Menutrisi Laut Dengan Kotoran Paus Buatan

Penulis : Aryo Bhawono

Ekosistem

Jumat, 11 Maret 2022

Editor : Sandy Indra Pratama

BETAHITA.ID -  Sekelompok ilmuwan internasional akan meluncurkan penelitian laut yang tak biasa dalam beberapa pekan. Mereka akan menebar permukaan Samudera Hindia dengan kotoran ikan paus buatan.

Tujuan dari eksperimen kotoran ini untuk menentukan apakah mungkin menghidupkan kembali ekosistem laut yang telah kekurangan nutrisi dan memulihkan populasi ikan yang semakin berkurang. Proyek ini juga diharapkan akan membantu dalam memerangi krisis iklim.

Dikutip dari Guardian, mantan Kepala Penasihat Ilmiah untuk pemerintah Inggris sekaligus salah satu pemimpin proyek, Sir David King, menyebutkan Paus memakan krustasea kecil yang disebut krill, biasanya sekitar 300 meter di bawah permukaan laut. Pada kedalaman itu, tekanan bagian belakang mereka sangat tinggi sehingga mereka tidak bisa buang air besar. Jadi mereka muncul ke permukaan – untuk mendapatkan udara tetapi juga untuk buang air. 

“Mereka kemudian membuat tempat tidur mengambang dari kotoran dan, saat sinar matahari jatuh di atasnya, fitoplankton tumbuh di sana dan ini menyediakan makanan untuk ikan,” ucap King yang kini mengepalai Pusat Perbaikan Iklim di Universitas Cambridge.

Sebuah foto menunjukkan paus kanan Atlantik Utara yang terancam punah terjerat tali pancing terlihat bersama anaknya yang baru lahir di perairan dekat Pulau Cumberland, Georgia, 2 Desember 2021 lalu./Foto: Departemen Sumber Daya Alam Georgia/Izin NOAA #20556 melalui AP.

Masalahnya populasi paus sekarang hanya 5 persen dari tingkat yang diperkirakan 400 tahun yang lalu. Perburuan paus telah memakan korban yang mengerikan pada mamalia laut terbesar di dunia itu. Akibatnya, lautan kekurangan nutrisi yang diekskresikan yang menyediakan makanan bagi ikan. 

"Kita perlu menemukan cara untuk memulihkan stok," imbuh King.

Proyek menebar permukaan Samudera Hindia dengan kotoran ikan paus buatan, yang disebut dengan regenerasi biomassa laut, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan nutrisi ini. 

Proyek ini didukung oleh sekelompok laboratorium kelautan besar, termasuk Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts dan Institute of Maritime Studies di Goa, India. Para ilmuwan akan meluncurkan eksperimen kunci untuk menentukan kelayakan proyek. 

Di Goa, India, terdapat ada produksi beras besar-besaran. Limbah utama pabrik ini adalah sekam padi. Sekam akan menjadi dasar percobaan kotoran paus buatan yang akan berlangsung di Laut Arab. 

“Sekam dipanggang dan kemudian dicampur dengan nutrisi, sekam akan mengapung di permukaan laut dan kami kemudian dapat mempelajari mereka untuk melihat apakah fitoplankton akan tumbuh di sana dan menggantikan apa yang dulu disediakan oleh paus,” jelas King.

Ia menekankan percobaan awal pada bulan depan akan dibatasi ukurannya dan hanya akan berlangsung beberapa minggu, meskipun ia juga menekankan potensi manfaatnya. 

“Terlepas dari fakta bahwa fitoplankton akan menyediakan makanan untuk ikan, ia juga akan menyerap karbon dioksida, jadi ada potensi keuntungan kedua yang mungkin diberikan proyek ini untuk planet ini,” jelas dia.