dalam tindakan hukum atas keputusan itu .

Uni Eropa sendiri telah menetapkan targetnya mencapai netral iklim pada tahun 2050. Namun Komisi Eropa berpendapat untuk mencapai tujuan itu banyak investasi swasta diperlukan. Proposal itu sendiri dimaksudkan untuk memandu investor.

Spanyol turut merasa keberatan dengan gagasan yang diperdebatkan selama berbulan-bulan sebelum secara resmi diusulkan pada hari Rabu. Namun keberatan tersebut ditandingi negara-negara pengguna nuklir seperti Prancis. Energi nuklir melibatkan lebih sedikit emisi karbon tetapi memiliki masalah keamanan yang berbeda dan membutuhkan pembuangan limbah berbahaya.

Klasifikasikan gas alam sebagai energi berkelanjutan didukung beberapa negara yang masih mengandalkan batu bara untuk energi, seperti seperti Polandia. Mereka akan mendapat insentif untuk beralih ke pasokan yang relatif lebih bersih karbon.

Jerman, negara yang kuat dalam politik UE, sangat bergantung pada gas dalam campuran energinya sendiri. Meski begitu Menteri Lingkungannya Jerman, Steffi Lemke, telah mengkritik rencana tersebut.

Para pejabat Uni Eropa ingin menekankan perubahan itu bukanlah persyaratan bagi negara atau perusahaan manapun untuk berinvestasi dalam gas atau nuklir. Proposal ini bukan seperangkat aturan teknis yang disebut ‘Taksonomi UE’, yakni tentang apa yang diklasifikasikan sebagai investasi berkelanjutan. 

Proposal ini mengatur apa yang bisa dikatakan ramah lingkungan, sehingga investor yang sadar iklim dapat membuat keputusan yang tepat.

Daftar tersebut seharusnya mengakui proyek-proyek hijau yang memberikan kontribusi substansial untuk setidaknya salah satu tujuan lingkungan Uni Eropa. Di lain pihak tidak secara signifikan merugikan salah satu dari mereka.

Pejabat komisi menunjukkan batasan ketat pada apa yang memenuhi syarat. Misalnya, pembangkitan gas alam berada di bawah batas emisi CO2 yang ketat, dan persyaratan untuk beralih ke gas rendah karbon pada tahun 2035. Tenaga nuklir, sementara itu, harus berada di negara-negara dengan rencana dan pendanaan yang jelas untuk menangani limbah nuklir.

Para kritikus menuduh Uni Eropa melakukan pencucian hijau, tepatnya apa yang dikatakan sistem klasifikasinya seharusnya dihindari.

Hingga kini keputusan untuk melabeli kedua industri kontroversial itu sebagai investasi hijau belum final. Selain ancaman tindakan hukum dari Austria dan Luksemburg, Parlemen Eropa dan dewan kepala negara memiliki waktu empat bulan untuk mempertimbangkan saran dan keberatan itu.

Namun, perbedaan dukungan relatif tinggi. Untuk memblokir rencana yang diusulkan komisi, diperlukan mayoritas anggota parlemen atau setidaknya 20 dari 27 pemimpin nasional.

Partai-partai hijau di berbagai negara bergandengan dengan kelompok independen dan lainnya membentuk satu blok kekuatan utama di Parlemen Eropa. Mereka berkampanye dan menentang keras rencana tersebut.

Namun Komisaris Eropa, Mairead McGuinness, mengatakan semua pihak perlu menggunakan semua alat yang dimiliki  untuk mencapai target netral iklim. Menurutnya Investasi swasta adalah kunci dan proposal itu menetapkan kondisi yang ketat untuk membantu mobilisasi keuangan mendukung transisi ini

“Jauh dari sumber energi yang lebih berbahaya seperti batu bara,” kata dia.